Zionis Terus Persulit Petani Palestina Masuk ke Ladang Mereka Sendiri

24 May 2015, 14:01.
Gerbang lahan pertanian di pagar pemisah dekat desa Falamya (pintu gerbang nomor 914), Tepi Barat, Mei 2015. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Gerbang lahan pertanian di pagar pemisah dekat desa Falamya (pintu gerbang nomor 914), Tepi Barat, Mei 2015. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

TEPI BARAT, Ahad (Activestill.org): Pekan lalu serdadu Zionis memutuskan menutup pintu gerbang utama dari empat desa yang biasa digunakan para petani Palestina untuk masuk ke ladang mereka. Setelah muncul aksi protes, serdadu Zionis membuka kembali gerbang, namun insiden tersebut menunjukkan betapa Zionis mengontrol setiap aspek dalam kehidupan warga Palestina.

Sejak Zionis mulai membangun tembok pemisah dan pagar sepanjang Tepi Barat, maka para petani Palestina yang tinggal di sepanjang pagar pembatas telah dipisahkan dari lahan pertanian mereka sendiri. Lalu, tentara Zionis membangun pintu gerbang di pagar dan tembok pemisah tersebut sehingga para petani harus lebih dulu mendapatkan izin Zionis untuk memasuki ladang mereka dalam beberapa hari dan selama beberapa jam.

Pekan lalu Pemerintah Sipil Angkatan Bersenjata Zionis, yakni pemerintahan militer Zionis di Tepi Barat memberitahu para petani Palestina dari empat desa di Tepi Barat, yakni Kafr Jammal, Kafr Zibad, Kafr Abbus dan Kafr Sur bahwa pintu gerbang yang harus mereka gunakan untuk masuk ke ladang mereka adalah yang terletak di area lain.

Jadi, untuk bisa mencapai ladang mereka, para petani dipaksa menggunakan gerbang lain dekat desa Jayyous, yakni sekitar 15 kilometer dari gerbang yang biasa mereka gunakan di dekat desa Falamya. Sejumlah petani mengatakan pada Activestills bahwa mereka yakin keputusan tersebut merupakan awal dari upaya Zionis untuk merampas ladang mereka. Otoritas Zionis sering menggunakan hukum Utsmani yang mengizinkan negara untuk menyita tanah yang tidak ditanami selama beberapa tahun.

Ahad (17/5) pukul enam pagi para petani tiba di pintu gerbang yang biasa mereka gunakan di dekat Falamya, namun pintu dinyatakan ditutup. Mereka menggelar demonstrasi menuntut pembukaan kembali pintu gerbang tersebut. Akibat aksi protes, tentara Zionis memutuskan untuk membuka kembali pintu gerbang.

Pada hari biasa, tentara Zionis membuka gerbang pukul enam pagi. Setelah para petani memasuki ladang mereka, pintu ditutup dan baru dibuka kembali pada sore hari. Jika para petani menyelesaikan pekerjaan mereka lebih awal, maka mereka harus menunggu selama beberapa jam hingga para tentara datang untuk membuka gerbang. Jadi, masuk atau keluarnya para petani dari ladang milik mereka sendiri, tergantung pada Zionis.

Padahal, menurut Mahkamah Internasional, tembok pemisah yang dibangun Zionis di kawasan Tepi Barat itu ilegal dan Zionis diminta menghentikan pembangunannya. Namun, Zionis mengklaim bahwa tembok pemisah tersebut bersifat sementara dan bukan didirikan untuk mengubah Jalur Hijau atau upaya pencaplokan.

Namun, realitanya tembok pemisah sebagian menyusuri batas Jalur Hijau 1949, yang dikenal oleh dunia sebagai perbatasan sementara antara ‘Israel’ dan Tepi Barat. Pagar tersebut menjalar sepanjang wilayah Palestina dan pejabat Zionis mengakui bahwa itu dimaksudkan untuk menjadi perbatasan negara Palestina di masa depan. Ini tentu saja merupakan pencaplokan wilayah secara ilegal.

Selanjutnya, warga Palestina yang merupakan pemilik tanah terperangkap oleh pembatas ini. Jadi, meski berada di dalam Tepi Barat (Palestina), apapun yang akan mereka lakukan harus memperoleh izin dari Pemerintah Sipil Zionis. Seringkali Zionis menolak izin dengan sewenang-wenang, bahkan acap digunakan sebagai ajang mencari uang. Itu merupakan satu dari sekian banyak cara Zionis untuk menyokong pengawasan tidak demokratis atas populasi warga Palestina di wilayah terjajah.* (Activestills.org | Sahabat Al-Aqsha)

Para petani Palestina berjalan melewati pintu gerbang lahan pertanian dekat desa Falamya (gerbang nomor 914), Mei 2015. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Para petani Palestina berjalan melewati pintu gerbang lahan pertanian dekat desa Falamya (gerbang nomor 914), Mei 2015. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Petani Palestina mengendarai traktornya di sebelah barat pagar pemisah di desa Falamya. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Petani Palestina mengendarai traktornya di sebelah barat pagar pemisah di desa Falamya. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Petani Palestina berdiri di samping gerbang lahan pertanian di pagar pemisah dekat desa Falamya. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Petani Palestina berdiri di samping gerbang lahan pertanian di pagar pemisah dekat desa Falamya. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Petani Palestina berdebat dengan seorang tentara Zionis di sebelah barat pagar pemisah di desa Falamya. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Petani Palestina berdebat dengan seorang tentara Zionis di sebelah barat pagar pemisah di desa Falamya. Foto: Ahmad al-Bazz/Activestills.org

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Cuma Melintas di Pos Pemeriksaan, Bocah 10 Tahun Ditembak Penjajah Zionis Hingga Kritis
Begini Cara Keji Penjajah Zionis ‘Bangunkan’ Warga Kamp Al-Bureij »