Alhamdulillah, Kawan-kawan Kita Selamat di Yunani!
13 November 2010, 06:02.
JAKARTA, Sabtu (Sahabatalaqsha.com): Sepuluh relawan kemanusiaan untuk Gaza yang disandera oleh kapten kapal Yunani sejak Kamis sore kini dalam keadaan aman dan tidak cedera di pelabuhan Piraeus, Athena.
Kapal Strofades IV yang menculik dan menyandera mereka sejak dari pelabuhan Derma, Libya, tiba di Piraeus, Jumat 12 November pukul 15:45 waktu setempat, demikian dilaporkan berbagai media massa Yunani dan BBC.
Kesepuluh orang relawan itu adalah bagian dari konvoi ‘ Road to Hope’ yang berangkat dari London pada 10 Oktober lalu, menembus Afrika Utara, dan kemudian terkatung-katung selama dua pekan di desa Tobruk, Libya, karena tidak diizinkan Mesir untuk melintas masuk menuju Gaza. Karena itulah kemudian konvoi memutuskan menyewa kapal untuk menembus hingga Gaza.
Kieran Turner, salah seorang relawan yang sempat disandera itu, memberitahu Ellie Merton – liaison officer ‘Road to Hope’ di London – bahwa otorita Yunani “sangat baik, simpatik dan berbicara bahasa Inggris dan mengurus kami para relawan.”
Si kapten kapal – yang sampai sekarang belum diketahui namanya – dan wakilnya tidak nampak di kapal, tetapi pasukan komando Angkatan Laut Yunani tetap berada di atas kapal, sebagaimana juga perwakilan Kementerian Luar Negeri Inggris untuk membantu para relawan turun.
Pasukan komando Angkatan Laut Yunani berhasil mengepung dan menaiki Strofades IV beberapa saat sebelum memasuki pelabuhan Piraeus.
Salah satu sandera, Tauqir Sharif dari London, mengatakan, kapten kapal menuduh mereka ‘teroris.’ “Ada enam orang Muslim di antara kami, dan berjenggot pula. Kondisi yang tidak menguntungkan bagi kami,” kata Sharif.
Sharif, survivor kapal Mavi Marmara yang diserang tentara bajak laut Zionis pada 31 Mei lalu, melaporkan lewat situs Facebook-nya bahwa pasukan komando Yunani justru menggeledah para relawan.
Merton menambahkan “Para relawan itu awalnya benar-benar shocked, sesudah 30 jam berlayar (dalam keadaan tersandera) lalu militer Yunani datang dan justru memperlakukan mereka sebagai orang-orang yang patut dicurigai.”
“Tetapi militer Yunani kemudian membantu kapal itu untuk masuk ke pelabuhan yang sibuk itu. Kami percaya kepada pihak berwenang Yunani.”
Merton mengatakan, insiden penculikan bermula dengan marahnya si kapten kapal karena urusan pembayaran sewa kapal, meski pihak konvoi sudah membayar tunai kepada pihak shipping agent.
Kapten kapal itu khawatir pihak shipping agent tidak akan membayar 56.000 poundsterling (US$ 90.000) untuk pelayaran ke Gaza.
Melalui SMS yang dikirim kepada Merton kemarin, para relawan yang disandera itu menceritakan bahwa saat mereka dilarikan ke Yunani mereka diperintahkan untuk tetap berada di sebuah kabin kecil, hampir tanpa makan dan minum. Diketahui pula bahwa kru kapal itu bersenjata.
Ada 90 orang relawan yang ikut dalam Konvoi ‘Road to Hope’ yang masih tertahan di Libya sampai sekarang, setelah kapal yang seharusnya membawa mereka ke Gaza itu malah kabur dengan menyandera sebagian dari rekan-rekan mereka. (EZ/ Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
