Yaalon: Hak Orang Israel Untuk Tinggal Di Manapun Di Wilayah Palestina

17 December 2009, 14:48.

Desa Palestina yang dikosongkan dari warganya oleh Israel (foto: gnuckx/imemc)

Desa Palestina yang dikosongkan dari warganya oleh Israel (foto: gnuckx/imemc)

Sahabatalaqsha.com -New York- Dalam sebuah perbincangan dalam sebuah acara makan malam tahunan bersama sebuah organisasi Zionis di AS, hari Ahad, deputi perdana menteri Israel Moshe Yaalon mengatakan kepada peserta acara makan malam itu bahwa orang Yahudi seharusnya bisa tinggal di manapun di seluruh wilayah “Eretz Israel,” (ia menyebut Palestina dengan “Eretz Israel,”) termasuk di Tepi Barat maupun di Gaza. Ia mengatakan bahwa adalah “hak” orang Yahudi untuk tinggal di bagian manapun di “Eretz Israel” dan tidak bisa ditawar.

Dalam pidatonya, Yaalon mengatakan “Kami tidak terima bahwa warga Palestina bisa tinggal di mana saja, sedangkan orang Yahudi tidak bisa tinggal di beberapa bagian di Eretz Israel”.

Yaalon bersikap seolah-olah ia tidak mengakui dan pura-pura tidak tahu bahwa faktanya warga Palestina tidak bisa tinggal di mana saja di wilayah Palestina seperti yang dikleimnya itu  (Palestina disebutnya dengan ” Eretz Israel”  pen), karena Israel menerapkan pembatasan yang sangat ketat kepada warga Palestina dan menetapkan di area mana saja mereka boleh tinggal.

Hampir 60% wilayah Tepi Barat misalnya, sudah dikuasai sepenuhnya oleh Israel, dan di 40-an persen sisanya, Israel juga melarang warga Palestina untuk mendirikan bangunan di sana baik itu rumah, infrastruktur dan lain-lain (sahabatalaqsha 16 Desember, OCHA “Warga Palestina Dilarang Dirikan Bangunan Di 44% Tanah Yang Tersisa Di Tepi Barat” pen). Gerak warga Palestina juga amat sangat dibatasi, khususnya di Jalur Gaza. Tak seorangpun warga Palestina diperbolehkan Israel datang atau bepergian dari Gaza, kecuali jika mau mengambil resiko dibunuh Israel, sejak Israel menutup perbatasan Gaza, memblokade Gaza, tahun 2006.

Pada 1948 lebih dari 700.000 warga Palestina diusir dari negeri mereka dan negeri itu kemudian didirikan negara yang sekarang disebut dengan Israel itu, para warga Palestina lalu menjadi pengungsi di mana-mana, dan tak seorangpun dari mereka diperbolehkan kembali ke negeri mereka itu.

Meskipun begitu, masih juga Yaalon membuat kleim-kleim bohong yang absurd bahwa warga Palestina bisa tinggal di mana saja sedangkan orang Yahudi dibatasi, padahal faktanya kebalikan dari pernyataan itulah yang terjadi.

Juga berbicara pada acara makan malam asosiasi Zionis itu, Eric Cantor, anggota Konggres AS yang merupakan tokoh minoritas di Konggres AS, yang mengatakan “Keamanan Israel berarti juga keamanan kita. Musuh Israel adalah musuh kita jua” Pernyataan Cantor ini kembali membuktikan bahwa semua tokoh dan lembaga di AS memang bekerja untuk Israel dan berarti juga bahwa Palestina adalah musuh AS. Lalu masihkah ada yang percaya akan “niat baik” AS “mendamaikan” Palestina dengan Israel? imemc/usa today/ ez

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« PCHR Kecam Panahanan Politik Terhadap Kader Hamas di Tepi Barat
Delegasi Parlemen Palestina Kunjungi Indonesia »