Tegaskan Penuhi Perjanjian Gencatan Senjata, Hamas Bantah Terlibat Dalam Penembakan di Rafah
29 October 2025, 19:12.

Foto: Jehad Alshrafi/AP
GAZA (PIC | Al Jazeera) – Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) tegas membantah terlibat dalam dugaan insiden penembakan di Rafah. Hamas menegaskan kembali komitmennya terhadap perjanjian gencatan senjata.
Selasa (28/10/2025), Hamas mengecam tindakan pengeboman kriminal yang dilakukan serdadu penjajah di wilayah-wilayah Gaza.
Hamas menyebutnya sebagai pelanggaran mencolok terhadap perjanjian gencatan senjata yang ditandatangani di Sharm el-Sheikh di bawah dukungan Presiden AS Donald Trump.
Hamas juga menyebut serangan penjajah tersebut sebagai bagian dari pola pelanggaran penjajah ‘Israel’ yang lebih luas yang dilakukan dalam beberapa hari terakhir.
Yakni merujuk pada serangan-serangan terbaru yang telah menewaskan dan melukai puluhan warga sipil, serta penutupan perbatasan Rafah yang terus berlanjut.
“Serangan-serangan ‘Israel’ ini menunjukkan niat yang disengaja untuk melanggar perjanjian dan menggagalkan implementasinya,” tambah Hamas.
Hamas meminta para mediator dan sponsor untuk bertindak cepat dan memberikan tekanan efektif kepada penjajah zionis agar menghentikan eskalasi brutalnya terhadap warga sipil di Jalur Gaza.
Penjajah Halangi Masuknya Alat Berat
Pembatasan tak manusiawi yang diberlakukan oleh penjajah ‘Israel’ terhadap masuknya alat berat dan bahan bangunan telah melumpuhkan upaya Pemerintah Kota Gaza untuk membersihkan puing-puing kehancuran dan membangun kembali infrastruktur vitalnya.
Sementara itu, puluhan ribu ton bom penjajah yang belum meledak masih tersebar di seluruh wilayah Gaza, dan mengancam nyawa warga sipil setiap hari.
Dalam konferensi pers hari Ahad (26/10/2025), Wali Kota Gaza Yahya al-Sarraj menjelaskan bahwa Kota Gaza membutuhkan sedikitnya 250 unit kendaraan berat dan 1.000 ton semen untuk memperbaiki jaringan air, menggali sumur, serta memulihkan layanan dasar bagi jutaan warga yang selamat dari agresi genosida zionis.
Namun, menurut laporan Hind Khoudary dari Al Jazeera yang melaporkan dari az-Zawayda, hanya enam truk yang diloloskan zionis masuk ke wilayah Gaza—jumlah yang jauh dari cukup, bahkan untuk sekadar membersihkan satu distrik yang hancur total.
Ribuan Warga Palestina Masih Terkubur di Reruntuhan
Sedikitnya jenazah 9.000 Ahlu Syam Gaza masih tertimbun di bawah puing-puing bangunan yang dibombardir penjajah.
Namun, alat berat dan bantuan logistik yang masuk justru diprioritaskan untuk pencarian jasad tawanan ‘Israel’, bukan untuk menolong warga Gaza yang kehilangan keluarga mereka.
“Rakyat Palestina tahu tidak akan ada perkembangan berarti dalam gencatan senjata sampai seluruh jasad tawanan ‘Israel’ ditemukan,” ungkap Khoudary menjelaskan suasana getir di lapangan.
Rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan kendaraan Palang Merah tiba di lokasi setelah melakukan pertemuan dengan sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, untuk menunjukkan lokasi salah satu jasad tawanan ‘Israel’ di selatan Rafah.
Sementara itu, ribuan keluarga Palestina terus menggali dengan tangan kosong, berharap menemukan jenazah anak atau orang tua mereka sendiri di bawah tumpukan reruntuhan beton dan debu.
Untuk pencarian jasad tawanan ‘Israel’, tim Palang Merah dan tim Mesir diberi izin untuk masuk melampaui “garis kuning” dari zona gencatan senjata—wilayah yang tetap berada di bawah kendali militer penjajah atas 58 persen Jalur Gaza.
Tindakan itu menyingkap prioritas tidak manusiawi dari rezim penjajah. Mereka lebih memilih mengevakuasi jasad tawanan mereka sendiri, sembari membiarkan ribuan jasad warga Ahlu Syam Gaza tertimbun di bawah reruntuhan—menjadi saksi bisu dari genosida yang disengaja dan terus berlanjut di Gaza. (PIC | Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
