Tiga Mujahidin Paralayang Al-Qassam Menembus Permukiman Zionis, Mengalahkan Puluhan Serdadu, Lalu Kembali ke Gaza. Kok Bisa?

23 March 2025, 17:41.

(X @BelalNezar) – Sekitar pukul 07.00 pagi pada tanggal 7 Oktober 2023 di permukiman Netiv Ha’asarah, utara pagar pembatas Gaza dan wilayah Palestina terjajah, tiga Mujahidin paralayang bermesin dari Brigade Al-Qassam berhasil memasuki wilayah tersebut dan berhadapan dengan puluhan Zionis yang terdiri atas 25 pemukim haram bersenjata dari tim keamanan lokal, empat serdadu dari Brigade Golani, seorang koordinator keamanan permukiman haram dan wakilnya.

Koordinator keamanan yang berada di wilayah tersebut gagal memerintahkan para pemukim haram bersenjata untuk keluar dan bertempur, gagal memanggil gerombolan serdadu dari Brigade Golani yang bersiaga di rumah kaca, dan gagal mengejar dua Mujahidin. Serdadu Zionis mengakui bahwa hari itu berakhir dengan tewasnya 17 pemukim haram dan berhasilnya dua Mujahidin kembali ke Gaza.

Sumber: Google

Penyelidikan terhadap operasi di permukiman Netiv Ha’asarah telah diumumkan pada Senin (3 Maret 2025) dan disebut sebagai kegagalan yang “paling membuat frustasi” di antara seluruh investigasi 7 Oktober.

Dalam operasi ini, penjajah memiliki keunggulan penuh atas para Mujahidin yang masuk ke permukiman haram Zionis lewat udara. Mulai dari koordinator keamanan yang telah berada di permukiman tersebut, gerombolan serdadu dari Brigade Golani yang bersiaga sejak awal, dan tim keamanan lokal dalam jumlah besar, terlatih, dan dipersenjatai dengan senjata di dalam rumah-rumah.

Namun, tiga orang Mujahidin mampu mengeliminasi 17 pemukim haram, dan dua di antara ketiga Mujahidin berhasil kembali ke Gaza. Puncak kegagalan “Israel” ialah ketika tiga orang Mujahidin tersebut menghadapi puluhan gerombolan serdadu Zionis, di antaranya 37 serdadu dan seorang koordinator keamanan.

Asy-Syahid Ahmad Fauzi al-Wadiya, salah satu pahlawan dalam serangan udara di permukiman haram Zionis di Netiv Ha’asarah. (Sumber: X @BelalNezar)

Ketergantungan berlebih terhadap teknologi dan lemahnya keamanan

Investigasi ini mengungkapkan persamaan dengan hasil investigasi lainnya, seperti di pangkalan Nahal Oz: standar militer yang lemah, ketergantungan pada tembok penghalang dan teknologi, serta gerombolan serdadu yang tidak berani untuk maju dalam konfrontasi secara langsung, meskipun dalam hal jumlah dan persenjataan, mereka memiliki keunggulan penuh atas para Mujahidin.

Hasil investigasi juga menemukan bahwa koordinator keamanan–seorang gembong Zionis–memerintahkan 25 anggota tim keamanan lokal untuk tetap berada di dalam rumah dan tidak keluar ketika tiga Mujahidin memasuki permukiman pada pagi hari itu.

Gembong Zionis itu sendiri juga tidak meninggalkan rumahnya. Menurut investigasi, ia membenarkan hal ini dalam dua versi: salah perhitungan dan khawatir akan terjadi baku tembak dengan pasukan Mujahidin yang menurutnya akan datang.

Hal ini terlepas dari fakta bahwa para anggota tim keamanan lokal Netiv Ha’asarah dianggap sebagai salah satu yang paling terlatih di wilayah pagar pembatas Gaza, dan lebih dari itu: para pemukim haram tersebut menyimpan senjata mereka di brankas dalam rumah mereka, bukan di gudang senjata yang terkunci, seperti di Kibbutz Kfar Azza dan Nahal Oz.

Kronologi

Permukiman Netiv Ha’asarah beberapa saat setelah operasi 7 Oktober 2023 (Sumber: X @BelalNezar)

06.29 – Sekitar 1.000 roket ditembakkan dari Gaza ke wilayah Palestina terjajah—termasuk ke arah Netiv Ha’asarah. Tembakan roket tersebut sebagian besar ditujukan ke pos-pos militer Zionis. Pagi itu, banyak pemukim haram yang terbangun dan berlindung di bunker.

06.34 – Tiga Mujahidin masuk dengan tiga paralayang bermesin, dua di antaranya terlihat oleh seorang pemukim haram Zionis yang berusaha menembaki mereka, namun gagal lalu segera menginformasikan hal itu kepada koordinator keamanan permukiman haram.

Empat serdadu dari Brigade Golani yang ditempatkan di daerah tersebut mulai bergerak menuju rumah-rumah kaca di bagian selatan permukiman haram di Netiv Ha’asarah.

06.39 – Tiga paralayang Mujahidin Gaza berhasil mendarat di tiga area berbeda di permukiman haram tersebut.

06.42 – Tiga Mujahidin mulai mencoba untuk berkumpul dan salah satu dari mereka menghadapi Shlomi Molko, seorang pemukim haram bersenjata yang akhirnya terkena tembakan para Mujahidin.

