761 Kelompok Kemanusiaan Desak Dunia Hentikan Krisis Kelaparan yang Disengaja di Gaza 

21 May 2025, 20:58.

Ahlu Syam Gaza, yang berjuang melawan rasa lapar akibat blokade ‘Israel’, mengantre untuk menerima makanan hangat yang didistribusikan oleh organisasi amal di Jabalia, Gaza, tanggal 17 Mei. (AFP/Bashar Taleb)

PALESTINA (Al Jazeera) – Sekira 761 kelompok kemanusiaan dan organisasi nonpemerintah di seluruh dunia telah menandatangani seruan guna mendesak dunia untuk menghentikan krisis kelaparan yang disengaja di Gaza. 

Yakni dengan cara menghentikan pengepungan penjajah ‘Israel’ di daerah kantong itu dan segera mengirimkan konvoi diplomatik kemanusiaan melalui penyeberangan Rafah. 

Seruan itu diluncurkan oleh kelompok masyarakat sipil Palestina pada Senin (12/5/2025) pekan lalu. Inisiatif ini memperoleh lebih dari 300 tanda tangan dalam sehari, termasuk dari kelompok-kelompok terkemuka seperti Human Rights Watch (HRW). 

“Kami mendesak negara-negara di dunia untuk bergabung dengan konvoi kemanusiaan dengan mengirimkan misi diplomatik resmi – di tingkat setinggi mungkin – untuk mendampingi truk-truk bantuan yang sudah menunggu di pelintasan Rafah, dan memasuki Gaza bersama mereka,” desak petisi itu. 

“Tindakan ini didasarkan pada kewajiban hukum negara-negara, keberanian moral, dan solidaritas manusia.” 

Sementara itu, Council on American-Islamic Relations (CAIR) telah mengecam rezim penjajah ‘Israel’ karena hanya mengizinkan sembilan truk bantuan masuk ke Gaza.

“Bantuan yang ibarat tetesan air ini tidak akan bisa meredakan ancaman kelaparan bagi dua juta pria, wanita, dan anak-anak Palestina yang terkepung di Gaza”, kata CAIR.

“Ini adalah aksi formalitas yang gila dan sama sekali tidak memadai oleh rezim genosida Netanyahu, yang bertekad untuk menduduki dan meratakan Gaza, lalu mengusir warga Palestina yang selamat,” tambah CAIR.

“Genosida – dan dukungan negara kita (AS) terhadap genosida itu – harus diakhiri.”

“Kami Melihat Rasa Lapar di Mata Mereka” 

Setelah berbulan-bulan tak berhenti memperingatkan dunia, para petugas kemanusiaan di Gaza meluapkan kemarahan dan kekhawatirannya atas blokade penjajah ‘Israel’ yang sudah berlangsung hampir tiga bulan.

AP berbicara dengan belasan petugas kemanusiaan di Gaza. Dari dapur umumnya di Khan Yunis, Gaza selatan, Nihad Abu Kush mengatakan lebih dari 2.000 orang datang setiap pagi.

Bukan hanya antrean, melainkan lautan orang yang sangat mengharap bisa mendapat jatah makanan untuk hari itu.

“Saya merasa sangat tidak berdaya karena jumlahnya bertambah setiap hari,” ucap Abu Kush, “saya melihat wajah mereka dan saya tidak dapat berbuat apa-apa.”

Ia mengatakan baru-baru ini menyerahkan jatahnya setelah ia bertatapan dengan seorang anak yang membawa panci kosong.

“Saya termasuk di antara 1.000 orang yang tidak mendapatkan jatah,” lanjut Abu Kush.

Mahmoud al-Saqqa, koordinator keamanan pangan Oxfam, mengatakan para orang tua Gaza mengatakan kepadanya bahwa anak-anak mereka sampai mengalami pusing karena kekurangan makanan. Mereka terpaksa mencari-cari sisa makanan di tempat sampah.

“Kami melihat rasa lapar di mata mereka,” jelasnya.

Seperti kebanyakan lembaga kemanusiaan lainnya, Oxfam telah mendistribusikan persediaan makanan terakhirnya beberapa minggu lalu. Tak ada lagi pasokan bahan pangan akibat blokade tak manusiawi penjajah ‘Israel’ yang berkepanjangan. (Al Jazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Penjajah Zionis Tangkap Kembali Warga Baitul Maqdis yang Dibebaskan saat Pertukaran Tawanan
Penjajah Zionis Terus Halangi Masuknya Bantuan, Pasokan Makanan dan Obat-obatan Tertahan di Yordania »