Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Ungkap Puluhan Perusahaan Ambil Untung dari Genosida Zionis
2 July 2025, 22:25.

Al Jazeera
GAZA (Al Jazeera) – Pelapor khusus PBB tentang situasi HAM di wilayah Palestina terjajah telah merilis laporan baru yang memetakan perusahaan-perusahaan besar yang membantu ‘Israel’ dalam agresi genosidanya maupun mengusir paksa warga Palestina, yang melanggar hukum internasional.
Laporan terbaru Francesca Albanese, yang dijadwalkan akan dipresentasikan pada konferensi pers di Jenewa pada hari Kamis (3/7/2025), menyebutkan 48 perusahaan, termasuk raksasa teknologi Amerika Serikat, seperti Microsoft, Alphabet Inc.—perusahaan induk Google—dan Amazon.
Basis data yang berisi lebih dari 1.000 entitas perusahaan juga disusun sebagai bagian dari investigasi.
“Penjajahan (‘Israel’) yang berlangsung selamanya telah menjadi tempat pengujian yang ideal bagi produsen senjata dan Big Tech—yang menyediakan pasokan dan permintaan yang signifikan, minim pengawasan, dan tanpa dibayangi akuntabilitas. Sementara itu, investor dan lembaga swasta maupun publik dapat meraup untung dengan bebas,” tulis laporan itu.
“Perusahaan-perusahaan ini tidak lagi hanya terlibat dalam penjajahan—mereka mungkin tertanam dalam ekonomi genosida,” katanya, mengacu pada serangan ‘Israel’ yang sedang berlangsung di Jalur Gaza.
Dalam pendapat ahli tahun lalu, Albanese menegaskan jelas masuk akal untuk meyakini bahwa ‘Israel’ telah melakukan genosida di daerah kantong Palestina yang terkepung itu.
Laporan tersebut juga menjelaskan bahwa temuannya menggambarkan “mengapa genosida ‘Israel’ terus berlanjut.”
“Karena menguntungkan bagi banyak orang,” jawabnya.
Sebagai contoh, pengadaan jet tempur F-35 oleh ‘Israel’ merupakan bagian dari program pengadaan senjata terbesar di dunia, yang mengandalkan sedikitnya 1.600 perusahaan dari delapan negara.
Program ini dipimpin oleh Lockheed Martin yang berbasis di AS, tetapi komponen F-35 dibuat secara global.
Pabrikan Italia Leonardo S.p.A terdaftar sebagai kontributor utama di sektor militer, sedangkan FANUC Corporation Jepang menyediakan mesin robotik untuk lini produksi senjata.
Sementara itu, sektor teknologi telah memungkinkan pengumpulan, penyimpanan, dan penggunaan data biometrik dalam mendukung rezim diskriminatif ‘Israel’, kata laporan tersebut.
Microsoft, Alphabet, dan Amazon memberi ‘Israel’ “akses yang masif terhadap teknologi cloud dan AI mereka, yang meningkatkan kapasitas pemrosesan data dan pengawasannya terhadap warga Palestina.
Perusahaan teknologi AS, IBM, juga bertanggung jawab untuk melatih personel militer dan intelijen, serta mengelola basis data pusat Population, Immigration and Borders Authority (PIBA) ‘Israel’ yang menyimpan data biometrik warga Palestina, ungkap laporan itu. (Al Jazeera)

Al Jazeera
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
