VIDEO – Demonstran di London Kecam Pelanggaran Gencatan Senjata oleh Penjajah ‘Israel’
1 November 2025, 21:58.

Foto: Ramadan Abed/Reuters
INGGRIS (Middle East Monitor | Al Jazeera) – Ratusan demonstran memadati area di depan gerbang Downing Street, London, pada Kamis (30/10/2025).
Mereka mengecam serangan penjajah zionis ‘Israel’ di Gaza yang melanggar perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan penjajah ‘Israel’.
Para peserta aksi menuntut penghentian pengeboman dan genosida, serta mendesak Inggris menghentikan ekspor senjata ke ‘Israel’.
Mantan pemimpin Partai Buruh, Jeremy Corbyn, turut hadir. Ia menyoroti bahwa rakyat Gaza masih dibombardir serta kekurangan bantuan, meski gencatan senjata diberlakukan.
“Ini bukan perdamaian bagi rakyat Gaza,” tegasnya. Ia menegaskan bahwa demonstrasi akan berlanjut hingga rakyat Palestina meraih damai dan kebebasan.
Link Video: https://youtu.be/GP9y7JxcyEc
Sejak Selasa (28/10/2025) malam, serangan ‘Israel’ di Gaza menewaskan 104 orang dan melukai 253 lainnya, termasuk puluhan anak dan wanita, menurut Doctors Without Borders.
Lebih dari 68.000 warga Palestina telah tewas sejak serangan dimulai pada Oktober 2023. Sementara itu, ‘Israel’ terus melanggar kesepakatan gencatan senjata.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump bersikeras bahwa “gencatan senjata” yang ditengahi Washington di Jalur Gaza masih berjalan, meskipun pasukan penjajah ‘Israel’ telah membantai lebih dari 100 Ahlu Syam Gaza.
Pertahanan Sipil di Gaza menegaskan, “Kejahatan zionis yang terdokumentasi ini menambah daftar panjang pelanggaran yang terus dilakukan terhadap rakyat kami.” Mereka mendesak adanya gencatan senjata menyeluruh dan segera di Gaza.
Salah satu serangan menghantam tenda pengungsian yang menampung warga yang telah terusir dari rumah mereka di Deir al-Balah, Gaza Tengah.
Sumber medis mengatakan bahwa serangan lainnya juga menghantam wilayah utara dan selatan Jalur Gaza, memperluas lingkar pembantaian terhadap warga sipil.
Langit Gaza Penuh Drone dan Pesawat Tempur
Jurnalis Hani Mahmoud dari Al Jazeera, melaporkan langsung dari Kota Gaza bahwa serangan baru zionis telah membuat rakyat diliputi ketakutan dan kepanikan.
“Pagi ini, secercah harapan akan ketenangan berubah menjadi kepanikan. Langit dipenuhi jet tempur, drone, dan pesawat pengintai penjajah,” ujarnya.
“Ketakutan yang dirasakan warga adalah bahwa apa yang dimulai tadi malam akan terus berlanjut berhari-hari ke depan.”
Analis politik Mouin Rabbani dari Center for Conflict and Humanitarian Studies, menyatakan bahwa negara palsu ‘Israel’ tak pernah benar-benar menepati komitmennya dalam kesepakatan yang disebut “gencatan senjata” itu.
Termasuk tidak menarik pasukannya dari garis yang disepakati, serta tidak mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan dalam jumlah yang telah dijanjikan.
Sementara itu, Rob Geist Pinfold, dosen keamanan internasional di King’s College London, mengatakan bahwa gencatan senjata tersebut sudah rapuh sejak hari pertama karena baik Hamas maupun penjajah ‘Israel’ menandatangani kesepakatan itu di bawah tekanan besar dari Amerika Serikat.
Menurutnya, karena ‘Israel’ masih menduduki sekira 50 persen wilayah Gaza, sangat wajar jika rakyat Palestina memandang bahwa ini bukan gencatan senjata sejati—apalagi perdamaian—melainkan bentuk penjajahan militer yang diperpanjang, tanpa batas waktu dan tanpa terlihat ujung akhirnya. (Middle East Monitor | Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
