Harga Bahan Makanan Naik 300 Persen, Jutaan Warga Yaman Terhimpit Kesulitan
4 October 2023, 21:14.
YAMAN (Reliefweb) – Satu tahun sejak gencatan senjata di Yaman tidak diperpanjang, 48 organisasi–baik lokal maupun internasional–menyerukan tindakan segera untuk mengatasi memburuknya krisis di Yaman, khususnya di wilayah yang dikendalikan oleh pemerintah yang diakui internasional.
Selama delapan tahun terakhir dan sejak konflik meningkat pada tahun 2015, perekonomian Yaman terus menurun.
Pembangkit listrik ditutup karena kekurangan bahan bakar yang harganya naik tinggi imbas banyak kilang tidak beroperasi.
Akibatnya, pemadaman listrik di Aden mencapai 17 jam per hari–di tengah melonjaknya suhu–sehingga berdampak pada penyediaan layanan dan aktivitas ekonomi.
Ketidakpastian dan keterlambatan pembayaran gaji pegawai negeri sipil masih menjadi permasalahan utama.
Di wilayah selatan, sekolah-sekolah kesulitan untuk dibuka kembali pada bulan lalu karena para guru mogok akibat masalah gaji sehingga mengganggu akses terhadap pendidikan bagi anak-anak Yaman.
Pada bulan Agustus 2023, lebih dari 50% rumah tangga di wilayah yang dikuasai pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan pangan dasar mereka karena harga makanan telah meningkat hampir 300% dalam lima tahun terakhir.
Bahkan, harga gandum telah meningkat 400 persen–dari 9.500 YER pada tahun 2018 menjadi 35.400 YER per 50 kilogram saat ini.
Ketika banyak keluarga kesulitan mendapatkan makanan, kasus malnutrisi meningkat pada tahun 2023 dibandingkan tahun 2022.
Meski pertempuran relatif telah berkurang secara signifikan sejak gencatan senjata yang berakhir pada tanggal 2 Oktober 2022, namun persaingan atas pelabuhan, perdagangan, perbankan, dan sumber daya alam tetap meningkatkan ketegangan.
Pelabuhan-pelabuhan utama di Aden dan Mukalla, yang berfungsi vital untuk impor dan ekspor barang, terus mengalami penundaan dan gangguan keamanan; yang berdampak pada minimnya pasokan makanan dan medis yang penting.
Ketika para pihak gagal menyepakati langkah-langkah untuk menstabilkan situasi, ribuan keluarga Yaman akan mengalami kesulitan lebih lanjut dan menghadapi kelaparan ekstrem.
Semakin banyak masyarakat Yaman yang terpaksa menggunakan cara-cara penanggulangan negatif, seperti mengemis atau menikahkan paksa anak gadisnya yang belum cukup dewasa. Anak-anak juga berisiko lebih tinggi menjadi pekerja anak, selain harus putus sekolah.
Fatma, seorang janda berusia 50 tahun dari Aden mengatakan, “Anak-anak saya yang masih kecil meminta saya untuk mengantar mereka ke sekolah. Mereka tidak mengerti bahwa saya tidak bisa membelikan mereka makan siang, apalagi buku dan pakaian. Suami saya meninggal beberapa tahun yang lalu, dan kami tidak punya apa-apa. Terkadang saya harus keluar dan meminta-minta uang.” (Reliefweb)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
