Penjajah Zionis Bunuh Puluhan Ahlu Syam Gaza, Termasuk 14 Petugas Kemanusiaan

21 June 2025, 12:53.

Warga Gaza yang terluka oleh tembakan ‘Israel’ menerima perawatan di Rumah Sakit Nasser Khan Yunis di Jalur Gaza selatan pada Selasa, 17 Juni 2025. (AFP)

GAZA (Al Jazeera | Palestine Chronicle) – Empat puluh tujuh Ahlu Syam Gaza meninggal akibat serangan serdadu penjajah ‘Israel’ di seluruh Jalur Gaza sejak fajar, Rabu (18/6/2025). Termasuk di antaranya 14 petugas kemanusiaan, lapor Al-Jazeera, mengutip sumber-sumber medis.

Menurut laporan dari saksi mata, serangan udara ‘Israel’ menargetkan rumah-rumah, perkumpulan warga sipil, dan tenda-tenda yang menampung para muhajirin di beberapa wilayah Gaza—termasuk utara, tengah, dan selatan—yang mengakibatkan banyak korban.

Rumah sakit di Gaza tengah, termasuk Al-Awda dan Syuhada Al-Aqsa, melaporkan 14 warga sipil meninggal dan lebih dari 100 orang terluka ketika serdadu ‘Israel’ menyerang warga yang sedang menunggu bantuan di dekat persimpangan Netzarim.

Di lingkungan Zaytoun di Kota Gaza, serangan udara di rumah keluarga Manasra menewaskan tiga orang, termasuk seorang anak, dan melukai beberapa orang lainnya.

Serangan penjajah zionis di sebuah rumah di kamp pengungsian Maghazi membantai 10 Ahlu Syam Gaza dan menyebabkan yang lainnya terluka.

Di kota selatan Khan Yunis, dua tenda yang menampung warga sipil yang mengungsi di daerah Al-Mawasi dibom, menewaskan delapan orang, termasuk anak-anak.

Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa rumah sakit telah menerima 144 korban syahid dan 560 korban luka-luka dalam rentang waktu 24 jam.

Bunuh Warga di Pusat Distribusi GHF

Penjajah ‘Israel’ telah membantai sedikitnya 70 Ahlu Syam Gaza dan melukai ratusan lainnya dengan memanfaatkan distribusi “bantuan” pada hari Selasa (17/6/2025), menembaki mereka dengan peluru tank, senapan mesin, dan drone.

Serangan itu menambah jumlah warga Gaza yang meninggal menjadi 89 orang dalam berbagai serangan di daerah kantong yang terkepung itu sejak fajar.

Serdadu penjajah ‘Israel’ menembaki kerumunan pencari bantuan pada Selasa pagi saat mereka berkumpul di sepanjang jalan utama bagian timur di Khan Yunis, Gaza selatan.

Ini hanyalah satu dari gelombang pembantaian berkelanjutan sejak Gaza Humanitarian Foundation (GHF) yang didukung ‘Israel’ dan Amerika Serikat memulai operasinya dalam mendistribusikan makanan di wilayah itu tiga minggu lalu.

Jumlah korban syahid diperkirakan akan meningkat karena banyak korban luka yang berada dalam kondisi kritis, menurut petugas medis di Rumah Sakit Nasser, tempat para korban dirawat.

Juru bicara Pertahanan Sipil Gaza, Mahmud Bassal menambahkan lebih dari 200 orang terluka, meskipun laporan mengenai jumlah korban bervariasi.

“Drone ‘Israel’ menembaki warga. Beberapa menit kemudian, tank-tank ‘Israel’ menembakkan beberapa peluru ke arah warga, yang mengakibatkan banyaknya korban tewas dan luka-luka,” kata Bassal, seraya mencatat bahwa kerumunan itu berkumpul dengan harapan bisa mendapatkan bantuan pangan.

Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan dari Kota Gaza bahwa tank-tank ‘Israel’, senapan mesin berat, dan serangan drone “menghujani” kerumunan Ahlu Syam Gaza itu, menurut para saksi mata.

Jumlah korban syahid lebih dari 70 orang, menjadikan hari itu sebagai hari paling mematikan di sekitar lokasi GHF sejauh ini. Sebelumnya, rekor suram itu terjadi pada hari Senin, ketika 38 orang syahid, sebagian besar di daerah Rafah di selatan Khan Yunis.

Laporan menunjukkan, lebih dari 300 Ahlu Syam Gaza meninggal dan lebih dari 2.000 orang terluka saat mencoba mendapatkan bantuan dari GHF sejak beroperasinya lembaga kontroversial itu di Gaza pada tanggal 26 Mei.

