27 Negara Serukan Buka Akses Penuh Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
13 August 2025, 23:10.

Foto: PIC
GAZA (PIC | Al Jazeera) – Menteri luar negeri dari sekira 27 negara menyatakan bahwa krisis kemanusiaan di Jalur Gaza telah mencapai tingkat yang tak terbayangkan.
Mereka mendesak rezim negara palsu ‘Israel’ untuk mengizinkan semua truk bantuan memasuki wilayah yang terkepung tersebut.
Hal ini tertuang dalam pernyataan bersama yang ditandatangani oleh 27 negara, termasuk Inggris, Australia, Kanada, Prancis, Jepang, dan Uni Eropa, kecuali Jerman.
Mereka mendesak rezim negara palsu ‘Israel’ untuk mengizinkan masuknya semua pengiriman bantuan internasional dan tidak menghalangi pekerjaan para aktor kunci di sektor bantuan.
Sejak dimulainya agresi genosida terhadap Gaza pada 7 Oktober 2023, negara-negara Uni Eropa telah terpecah dalam pendirian mereka.
Negara seperti Jerman telah berulang kali menegaskan soal hak ‘Israel’ untuk membela diri. Namun, Berlin mengisyaratkan penangguhan ekspor senjata yang dapat digunakan oleh ‘Israel’ dalam agresinya.
PBB menyatakan bahwa Gaza membutuhkan ratusan truk bantuan setiap hari untuk mengakhiri pelaparan akibat blokade ‘Israel’ dan operasi militer yang sudah berlangsung selama 22 bulan.
Sementara itu, WHO telah berulang kali menyerukan pembukaan kembali pelintasan Gaza dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
WHO menekankan bahwa penyelamatan nyawa warga sipil di Gaza membutuhkan tindakan internasional yang mendesak.
Meskipun dalam beberapa pekan terakhir ‘Israel’ telah “mengizinkan” puluhan truk bantuan masuk setiap hari – yakni setelah kritik internasional yang sangat keras – namun penjajah juga memfasilitasi dan memberi perlindungan bagi aksi penjarahan bantuan.
Perlu Tindakan Nyata
Xavier Abu Eid, mantan penasihat Palestine Liberation Organization (PLO), mengatakan bahwa negara-negara Barat yang menandatangani pernyataan bersama guna menyerukan diakhirinya “pelaparan” di Gaza perlu menindaklanjuti pernyataan tersebut dengan tindakan nyata, termasuk mencegah para dedengkot ‘Israel’ untuk melewati wilayah udara mereka.
“Mari kita ingat bahwa Benjamin Netanyahu, adalah orang yang dicari oleh ICC atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujarnya.
Ia mengatakan, beberapa penanda tangan pernyataan bersama hari Selasa (12/8/2025), termasuk Prancis dan Yunani, telah mengizinkan Netanyahu untuk melakukan perjalanan melalui wilayah udara mereka selama kunjungannya ke Amerika Serikat.
“Apakah mereka akan mengambil tindakan yang sama sekarang karena Netanyahu kemungkinan besar akan pergi ke PBB bulan depan? Itu pertanyaan yang seharusnya mereka ajukan,” ujarnya.
Ia mengatakan, negara penanda tangan lain juga harus mendukung kecaman mereka terhadap ‘Israel’ dengan tindakan, yaitu dengan mencegah senjata ‘Israel’ melewati pelabuhan mereka.
“Sangat penting untuk diingat bahwa ketika suatu negara mengeluarkan pernyataan seperti itu, artinya mereka memiliki semua informasi untuk mengetahui apa yang terjadi di lapangan,” desaknya, “yang kita bicarakan di sini adalah genosida.” (PIC | Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
