Laporan Utusan Khusus PBB: Tiada Seorangpun Anak Gaza Tak Tersentuh Agresi Zionis ‘Israel’
11 December 2014, 12:56.

Kesedihan anak Gaza saat penguburan salah satu kerabat mereka di Rafah, Gaza Selatan, 15 Juli 2014. Foto: UNICEF/El Baba.
GAZA, (United Nations): Pakar Hak Asasi Manusia PBB, Makarim Wibisono mengatakan, tidak ada satu pun anak Gaza yang tidak terpengaruh oleh konflik terakhir yang terjadi di Jalur Gaza. Serangan ‘Israel’ terhadap Jalur Gaza yang berlangsung selama 50 hari itu membuat mereka sering mengompol, sulit tidur, mimpi buruk, kehilangan nafsu makan dan berperilaku lebih agresif di sekolah.
Pada hari terakhir tugas pertamanya di Palestina, Makarim Wibisono mengungkapkan keprihatinannya atas harga mahal yang harus dibayar warga Palestina. Terutama anak-anak Gaza akibat pembantaian militer zionis pada musim panas tahun ini.
Berdasarkan laporan resmi dari temuannya, pembantaian ‘Israel’ pada 7 Juli-26 Agustus 2014 menewaskan 1.479 warga sipil Palestina, termasuk 506 anak tewas. Melukai 11.231 warga Palestina, termasuk 3.436 anak dan kebanyakan dari mereka cacat seumur hidup.
Puluhan dari ribuan anak mengalami trauma berat karena menyaksikan pembunuhan keluarga, teman dan tetangga dengan mata kepala mereka sendiri. “Hal ini menimbulkan pertanyaan serius tentang kemungkinan pelanggaran hukum internasional dan hukum hak asasi manusia,” kata Wibisono.
Wibisono berpendapat, pengakuan ‘Israel’ bahwa mereka membela diri dari serangan penduduk yang mereka blokade sendiri -padahal ilegal menurut hukum internasional- tidak bisa dipertahankan lagi. Apalagi terhadap penduduk yang berjumlah 1.8 juta jiwa dan setengahnya berumur di bawah 18 tahun. Ia menegaskan, itu merupakan tragedi yang akan berdampak hingga generasi mendatang.
“Anak-anak kini mengalami permasalahan sering mengompol, susah tidur, mimpi buruk, kehilangan nafsu makan, dan pihak sekolah melihat perilaku yang lebih agresif dari biasanya,” tukas Wibisono.
Selama kunjungannya ke Palestina, Wibisono bertemu dengan pemerintah Palestina, warga sipil setempat, pembela hak asasi manusia, serta korban yang berada di Amman, Kairo, dan di Gaza. Ia berkomunikasi menggunakan video dan telekonferensi karena ‘Israel’ melarang siapapun untuk masuk Gaza.
Di Amman, Wibisono juga mengunjungi pasien dari Gaza yang sedang berobat di Rumah Sakit King Hussein. Di antara mereka, ada Manar, gadis 14 tahun dari Beit Hanoun yang kehilangan kedua kakinya, menderita luka karena pecahan peluru dan luka dalam ketika ‘Israel’ menyerang sekolah PBB. Manar juga kehilangan ibu dan ketiga saudaranya dalam serangan tersebut.
Wibisono mencatat tiga poin penting dari keinginan warga Palestina, yakni ganti rugi atas kerusakan yang terjadi, penghentian pengepungan, dan penjajahan. Dia juga melaporkan adanya 7.000 bom yang tidak meledak -dan bisa meledak kapan saja- tersebar di wilayah Gaza. Tentu saja kondisi tersebut sangat mengancam kehidupan penduduk Gaza, termasuk anak-anak.
“Dalam pengeboman dan tembakan 50 hari tiada henti, sekitar 228 sekolah di Gaza rusak parah, termasuk 26 hancur atau tidak bisa diperbaiki. Sekarang 87 sekolah beroperasi dua shift,” tulis laporan resmi Wibisono. Diperkirakan 60.000 warga sipil tetap berada di 19 tempat penampungan di seluruh Gaza. Ahli kesehatan juga melaporkan kekurangan obat-obatan, peralatan, dan listrik.
Wibisono juga menggarisbawahi kekacauan di Tepi Barat, termasuk timur Al-Quds Terjajah terkait penyelesaian dengan cara kekerasan yang digunakan pasukan keamanan zionis terhadap para demonstran dan kerusuhan November lalu.
Perlu diketahui, para pakar atau pelapor khusus ditunjuk oleh Dewan Hak Asasi Manusia PBB yang bertempat di Jenewa, Swiss untuk memeriksa dan melaporkan kembali situasi negara atau kondisi hak asasi manusia secara spesifik. Posisi mereka dihormati dan para pakar tersebut bukan staf PBB. Mereka juga tidak dibayar untuk pekerjaan mereka. Wibisono akan melaporkan semua temuan dan saran perbaikan di hadapan Dewan Keamanan PBB pada pertemuan ke-28, Maret tahun depan.*(United Nation|Sahabat Al-Aqsha/Bag)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