Kepala PBB Antonio Guterres telah meminta pertanggungjawaban setelah pembantaian terbaru di lokasi GHF.

Wakil juru bicaranya, dalam komentar yang disampaikan di markas besar PBB di New York, mengatakan, “Sekretaris Jenderal mengutuk hilangnya nyawa dan cedera warga sipil di Gaza, sekali lagi warga sipil ditembaki saat mencari makanan.”

“Ini tidak dapat diterima,” imbuh Farhan Haq. “Hingga kemarin, 338 orang telah syahid dan lebih dari 2.800 orang terluka saat mencoba mendapatkan makanan di dekat lokasi distribusi.”

‘Tercabik-cabik’

Para korban menggambarkan pemandangan yang mengerikan kala pembantaian itu terjadi.

“Puluhan warga sipil, termasuk anak-anak, gugur, dan tidak seorang pun dapat menolong atau menyelamatkan nyawa mereka,” kata seorang korban selamat, Saeed Abu Liba, 38 tahun.

Yousef Nofal, yang menyebut peristiwa itu sebagai “pembantaian”, mengatakan ia melihat banyak orang tergeletak tak bergerak dan bergelimang darah di tanah. Para serdadu penjajah zionis terus menembaki orang-orang saat mereka melarikan diri.

“Saya selamat karena keajaiban,” ucap Mohammed Abu Qeshfa, yang menyebutkan bahwa terjadi banyak tembakan, baik dari senjata api maupun tank.

Koresponden Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, melaporkan dari Deir el-Balah di Gaza tengah, mengutip sumber medis di Rumah Sakit Nasser yang mengatakan banyak korban tidak dapat diidentifikasi karena mereka telah tercabik-cabik dalam serangan itu.

Tank Penjajah ‘Israel’ Menembaki Warga Gaza

GHF mulai mendistribusikan sedikit bantuan pangan di Gaza pada akhir Mei setelah ‘Israel’ mencabut blokade total selama hampir tiga bulan terhadap pangan, obat-obatan, dan barang-barang penting lainnya, yang menyebabkan kekhawatiran akan kelaparan bagi penduduk sebanyak 2,3 juta jiwa.

Tidak ada bantuan lain yang diizinkan masuk oleh ‘Israel’, yang pada dasarnya tetap mempertahankan blokade yang menyiksa itu; bahkan memonopoli dan menggunakan bantuan pangan sebagai senjata mereka dalam genosida ini.

PBB dan kelompok-kelompok kemanusiaan utama telah menolak untuk bekerja sama dengan GHF karena khawatir GHF memprioritaskan tujuan negara palsu ‘Israel’ dibandingkan kebutuhan kemanusiaan.

Ditambah, GHF dengan sengaja mengabaikan organisasi-organisasi yang telah berpengalaman selama puluhan tahun dalam menyediakan pangan dan obat-obatan di ratusan lokasi untuk seluruh penduduk Gaza.

Setelah pembantaian sebelumnya, yang telah terjadi hampir setiap hari sejak “pusat-pusat bantuan” GHF dibuka, penjajah ‘Israel’ mengklaim serdadunya hanya melepaskan tembakan peringatan kepada siapa yang disebutnya sebagai “tersangka” yang mendekati posisi mereka, tanpa menyebutkan apakah tembakan itu mengenai siapa pun.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Selasa (17/6/2025) meminta agar bahan bakar diizinkan masuk ke Gaza untuk menjaga agar beberapa rumah sakitnya tetap beroperasi. 

“Selama lebih dari 100 hari, tidak ada bahan bakar yang masuk ke Gaza dan upaya untuk pengambilan stok dari zona evakuasi telah ditolak,” ucap Rik Peeperkorn, perwakilan WHO di wilayah Palestina. 

Peeperkorn mengatakan hanya 17 dari 36 rumah sakit di Gaza yang saat ini berfungsi, itu pun tak dapat beroperasi secara penuh. Mereka memiliki total sekitar 1.500 tempat tidur—sekira 45 persen lebih sedikit dibanding sebelum agresi genosida ‘Israel’ di Gaza dimulai. (Al Jazeera | Palestine Chronicle)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« MSF Desak Uni Eropa Segera Bertindak Tegas dan Nyata terhadap ‘Israel’ Pelaku Genosida di Gaza
Ahlu Syam Gaza Terus Menjadi Sasaran Tembak Penjajah, termasuk Saat Berikhtiar Mencari Bantuan »