06.45 – Koordinator keamanan permukiman haram yang mengetahui hal itu akhirnya mengirim pesan di grup WhatsApp, meminta para pemukim haram Zionis untuk menjulurkan senjata mereka ke luar jendela dengan tujuan mempertahankan keamanan rumah dan lingkungan sekitar mereka. Ia khawatir akan terjadi insiden “baku tembak” dengan serdadu Zionis jika para pemukim haram bersenjata tersebut meninggalkan rumah mereka.

Investigasi menemukan bahwa pesan ini menyebabkan sebagian besar para pemukim haram Zionis tetap tinggal di rumah mereka dan tidak terlibat dalam pertempuran.

Pada saat yang sama, delapan serdadu dari Batalion ke-77 Brigade Lapis Baja ke-7 tiba di permukiman haram tersebut. Dengan demikian, secara keseluruhan ada 37 personel bersenjata di Netiv Ha’asarah, termasuk 25 anggota tim keamanan lokal dari permukiman tersebut dengan senjata masing-masing.

06.48 – Melawan instruksi dari koordinator keamanan, Danny Vopik dan Oren Stern keluar untuk bertempur, dan mulai melakukan operasi pencarian dan penyisiran.

07.02 – Tim dari koordinator keamanan permukiman haram Zionis dan wakilnya mulai melakukan pencarian di permukiman haram tersebut.

07.07 – Salah satu anggota tim keamanan lokal bertemu dengan salah satu Mujahidin, yaitu Ahmad Fauzi al-Wadiya dan menembaknya hingga syahid.

08.15 – Dua Mujahidin lainnya terus merangsek masuk ke permukiman haram Zionis menjalankan operasi mereka yang sukses. Pada waktu yang sama, beberapa anggota tim keamanan lokal bergabung dengan serdadu Zionis hingga akhirnya bertemu dengan dua Mujahidin dan terjadi baku tembak antara kedua pihak yang mengakibatkan salah satu anggota tim keamanan permukiman haram tersebut tewas.

08.17 – Seorang gembong Zionis, timnya, dan tiga pemukim haram bersenjata mencoba mengepung sebuah rumah untuk menjebak kedua Mujahidin yang berada di dalamnya. Hanya saja, mereka tidak berhasil mengejar, melukai, atau pun membunuh kedua Mujahidin karena setelahnya, kedua Mujahidin berhasil melarikan diri ke arah Gaza. Pertama-tama, mereka bersembunyi di sebuah hutan dekat permukiman haram, sebelum akhirnya mereka berhasil kembali ke Gaza.

08.34 – Serdadu Zionis menemukan tanda-tanda yang jelas di pagar pembatas dekat Netiv Ha’asarah bahwa para Mujahidin telah kembali lagi ke Gaza.

09.20 – Petugas keamanan permukiman haram dan serdadu Zionis melakukan pencarian menyeluruh di lingkungan sekitar permukiman, mencari kemungkinan adanya Mujahidin yang masih berada di permukiman haram tersebut sekaligus mengevakuasi pemukim haram yang terluka.

11.30 – Gerombolan serdadu lainnya mencapai permukiman haram tersebut dan bergabung dengan gerombolan serdadu lain yang masih melakukan pencarian.

12.14 – Tujuh Mujahidin dari Gaza memasuki Netiv Ha’asarah melalui jalur darat. Meski serdadu tambahan telah tiba di permukiman, ketujuh pejuang tersebut berhasil masuk melalui gerbang utama yang tetap terbuka. Sebagian dari ketujuh Mujahidin tersebut memasuki rumah seorang pemukim haram bersenjata, hingga kemudian terjadi baku tembak dan melukai salah seorang Mujahidin. Empat Mujahidin ditangkap oleh serdadu Zionis dan tiga lainnya berhasil kembali ke Gaza.

Dua Mujahidin yang menerbangkan paralayang bermesin terlihat dari permukiman haram Zionis. (Sumber: X @BelalNezar)

Penerjunan para pejuang Al Qassam ke dalam permukiman haram Zionis

Paralayang para pejuang Al Qassam (Sumber: X @BelalNezar)

Investigasi ini menegaskan kegagalan besar serdadu penjajah dalam menghadapi para Mujahidin yang jumlahnya jauh lebih sedikit dan perlengkapannya lebih minim. Mengungkap lemahnya sistem keamanan “Israel” dan menunjukkan kemampuan para Mujahidin Gaza dalam melaksanakan operasi-operasi besar secara langsung dan sukses, meskipun penjajah memiliki keunggulan dalam berbagai hal.

Operasi ini menunjukkan keberanian dan tekad para Mujahidin, kemampuan mereka untuk melakukan misi yang kompleks dan menyebabkan kerugian besar pada musuh—bahkan dalam keadaan yang sangat sulit, serta mengungkap kelemahan dan ketakutan serdadu penjajah, meskipun mereka memiliki keunggulan dalam hal jumlah dan persenjataan.

Sumber:

Belal Nezar. How 3 Qassam paratroopers invaded Netiv Ha’asarah, defeated 37 Israeli soldiers, and then two of them returned to Gaza.

https://x.com/BelalNezar/status/1896988170992148824

Emanuel Fabian. 37 armed Israelis failed to stop 3 terrorists from murdering 17 in Netiv Ha’asara. Times of Israel.

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Hamas Desak Masyarakat Internasional Hentikan Kejahatan Perang ‘Israel’ di Tepi Barat
Jerman, Prancis, dan Inggris Serukan Perundingan Lanjutan Gencatan Senjata di Gaza »