GMO: “Penjajah Zionis Lakukan 393 Pelanggaran Sejak Gencatan Senjata Berlaku di Gaza”
20 November 2025, 18:32.

Foto: PIC
GAZA (PIC | Al Jazeera) – Kantor Media Pemerintah Gaza (Gaza’s Government Media Office/GMO) menyatakan bahwa penjajah zionis telah melakukan 393 pelanggaran sejak perjanjian gencatan senjata berlaku di Jalur Gaza.
GMO mengecam penjajah karena terus melakukan pelanggaran gencatan senjata yang serius dan sistematis, dengan menunjukkan bahwa hingga Selasa (18/11/2025) malam, total 393 pelanggaran yang terdokumentasi telah tercatat sejak perjanjian tersebut berlaku.
GMO menambahkan bahwa pelanggaran-pelanggaran ini termasuk serangan yang menewaskan lebih dari 278 warga sipil, termasuk anak-anak, perempuan, dan lansia, serta melukai 652 lainnya, serta 35 penangkapan sewenang-wenang.
“Pelanggaran-pelanggaran ini menunjukkan ambisi penjajah untuk melemahkan perjanjian dan memaksakan fait accompli baru di lapangan melalui pertumpahan darah untuk menciptakan situasi yang mengancam keamanan dan stabilitas Jalur Gaza,” kata GMO.
Hamas mendesak para mediator perjanjian gencatan senjata Gaza untuk segera turun tangan guna meredam serangan penjajah ‘Israel’.
Hamas memperingatkan bahwa pelanggaran penjajah ‘Israel’ yang terus berlanjut berisiko memicu eskalasi baru.
Pada Rabu (19/11/2025), Hamas mengecam keras serangan udara ‘Israel’ di Kota Gaza dan Khan Yunis, yang menewaskan 28 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, serta melukai puluhan lainnya.
Hamas mengatakan militer penjajah telah membunuh 300 warga sipil di Jalur Gaza sejak perjanjian gencatan senjata mulai berlaku, di tengah serangan yang terus berlanjut, penghancuran rumah, dan penutupan pelintasan Rafah.
Acuhkan Rencana Trump
Warga Palestina di Gaza saat ini tidak terlalu memperhatikan rencana Trump untuk Gaza. Yang menjadi fokus mereka adalah kebutuhan harian dan perjuangan untuk bertahan hidup, lapor koresponden Al Jazeera, Hani Mahmoud, dari Kota Gaza, Rabu (19/11/2025).
“Ada orang-orang yang bangun pagi hanya untuk mencari air. Mereka berjalan bermil-mil demi mendapatkan air bersih, atau menunggu berjam-jam hingga sebuah truk air muncul di lingkungan mereka,” ungkap Mahmoud.
Lanjutnya, masih belum jelas bagaimana rencana Trump untuk Gaza bisa mengubah keadaan di lapangan. Namun, tidak akan ada perubahan cepat bagi warga sipil di Gaza.
Pembentukan badan internasional baru tidak berarti perbaikan langsung dalam kondisi hidup. Komite atau badan semacam ini biasanya membutuhkan berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk benar-benar terbentuk.
“Yang diinginkan orang-orang di sini adalah akses bebas dan layak terhadap makanan dan air, perlindungan dari serangan udara, akses pelintasan yang berfungsi, dan yang paling penting, rencana rekonstruksi yang jelas.”
Sementara itu, sebuah serangan drone penjajah ‘Israel’ di Bani Suheila, dekat Khan Yunis di Gaza selatan, telah melukai seorang perempuan dan anaknya, menurut laporan Rumah Sakit Nasser yang dikutip oleh para jurnalis di lapangan.
Serangan ini adalah yang terbaru dari sejumlah serangan yang dilaporkan di Gaza selatan, meskipun status gencatan senjata masih berlaku. (PIC | Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
