Catatan Harian Imam Palestina (2): Mengimami Tarawih di Tengah Pasar yang Habis Terbakar

18 August 2011, 06:11.

JAKARTA, Rabu (Sahabatalaqsha.com): Syeikh Muhammad Adib Tahtamouni kelihatan sedikit letih malam itu (Ahad, 14/8), tapi nampak gembira karena sekali lagi ia menyelesaikan bacaan 1 juz sempurna lewat solat tarawih dan witir 11 rakaat yang baru saja dipimpinnya.

Petang harinya saat mendekati lokasi masjid, sinar keraguan sempat muncul di air mukanya. “Kita solat di sini?” kata Imam Masjid Al-Husain di kota Dara’a, Syam itu. Pemandangan pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yang hiruk pikuk menjelang waktu berbuka puasa, lengkap dengan berbagai kendaraan dan manusia yang ramai, agak membuatnya ragu.

Tapi saat Pak Sukandar, salah satu pengurus Masjid Darussalam di pasar itu datang menjemput, tersenyum hangat, dan menyalami serta mengatur agar kendaraan kami bisa diparkir dengan aman, nampaknya keraguan itu langsung hilang.

Pemandangan pertama yang paling menarik perhatian adalah lantai 4 dan 3 bangunan pasar yang tampak jelas hitam gosong. Jelas itu bukan seni arsitektur mutakhir. Pasar itu benar-benar mengalami kebakaran hebat di suatu pagi setahun lalu. Dan satu-satunya bangunan di lantai 4, 3, dan separo lantai 2 yang selamat tidak tersentuh api sama sekali adalah Masjid Darussalam.

Subhanallah. Pemandangan itu sungguh menakjubkan. Seluruh bangunan lantai 3 bagaikan kuburan yang gosong. Tak ada tanda-tanda kehidupan dan sisa perdagangan sama sekali. Tapi di sudut lantai pasar itu ada sebidang ruangan yang mampu menampung sekitar 200 orang jama’ah solat, tak tersentuh api.

Ketika duduk berkumpul dengan para pengurus masjid, Syeikh Tahtamouni merasa seperti ada di tengah keluarganya sendiri. “Wajah-wajah mereka menggambarkan kesungguhan ibadah dan keikhlasan beramal,” katanya tanpa basa-basi.

Seluruh jama’ah bertahan menyelesaikan solat tarawih yang cukup panjang dan memakan waktu sekitar 1 jam 10 menit itu. Di antara yang tetap bertahan ialah Sunarsih, seorang ibu tuna netra yang memiliki dua orang anak. Perempuan yang memberikan jasa pijat ini tinggal cukup jauh dari pasar itu, di rumah kontrakannya di Ciledug.

Begitu tahu imam tarawih malam itu berasal dari Palestina, Sunarsih bertekad bertahan sampai akhir solat witir. Padahal sepuluh hari sebelumnya ia baru menjalani operasi gondong.

Setelah solat tarawih dan mendengarkan penjelasan tentang Masjidil Aqsha dan Palestina, malam itu juga para Jama’ah dan Pengurus Masjid Darussalam Pasar Kebayoran Lama menyerahkan uang senilai 15 juta rupiah kepada Sahabat Al-Aqsha, untuk membantu perjuangan saudara-saudaranya di Palestina.

Sebelum di Kebayoran Lama, Syeikh Tahtamouni memimpin solat Tarawih di Masjid Al-Ikhlas, perumahan Duta Indah, Jati Makmur, Bekasi (Kamis 11/8). Lalu keesokan harinya di Masjid Muhammad Ramadhan, Taman Galaxy, Bekasi. Hari berikutnya di Masjid Nurussalam, Perumnas Depok Utara. Semoga Allah memberkahi perjalanan ini.* (Sahabatalaqsha.com)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Hari Kedua, Makin Banyak Ekstrimis Yahudi Bergerombol di Masjidil Aqsha
Belasan Penduduk Gaza Syahid Saat Iftar dan Sahur karena Bom-bom Zionis »