Kesepakatan Gencatan Senjata Tercapai, Warga di Wilayah Selatan Gaza Bersiap Kembali ke Utara
11 October 2025, 13:26.
GAZA (Al Jazeera) – Keluarga-keluarga Ahlu Syam Gaza mulai kembali ke Kota Gaza, meski penjajah ‘Israel’ terus melancarkan serangan mematikan; setelah fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata yang seharusnya membuka jalan bagi penghentian agresi.
Saat keluarga-keluarga Gaza yang mengungsi di wilayah selatan bergerak ke arah utara pada hari Jumat (10/10/2025), helikopter penjajah zionis melancarkan serangan mematikan ke sebuah lokasi di sebelah timur Kota Gaza.
Sementara itu, jet-jet tempur mereka juga menggempur wilayah Khan Yunis di selatan, menurut laporan Al Jazeera Arabic.
Sumber dari Rumah Sakit al-Ahli di Kota Gaza mengonfirmasikan bahwa tujuh jenazah warga Gaza telah ditemukan dari berbagai lokasi di sekitar Kota Gaza sejak Jumat pagi.
Belum ada laporan awal mengenai korban di Khan Yunis, meski wilayah itu juga digempur oleh tembakan artileri dan serangan tank berat di bagian utaranya, masih menurut Al Jazeera Arabic.
Serangan-serangan ini merupakan yang pertama dilaporkan sejak negara palsu ‘Israel’ menyepakati fase pertama kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas pada Kamis (9/10/2025) malam.
Serangan berlangsung di saat tim Al Jazeera di lapangan melaporkan bahwa pasukan penjajah mulai menarik diri ke belakang garis yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata.
“Hal yang kontroversial adalah tingginya aktivitas drone, jet tempur, bahkan kapal perang ‘Israel’ sejak dini hari,” ujar jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, dari al-Nuseirat.
Abu Azzoum menambahkan bahwa keluarga-keluarga yang mengungsi di selatan mulai bergerak ke utara.
Namun, mereka masih menunggu untuk memasuki area di Koridor Netzarim—wilayah yang sebelumnya dijadikan basis operasi militer oleh penjajah zionis.
“Mereka sedang menunggu hingga tank terakhir penjajah keluar dari wilayah itu untuk bisa kembali ke daerah asal mereka,” jelasnya.
Pertahanan Sipil Gaza memperingatkan warga agar tidak mendekati area perbatasan Kota Gaza sampai ada pengumuman resmi mengenai penarikan penuh pasukan penjajah.
Meski fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata telah disepakati oleh negara palsu ‘Israel’, yang mencakup pertukaran tawanan serta penarikan sebagian pasukan dari Gaza, perincian bagaimana hal itu akan diterapkan untuk mencapai perdamaian permanen masih belum jelas.
Khalil al-Hayya, kepala tim negosiasi Hamas, menyatakan bahwa mereka telah menerima jaminan dari Amerika Serikat dan para mediator bahwa kesepakatan fase pertama ini berarti agresi penjajah zionis di Gaza telah berakhir sepenuhnya.
Ratifikasi kesepakatan damai oleh pemerintah penjajah yang dikonfirmasi pada Jumat dini hari membuka jalan bagi penghentian serangan mereka di Gaza dalam waktu 24 jam, sementara Hamas diberi tenggat 72 jam untuk membebaskan para tawanan ‘Israel’.
Quds News Network melaporkan bahwa warga Gaza yang sebelumnya keluar melalui Mesir juga akan diizinkan pulang ke rumah-rumah mereka melalui perbatasan Rafah—untuk pertama kalinya sejak 7 Oktober 2023. Begitu pun sebaliknya, warga Gaza akan dibolehkan untuk keluar menuju Mesir.
Sekira 600 truk bantuan akan diizinkan masuk setiap hari, dan lalu lintas dari selatan ke utara Jalur Gaza akan dibuka di sepanjang Jalan Salahuddin dan Rashid. (Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.