Press Release: Atas Nama Indonesia, untuk Anak-anak yang Ayah-Ibunya Dibunuh Rezim Suriah

6 June 2015, 17:04.

Atas Nama Indonesia 01 (6 Juni 2015)

GHOUTA SYARQIYYA, Sabtu (Sahabat Suriah | Sahabat Al-Aqsha): Ada pepatah Turki, “Dunia pasti dalam keadaan baik, ketika semua anak yatim tersenyum.” Awal Juni 2015 ini, Tim Sahabat Suriah dan Sahabat Al-Aqsha mengantarkan lagi amanah Anda sebesar US$ 10,000 kepada Al-Sarraa Foundation. Dana ini khusus untuk menyantuni 200 anak yatim para syuhada Suriah bulan Juli 2015.

Terima kasih Indonesia, Jazakumullaah khayran katsiiran. Semoga Anda yang mendoakan, menyebarkan maklumat ini, dan menyumbang beroleh hadiah janji Rasulullah, “Aku dan orang yang di rumahnya menyantuni anak yatim seperti ini di Syurga (sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya).”

Semoga juga Anda yang mendoakan, menyebarkan maklumat ini dan menyumbang beroleh balasan sebagaimana janji Rasulullah Shallallaahu ‘alayhi wa sallam, “Siapa yang mengurusi keluarga orang yang berjihad, dia dianggap berjihad.”

Sejak Januari 2014, Sahabat Suriah diamanahi menggendong dan merangkul 200 anak yatim para Syuhada Suriah. Sejumlah 139 anak yatim di Ghouta Syarqiyya yang terkepung, 50 anak yatim di kamp pengungsi ‘Ain Halwa, Lebanon, dan seorang anak yatim di Istanbul. Para ayah dan ibu anak-anak ini mati dengan berbagai cara akibat keganasan rezim Basyar Assad yang ngotot mempertahankan kekuasan tangan besinya, yang sudah berlangsung 40 tahun turun temurun.

Ada Muhammad usia 15 tahun, ayah ibunya terbunuh setelah rumahnya hancur akibat serangan udara rezim Assad di Ghouta Syarqiyya pinggiran Damaskus. Kini Muhammad jadi “ayah sekaligus ibu” bagi keempat adiknya. Ada Muhammad yang lain baru berusia 5 tahun, ketika ayahnya dibunuh serdadu rezim Assad di dalam rumahnya. Kawasan itu tak bisa dimasuki warga lain selama empat hari. Barulah hari ke empat Pakdenya bisa masuk, dan menemukan Muhammad kecil terkurung di rumahnya bersama jenazah sang Ayah sampai empat hari.

Ada yang ayahnya mati disiksa di penjara rezim Assad. Ada yang ibunya tertimpa bom gentong (bom berbentuk drum berisi zat kimia peledak dan berbagai potongan besi, paku, baut, dll), ada yang ayahnya ditembak mati saat mencari nafkah. Ada 200 cerita yang sedang kami kumpulkan satu per satu. Anak-anak ini lengkap datanya pada kami. Nama lengkapnya. Nama Ibunya. Nama Ayahnya. Kapan dan bagaimana ayah atau ibunya dibunuh. Nama walinya. Nomor telepon walinya. Alamatnya.

“Kita tidak ingin sekedar ‘ngasih duit’, mereka anak-anak kita,” kata Tomi Janto Koordinator Sahabat Suriah, “kalau ingin Allah tambah ridha, kita harus perlakukan anak-anak ini seperti anak-anak kita sendiri.” Janto mengakui, anak-anak itu tidak bisa diangkat ke Indonesia. Kerabat mereka masih mampu menjaga. “Tugas kita memperkuat kerabatnya sehingga mampu mengantarkan mereka jadi Muslim yang tangguh,” kata Janto.

Ketua Umum Sahabat Al-Aqsha Muhammad Fanni Rahman di Yogyakarta menjelaskan, “Kita ingin memperbaiki cara kita mencintai mereka. Kita juga ingin memperbanyak jumlahnya. Kami mohon Allah gerakkan lebih banyak lagi Muslimin Indonesia.”

Sampai kapan kita menyantuni anak-anak yatim para syuhada Suriah?

Fanni menjawab, “In syaa Allah, sampai kita dan anak-anak yatim syuhada ini sujud di halaman Masjidil Aqsha dalam keadaan merdeka!” * (Sahabat Suriah | Sahabat Al-Aqsha)

Foto-foto: Sahabat Al-Aqsha | Sahabat Suriah)

Foto-foto: Sahabat Al-Aqsha | Sahabat Suriah)

Atas Nama Indonesia 10 (6 Juni 2015)

Atas Nama Indonesia 09 (6 Juni 2015)

Atas Nama Indonesia 02 (6 Juni 2015)

Atas Nama Indonesia 03 (6 Juni 2015)

Atas Nama Indonesia 04 (6 Juni 2015)

Atas Nama Indonesia 06 (6 Juni 2015)

Atas Nama Indonesia 08 (6 Juni 2015)

Atas Nama Indonesia 07 (6 Juni 2015)

 

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Inilah yang Bikin Pemukim Yahudi Enteng Berbuat Jahat terhadap Warga Palestina
PBB Desak Zionis Berhenti Usir Masyarakat Badui Palestina »