Konvoi ‘Road to Hope’ Tertahan di Perbatasan Libya-Mesir

2 November 2010, 12:51.

JAKARTA, Selasa (Sahabatalaqsha.com): Hari ini, Selasa 2 November, sepekan sudah konvoi bantuan kemanusiaan untuk Gaza yang diberi nama “Road to Hope” (Jalan Menuju Harapan) terkatung-katung di perbatasan antara Libya dan Mesir karena belum adanya izin untuk memasuki Mesir.

Laura Stuart, Muslimah Inggris yang ada di dalam Road to Hope mengabarkan kepada Sahabat Al-Aqsha semalam, konvoi beranggotakan 30 kendaraan dan sekitar 90 orang relawan itu masih berharap akan bisa mencapai Gaza dengan jalan darat memasuki Mesir dan pintu penyeberangan Al-Salum.

“Kalau tidak bisa juga, kami harus mencari cukup dana untuk menyewa sebuah kapal yang akan membawa 30 kendaraan penuh bantuan kemanusiaan itu dari Libya ke (pelabuhan Mesir) Al-Arish,” tutur Laura. Sejauh ini, menurutnya, Mesir hanya akan mengizinkan mereka masuk melalui Al-Arish.

Konvoi yang berangkat dari London tanggal 10 Oktober lalu itu sudah melewati perjalanan panjang, melewati negara-negara Afrika Utara, sampai ke Libya. Di semua negara yang mereka lewati, mereka mendapatkan sambutan hangat dari para warga dan pendukung perjuangan Palestina dan Gaza.

Konvoi ini tiba di perbatasan Libya-Mesir pada 26 November, 2010, dan masih terus bertahan di sana. Akan tetapi, menurut pimpinan konvoi Kieran Turner, para relawan semakin optimis bahwa pada akhirnya mereka akan berhasil melanjutkan perjalanan sampai ke tujuan mereka. Pihak pemerintah Mesir sudah meminta daftar peserta dan kendaraan serta semua barang bantuan yang dibawa konvoi.

“Meskipun demikian, kami siap menghadapi berbagai kondisi dan tantangan yang pastilah dihadapi saat kita berniat mengantarkan bantuan ke Gaza,” kata Turner. “Kalau kita berhasil maju dalam dua hari ini, maka ini akan menjadi konvoi yang paling mulus perjalannnya.”

Laura, yang juga relawan yang selamat dari serangan brutal tentara Zionis pada Freedom Flotilla Mei lalu, menyatakan, “Kami berkomitmen sepenuhnya pada konvoi ini dan berharap akan sampai ke Gaza membawa bantuan kami, meskipun kami harus menunggu beberapa waktu. Kami tidak akan pernah meninggalkan saudara-saudara kami di Gaza.”

Di konvoi ini terdapat 7 (tujuh) orang survivors kapal Mavi Marmara: Laura Stuart, Ken O’Keefe, Ibrahim Musaji, Ali Awasi, Babu Zanghar, Tauqhir Shareef dan Sakir Yildrim.

Untuk informasi terakhir perjalanan konvoi yang sejauh ini paling tidak gembar-gembor itu, media bisa menghubungi Kieran Turner dan Ken O’Keefe di Libya-Mesir: +21 891 802 0981 dan Eleanor Merton di London, +44 777 037 6701.

Ken O’Keefe adalah mantan marinir Amerika Serikat yang melepaskan kewarganegaraannya di tahun 2001 karena muak pada agresi negaranya terhadap Iraq, Palestina dan negara-negara lain.

Bulan lalu, pemerintah Mesir membuat rombongan Viva Palestina 5 dari Inggris juga terkatung-katung selama 18 hari di kota Latakia, Suriah, karena berbagai alasan. Konvoi kemanusiaan yang membawa 150 kendaraan itu akhirnya berhasil masuk Gaza pada 22 Oktober lalu. (SS/Sahabat Al-Aqsha)

Harapan: Konvoi 'Road to Hope' dari Inggris menuju Gaza berharap Mesir akan membukakan pintu bagi mereka memasuki negeri itu, dan kemudian menuju Gaza. Foto: Istimewa

Gerbang: Konvoi 'Road to Hope' untuk Gaza sudah delapan hari menanti di depan pintu gerbang perbatasan Libya-Mesir. Foto: Istimewa

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Serdadu Zionis Larang Muslim Masuk Masjid Nabi Ibrahim, Patahkan Tangan Guru Palestina
Tentara-tentara Zionis ‘Pemberani’ »