Erdogan: Muslimin Jadi Target Melalui Darah dan Perselisihan
18 December 2017, 10:54.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berpidato di upacara Penghargaan Studi Hadits dan Sirah di Istanbul, Turki, pada 16 Desember 2017. Foto: Anadolu Agency
ANKARA, Senin (Anadolu Agency): Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan ummat Islam agar bersiap-siap menghadapi serangan yang mencoba untuk menjatuhkan Muslimin dari dalam. “Ketika ummat Muslim berselisih, yang akan mendapatkan keuntungan adalah kelompok-kelompok teroris dan entitas seperti ‘Israel’ yang menggunakan teror,” katanya.
“Seperti abad yang lalu, dunia Islam menghadapi upaya-upaya untuk merombaknya melalui darah, airmata, dan perselisihan di antara sesama saudara,” kata Erdogan di Istanbul, pada upacara Penghargaan Studi Hadits dan Sirah ke-7.
Dalam kesempatan tersebut, Erdogan juga menegaskan kembali kecamannya atas keputusan Presiden AS Donald Trump yang mengklaim Baitul Maqdis sebagai ibukota ‘Israel’.
Pun, dalam pidato di Kongres Daerah Yalova dari Partai Keadilan dan Perdamaian (AK) pekan lalu, Erdogan mendesak PBB dan Dewan Keamanan untuk mulai bertindak terhadap langkah Trump atas Baitul Maqdis.
“Jika kalian (PBB, Dewan Keamanan) tidak akan melakukannya, kami akan mendekati pihak yang berwenang dalam kerangka hukum,” katanya.
Turki Akan Dukung Palestina
“Turki tidak akan berhenti membela Palestina atau Baitul Maqdis hanya karena ‘Israel’ menginginkan hal itu,” ungkap Erdogan. Ia melanjutkan, “Kami mendukung saudara-saudari kami di Bosnia, di Kaukasus dan seluruh dunia. Kami melakukan hal yang sama sekarang, lebih kuat dan lebih tegas, serta kami akan terus melakukannya. Kita tidak akan pernah meninggalkan tugas yang leluhur kita telah percayakan pada kita.”
Erdogan juga menyatakan bahwa Turki tidak akan mengizinkan pendirian sebuah negara teroris di Suriah dan tidak akan menyaksikan pembagian Irak berdasarkan sekte dan etnis. “Kami tidak akan membiarkan Uni Eropa, NATO atau kekuatan lain meremehkan negara kita, rakyat kita,” tegasnya.
Ia menyatakan, mengakui Baitul Maqdis sebagai ibukota ‘Israel’ sama saja dengan memberi penghargaan pada ‘Israel’ atas terorisme yang dilakukan terhadap warga Palestina.
Mengutip contoh dari Fawz al-Juneidi (16 tahun), yang ditangkap di kota Al-Khalil, Tepi Barat, pekan lalu dan diseret dengan ditutup matanya oleh puluhan serdadu Zionis bersenjata lengkap, ia mengatakan: “Tidak ada pembenaran untuk perlakuan tidak manusiawi serdadu ‘Israel’ terhadap warga sipil yang tidak bersalah dan tidak bersenjata.”
Terorisme ‘Israel’
Bocah Palestina tersebut sejak saat itu telah ditahan di tahanan ‘Israel’ hingga pengacara berhasil menemuinya di penjara militer Ofer.
Erdogan menegaskan bahwa jika pelanggaran-pelanggaran tersebut telah dilakukan oleh negara selain dari ‘Israel’, dunia akan bereaksi dengan cara yang berbeda.
“Jika sistem internasional, di bawah payung PBB, tidak menciptakan mekanisme untuk menghentikan ketidakadilan yang berkelanjutan, kemanusiaan akan diseret ke dalam kekacauan besar,” katanya.
Setelah klaim Trump, Organisasi Kerjasama Islam (OKI) pekan lalu mengeluarkan deklarasi yang mengakui Timur Baitul Maqdis sebagai ibukota negara Palestina. Langkah OKI akan menciptakan efek ganda, mendorong bangsa lain untuk mengikutinya.* (Anadolu Agency | Sahabat Al-Aqsha)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
