Penjajah Zionis Akhirnya Bebaskan Paramedis Gaza yang Selamat dari Pembantaian di Rafah
1 May 2025, 13:17.

Petugas medis Palestina berduka di samping jenazah rekan-rekannya yang gugur pada tanggal 23 Maret, ketika pasukan ‘Israel’ menembaki mereka yang sedang mengemudikan ambulans untuk menolong orang-orang yang terluka dalam serangan ‘Israel’ sebelumnya di Rafah (Foto: Arsip Hatem Khaled/Reuters)
GAZA (Al Jazeera) – Seorang paramedis Palestina yang selamat dari serangan mematikan ‘Israel’ terhadap sekelompok responden pertama di Gaza selatan bulan lalu telah dibebaskan dari tahanan penjajah ‘Israel’, menurut Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS).
Assaad al-Nassasra, pengemudi ambulans, termasuk di antara sedikitnya 10 tawanan Palestina yang dibebaskan di Jalur Gaza pada hari Selasa (29-4-2025), kata PRCS.
Badan tersebut membagikan rekaman di media sosial yang menunjukkan al-Nassasra yang tampak emosional, mengenakan jaket PRCS berwarna merah cerah, memeluk rekan-rekannya setelah 37 hari ditahan penjajah ‘Israel’.
Keberadaannya tidak diketahui setelah militer ‘Israel’ menembaki petugas tanggap darurat Palestina di daerah Rafah, Gaza selatan, pada tanggal 23 Maret.
Serangan brutal itu menewaskan 15 petugas kesehatan; yang menuai kemarahan luas dan seruan untuk penyelidikan independen.
“Dia ditangkap saat menjalankan tugas kemanusiaannya selama pembantaian tim medis di daerah Tel Al-Sultan di Provinsi Rafah,” jelas PRCS.
Badan tersebut melaporkan bulan lalu bahwa pasukan ‘Israel’ menembaki petugas medis, yang sedang mengendarai ambulans untuk membantu warga Palestina yang terluka di lokasi serangan ‘Israel’ sebelumnya.
PRCS mengatakan mereka kehilangan kontak dengan timnya dan pasukan ‘Israel’ memblokir akses ke lokasi kejadian.
Ketika pejabat PBB dan Palestina dapat mencapai daerah tersebut sepekan kemudian, mereka menemukan ambulans dan kuburan massal tempat jenazah petugas medis dan pekerja kemanusiaan dikuburkan.
Delapan pekerja PRCS syahid bersama dengan enam anggota tim Pertahanan Sipil Palestina dan satu karyawan PBB, terang PRCS.
“Pembantaian tim kami ini merupakan tragedi bukan hanya bagi kami di Bulan Sabit Merah Palestina, tetapi juga bagi kerja kemanusiaan dan kemanusiaan,” kata badan tersebut dalam pernyataan tanggal 30 Maret.
Sebuah video yang diambil dari telepon seluler salah satu petugas medis yang dibunuh menunjukkan saat-saat terakhir kejadian tersebut.
Mereka mengenakan seragam yang sangat reflektif dan berada di dalam kendaraan penyelamat yang dapat dikenali dengan jelas sebelum mereka tiba-tiba ditembak oleh pasukan penjajah ‘Israel’.
Satu di Antara Dua Orang yang Selamat
Al-Nassasra, 47 tahun, adalah satu di antara dua orang yang selamat dari serangan tersebut. Korban selamat lainnya, Munther Abed, mengatakan pada saat itu bahwa ia melihat al-Nassasra ditangkap, diikat, dan dibawa pergi.
Ayah enam anak itu terakhir kali berbicara dengan keluarganya pada malam serangan ‘Israel’ ketika ia menghilang.
Al-Nassasra memberi tahu mereka bahwa ia sedang dalam perjalanan ke markas PRCS untuk berbuka puasa Ramadan bersama rekan-rekannya, menurut putranya, Mohamed.
Ketika keluarganya mencoba meneleponnya sekitar fajar keesokan harinya, ia tidak menjawab. Keluarga mengetahui dari PRCS bahwa tidak seorang pun dapat menghubungi Al-Nassasra atau petugas darurat lainnya.
Al-Nassasra selalu memperingatkan keluarganya bahwa setiap kali ia pergi menjalankan misi, ia mungkin tidak akan kembali, ucap putranya.
Namun, keluarganya berusaha untuk tidak memikirkan hal itu karena al-Nassasra terus bekerja selama 18 bulan agresi genosida ‘Israel’ di Gaza.
Rekannya, Ibrahim Abu al-Kass, juga mengatakan bahwa al-Nassasra selalu membawa permen untuk ditawarkan kepada anak-anak guna mengajak mereka bermain di tempat yang aman, bukan di tengah jalan.
Negara palsu ‘Israel’ telah melakukan operasi penangkapan yang intensif selama agresi genosida ini.
Addameer: Sedikitnya 9.900 Warga Palestina Ditahan Penjajah ‘Israel’
Menurut jaringan pendukung tawanan Palestina, Addameer, sedikitnya 9.900 warga Palestina saat ini ditahan di penjara-penjara ‘Israel’, termasuk 400 anak-anak.
Lebih dari 3.400 orang ditahan tanpa dakwaan atau pengadilan (“penahanan administratif”), yang dapat diperpanjang untuk jangka waktu enam bulan tanpa batas waktu yang jelas.
Al-Nassasra dibebaskan melalui pos pemeriksaan Kissufim bersama dengan 10 tawanan lainnya sebelum mereka dikirim ke rumah sakit di Deir el-Balah, Gaza tengah, untuk pemeriksaan medis.
Melaporkan dari kota tersebut, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan para tawanan yang dibebaskan melaporkan telah disiksa dengan cara yang mengerikan dan berada dalam kondisi fisik dan psikologis yang buruk.
Serdadu ‘Israel’ secara rutin menargetkan responden pertama, pekerja kemanusiaan, dan jurnalis selama genosidanya ke Gaza.
Lebih dari 52.300 warga Palestina telah gugur sejak agresi dimulai pada 7 Oktober 2023. Sementara itu, sedikitnya 117.905 orang terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza. (Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.