Tiga Jumat Beruntun, Penjajah ‘Israel’ Batasi Ketat Akses ke Masjidil Aqsha pada Bulan Ramadan

24 March 2025, 14:20.

Seorang kakek Palestina yang sedang menuju Kompleks Masjidil Aqsha berdebat dengan serdadu penjajah saat melintasi pos pemeriksaan di Bayt Lahm, Tepi Barat, Palestina, 21 Maret 2025. Foto: AFP

PALESTINA (Daily Sabah) – Selama tiga hari Jumat berturut-turut selama bulan Ramadan, penjajah zionis ‘Israel’ tetap membatasi akses warga Palestina ke Baitul Maqdis untuk beribadah di Masjidil Aqsha, bahkan bagi mereka yang memiliki “izin”.

Serdadu ‘Israel’ di pos pemeriksaan Qalandiya, sebelah utara Baitul Maqdis, memeriksa kartu identitas pribadi dan “surat izin salat”.

Meskipun memiliki dokumen yang diperlukan, puluhan warga Palestina dilaporkan ditolak masuk.

Ibrahim Awad, dari al-Yamon di Tepi Barat bagian utara, mengatakan kepada Anadolu Agency (AA): “Saya sampai di pos pemeriksaan, dan setelah kartu identitas saya diperiksa, saya ditolak masuk tanpa penjelasan apa pun.”

“Setelah saya pergi, saya menerima pesan teks di ponsel saya yang menyatakan bahwa saya dilarang memasuki Baitul Maqdis karena ‘hasutan’ di media sosial,” kata Awad.

Dia membantah tuduhan tersebut, dan menegaskan bahwa dia hanya menyatakan simpati kepada para korban, dan menambahkan: “Penjajah membungkam suara-suara. Mereka bahkan tidak ingin kita bersimpati kepada para korban, dan mereka tidak ingin kita mencapai Baitul Maqdis.”

Ismail Abdullah, 67 tahun, mengungkapkan kegeramannya setelah ia ditolak masuk, meskipun telah memiliki “izin”.

“Saya belum pernah melihat situasi seperti ini. Ini adalah situasi yang mengerikan … Apa yang bisa kami katakan? Orang ‘Israel’ tidak menginginkan siapa pun di Palestina, tidak di Baitul Maqdis, tidak juga di tempat lain,” katanya.

Seorang pria lanjut usia lainnya, Sadiq Mohammed, dari kota Beit Ur al-Tahta di distrik Ramallah, mengatakan: “Di usia saya yang sudah senja, mereka masih menolak saya untuk masuk ke Baitul Maqdis dan beribadah di Al-Aqsha, dengan alasan bahwa saya tidak memiliki izin untuk beribadah.”

“Di usia saya yang sekarang ini, izin apa yang mereka harapkan dari saya untuk beribadah di Al-Aqsha?” tanyanya.

Pada tanggal 6 Maret, gembong zionis Benjamin Netanyahu menyetujui pembatasan yang lebih ketat terhadap akses jemaah Palestina ke Masjidil Aqsha pada hari Jumat selama bulan Ramadan.

Di bawah pembatasan baru ini, hanya pria berusia di atas 55 tahun, wanita berusia di atas 50 tahun, dan anak-anak di bawah 12 tahun yang akan diizinkan untuk memasuki Masjidil Aqsha.

Namun, akses masuk akan bergantung pada izin keamanan sebelumnya dan menjalani pemeriksaan keamanan menyeluruh di pos pemeriksaan yang telah ditentukan.

Keputusan ini bertepatan dengan serangan harian yang terus berlangsung oleh ratusan pemukim haram ‘Israel’ ke Masjid Al-Aqsha selama bulan suci, di samping meningkatnya pembatasan terhadap warga Palestina yang melakukan perjalanan dari Tepi Barat.

Sejak berlangsungnya agresi genosida di Gaza pada Oktober 2023, penjajah ‘Israel’ telah memberlakukan langkah-langkah ketat yang membatasi akses warga Palestina dari Tepi Barat ke wilayah timur Baitul Maqdis. 

Warga Palestina menganggap pembatasan ini sebagai bagian dari upaya ‘Israel’ yang lebih luas untuk me-Yahudi-kan Baitul Maqdis, termasuk Masjidil Aqsha, serta menghapus identitas Arab dan Islamnya. (Daily Sabah)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Jerman, Prancis, dan Inggris Serukan Perundingan Lanjutan Gencatan Senjata di Gaza
Pemukim Haram Cabut Pohon-Pohon di Nablus, Serang Para Gembala di Al-Khalil  »