Pelintasan Ditutup 83 Hari Berturut-turut, Klaim Sepihak Penjajah Sepenuhnya Salah
23 May 2025, 17:22.

Foto: PIC
GAZA, (PIC) – Kelompok The Government Operations Room for Emergency Interventions in the Southern Governorates tegas membantah klaim penjajah zionis ‘Israel’ bahwa pelintasan telah dibuka kembali dan bantuan kemanusiaan telah memasuki Gaza.
Hal itu digambarkan sebagai hal yang sepenuhnya salah. Pernyataan tersebut menegaskan penyeberangan tetap ditutup selama 83 hari berturut-turut, di tengah meningkatnya tindakan genosida.
Rabu (21-5-2025), kelompok The Government Operations Room mengutuk penutupan pelintasan yang terus berlanjut.
Mereka mencatat semua truk bantuan masih telantar dan ditolak masuk ke Jalur Gaza; sangat kontras dengan klaim ‘Israel’ bahwa mereka telah mengizinkan bantuan kemanusiaan dan medis mengalir ke Jalur Gaza.
Mereka mengklarifikasi semua truk bantuan masih tertahan dan belum diizinkan masuk.
Ditambahkan pula bahwa penundaan tersebut tampak disengaja dan mungkin merupakan bagian dari rencana baru penjajah ‘Israel’ yang bertujuan untuk melemahkan lembaga-lembaga kemanusiaan PBB dan memiliterisasi pengiriman bantuan.
Lebih lanjut dikatakan bahwa beberapa perusahaan logistik telah mendekati organisasi-organisasi kemanusiaan.
Mereka menawarkan untuk mengirimkan bantuan ke Gaza dengan syarat harus diserahkan kepada pihak-pihak tertentu dengan biaya yang sangat tinggi, melebihi 130.000 shekel (sekitar $34,000) per truk.
The Government Operations Room menyerukan kepada masyarakat internasional dan lembaga-lembaga PBB untuk segera turun tangan untuk mencabut blokade di Gaza secara permanen.
Juga bertindak nyata untuk mengakhiri genosida terhadap warga sipil dan menyelamatkan nyawa warga Gaza–terutama anak-anak, wanita, lansia, dan orang sakit–yang setiap hari menghadapi kematian akibat runtuhnya layanan kesehatan dan menipisnya obat-obatan.
Mereka menekankan bantuan kemanusiaan harus benar-benar disampaikan kepada warga Gaza.
Mereka juga memperingatkan konsekuensi serius dari kebijakan kelaparan, kehausan, pembunuhan massal, dan pemindahan paksa yang terus berlanjut.
Hal itu telah mengakibatkan kematian ratusan orang setiap hari, termasuk seluruh keluarga yang terhapus dari catatan sipil, penyebaran penyakit, dan kekurangan gizi yang parah di segala usia. (PIC)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
