Lebih dari 1.300 Seniman Berikrar Boikot Zionis ‘Israel’

13 September 2025, 13:54.

Warga Palestina, termasuk anak-anak, berkumpul selama pembagian makanan di pusat kota Gaza pada 10 September 2025. [Moiz Salhi – Anadolu Agency]

AMERIKA SERIKAT (Al Jazeera) – Lebih dari 1.300 seniman, termasuk beberapa selebritas Hollywood, telah bersumpah untuk tidak bekerja sama dengan institusi film ‘Israel’ yang terlibat dalam kejahatan kemanusiaan terhadap warga Palestina, khususnya genosida ‘Israel’ di Gaza.

Dalam ikrar yang dinyatakan pada hari Senin (8/9/2025) itu, para seniman—yang meliputi Olivia Colman, Ayo Edebiri, Mark Ruffalo, Riz Ahmed, Tilda Swinton, dan Javier Bardem—mengecam kengerian yang tak henti-hentinya di Gaza, ‘Israel’ telah membunuh lebih dari 64.000 warga Gaza dan meratakan sebagian besar wilayah tersebut. 

“Terinspirasi oleh Filmmakers United Against Apartheid yang menolak menayangkan film mereka di Afrika Selatan di bawah apartheid, kami berjanji untuk tidak menayangkan film, tampil di, maupun bekerja sama dengan lembaga film ‘Israel’—termasuk festival, bioskop, siaran, dan rumah produksi—yang terlibat dalam genosida dan apartheid terhadap rakyat Palestina,” demikian bunyi sumpah tersebut. 

Ikrar tersebut mengutip putusan Mahkamah Internasional (ICJ) yang menyimpulkan penjajahan ‘Israel’ atas wilayah Palestina merupakan tindakan ilegal dan genosida harus dihentikan. 

Selama 23 bulan agresi Gaza, para akademisi terkemuka, kelompok hak asasi manusia, dan pakar PBB dengan tegas menyatakan bahwa negara palsu ‘Israel’ telah melakukan genosida terhadap warga Palestina. 

Para pembela hak-hak Palestina telah lama menyerukan agar para selebritas menggunakan jangkauan dan status mereka untuk meningkatkan kesadaran dunia akan penderitaan rakyat Palestina.

Pembuat film nominasi Oscar, Mike Lerner, salah satu penanda tangan ikrar tersebut, mengatakan bahwa sumpah itu merupakan alat tanpa kekerasan guna melemahkan impunitas yang dinikmati ‘Israel’ atas kebengisannya terhadap rakyat Palestina.

“Merupakan tanggung jawab setiap seniman yang berpikiran independen untuk menggunakan kemampuan berekspresi apa pun yang mereka miliki guna mendukung perlawanan global untuk mengatasi kengerian ini,” ucap Lerner.

Enam Bulan Tanpa Bantuan

Badan PBB untuk Bantuan bagi Pengungsi Palestina (UNRWA) mengonfirmasikan pada Rabu (10/9/2025) bahwa mereka tetap berada di Jalur Gaza. Tim medis UNRWA terus memberikan konsultasi kesehatan bagi warga sipil. 

Dalam posting di platform X, badan PBB tersebut mengatakan: “Tempat penampungan kami terus menampung lebih dari 100.000 orang. Orang-orang kelelahan dan sangat lapar karena UNRWA tidak diizinkan membawa pasokan bantuan selama lebih dari enam bulan.”

UNRWA menekankan bahwa gencatan senjata telah menjadi kebutuhan mendesak, dan menegaskan komitmennya untuk terus memberikan layanan, meskipun menghadapi tantangan kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Sejak 7 Oktober 2023, penjajah ‘Israel’—didukung oleh Amerika Serikat dan sekutunya—telah melakukan agresi genosida di Gaza.

Yakni meliputi pembunuhan, kelaparan, penghancuran, pengungsian, dan penahanan, sambil mengabaikan seruan dan perintah internasional dari Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menghentikan aksi tersebut.

Menurut otoritas kesehatan lokal, serangan tersebut telah menewaskan dan melukai sekira 228.000 warga Palestina, sebagian besar anak-anak dan perempuan.

Lebih dari 11.000 orang masih hilang, ditambah ratusan ribu pengungsi, serta kelaparan yang telah merenggut banyak nyawa, sebagian besar anak-anak. (Al Jazeera | Middle East Monitor)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Hamas: Agresi ‘Israel’ terhadap Yaman Merupakan Perpanjangan Eskalasi Regional
Penjajah Gunakan Drone dan Robot Peledak Serang Warga Sipil  »