Utusan Palestina di Sidang ICJ: Penjajah Zionis Sengaja Serang Pekerja Kemanusiaan
30 April 2025, 10:57.

Kondisi kendaraan rusak yang membawa karyawan asing setelah serangan ‘Israel’ di Deir al-Balah, Gaza, pada 2 April 2024. (Ali Jadallah/Anadolu Agency)
SWISS (AA | Al Jazeera) – Utusan Palestina untuk Mahkamah Internasional (ICJ) pada hari Senin (28-4-2025) menyatakan rezim negara palsu ‘Israel’ secara sengaja menargetkan kelompok-kelompok kemanusiaan dan melakukan upaya genosida terhadap warga Palestina di Gaza.
Ammar Hijazi, duta besar Palestina untuk organisasi internasional di Belanda itu, mengatakan serdadu penjajah ‘Israel’ telah membunuh lebih dari 408 pekerja PBB, termasuk hampir 300 staf badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA), serta puluhan paramedis dan tim tanggap darurat.
“Pembunuhan ini disengaja, bukan tidak disengaja,” tegasnya dalam sidang dengar pendapat publik tentang kewajiban ‘Israel’ di wilayah Palestina terjajah, mengacu pada serangan serdadu zionis yang menyergap dan membunuh pekerja kemanusiaan sebelum mengubur mereka di kuburan massal.
Ia mengatakan kepada ICJ bahwa blokade di Gaza sejak Oktober 2023 secara bertahap berubah menjadi “pengepungan total”, dan ia memperingatkan penduduk sipil Gaza sedang kelaparan serta kehilangan kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
“‘Israel’ membuat warga Palestina kelaparan, membunuh, dan menggusur, juga menargetkan dan memblokir organisasi kemanusiaan yang berusaha menyelamatkan hidup mereka,” tambahnya.
Ia mengatakan, pengepungan tersebut telah menciptakan kondisi yang tidak mampu menopang kehidupan atau keberadaan warga Palestina di Gaza. Ia lalu menyoroti kekurangan makanan, air, pasokan medis, dan tempat berlindung yang aman.
“‘Israel’ adalah penjajah yang melanggar hukum dan harus diadili atas genosida. Perdana Menterinya (Benjamin Netanyahu) dicari oleh ICC (Mahkamah Pidana Internasional),” ujar Hijazi, menyebut situasi tersebut sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk menghapus keberadaan Palestina.
Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Hukum, Elinor Hammarskjold, mengatakan kepada ICJ atas nama PBB bahwa ‘Israel’ harus mematuhi kewajibannya berdasarkan hukum internasional di wilayah Palestina terjajah untuk memungkinkan PBB memenuhi mandat kemanusiaannya.
Hammarskjold menekankan tidak ada bantuan kemanusiaan atau barang komersial yang diizinkan masuk ke Gaza sejak tanggal 2 Maret, yang mengakibatkan konsekuensi kemanusiaan yang menghancurkan di Jalur Gaza. Ia mencatat sedikitnya 295 personel PBB telah kehilangan nyawanya di Gaza sejak Oktober 2023.
Paul Reichler, yang mewakili Palestina di ICJ, memperingatkan jalan yang ditempuh saat ini adalah jalan buntu, sama sekali tidak dapat ditoleransi di mata hukum dan sejarah internasional. Ia memperingatkan akan risiko Tepi Barat terjajah berubah menjadi Gaza selanjutnya.
“Dalam keadaan seperti ini, tidak diragukan lagi bahwa ‘Israel’ telah melanggar kewajibannya berdasarkan hukum humaniter internasional, termasuk kewajiban berdasarkan Konvensi Jenewa Keempat dan hukum kebiasaan internasional,” tegasnya.
Ia menambahkan: “Orang-orang di Gaza dibiarkan mati kelaparan, dan kita semua menyaksikannya, atau justru terlibat di dalamnya. Namun, tragedi kemanusiaan ini adalah pilihan yang disengaja. Ini adalah konsekuensi dari keputusan politik. Ini dapat dihindari dan diubah.”
Sembari menyerukan tindakan internasional, ia menekankan negara palsu ‘Israel’ harus memastikan akses yang lengkap dan tanpa hambatan terhadap barang-barang kemanusiaan ke seluruh Gaza, seraya menambahkan, “Martabat manusia tidak dapat disandera oleh penjajahan.”
“Ketidakmanusiawian tindak-tanduk ‘Israel’ ini diperparah dengan tujuan yang melanggar hukum untuk selamanya menghapus hak rakyat Palestina dalam menentukan nasib sendiri,” tukasnya.
Pertahanan Sipil: Ambulans Kehabisan Bahan Bakar di Gaza Selatan
Pertahanan Sipil Palestina mengatakan ambulans di Gaza Selatan telah kehabisan bahan bakar. Delapan dari 12 kendaraan juga rusak di tengah blokade ‘Israel’ yang sedang berlangsung terhadap bantuan kemanusiaan.
Dalam sebuah pernyataan, lembaga itu memperingatkan dengan hanya empat kendaraan, respons terhadap warga akan terbatas. Hal itu akan mengancam nyawa ratusan ribu orang dan pengungsi di tempat penampungan.
“Penjajah ‘Israel’ bertanggung jawab atas penderitaan rakyat kami yang semakin parah di Jalur Gaza akibat agresi yang sedang berlangsung dan berlanjutnya blokade,” kata lembaga itu.
“Kami memperbarui seruan kami kepada Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dan organisasi-organisasi internasional untuk mengambil tindakan segera guna membuka pelintasan Gaza, mengizinkan masuknya bahan bakar, dan memasok peralatan bagi lembaga-lembaga yang bekerja di bidang kemanusiaan.
Kementerian Kesehatan di Jalur Gaza mengumumkan jumlah korban tewas akibat agresi genosida “Israel” di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 52.365 orang, sedangkan 117.905 lainnya terluka sejak 7 Oktober 2023.
Dalam laporan statistik hariannya, kementerian mengatakan pada hari Selasa (29-4-2025), rumah sakit Gaza menerima 51 jenazah, termasuk jenazah yang ditemukan dari bawah reruntuhan, selain 113 orang terluka dalam 24 jam terakhir.
Kementerian tersebut memerinci jumlah korban tewas sejak penjajah zionis melanjutkan genosida di Jalur Gaza pada 18 Maret telah meningkat menjadi 2.273 orang syahid, sedangkan 5.864 lainnya terluka.
Dengan demikian, jumlah total korban agresi genosida yang telah berlangsung selama hampir 19 bulan menjadi 170.270 orang syahid dan terluka. (AA | Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.