Nurfitri, Relawan Flotilla Tiba di Tanah Air

20 June 2010, 20:47.

Nurfitri Taher, ketika Mavi Marmara singgah di Antalya, selatan Turki, dalam perjalannya ke Gaza. Nurfitri duduk di lantai,paling depan.

Nurfitri Taher, ketika Mavi Marmara singgah di Antalya, selatan Turki, dalam perjalanannya ke Gaza. Nurfitri duduk di lantai, paling depan. (dok. pribadi)

Sahabatalaqsha.com -Jakarta- Nurfitri Moeslim Taher dan dr.Arief Rahman, dua orang dari sekitar 750 orang relawan yang ikut dalam misi Armada Kebebasan (the Freedom Flotilla) ke Gaza untuk mengantarkan bantuan kemanusiaan terhadap warga Palestina yang telah diblokade oleh Israel selama 4 tahun itu, telah kembali ke Indonesia.

Upi, begitu Nurfitri biasa dipanggil, tiba di Indonesia pada pukul 20.00 semalam yang disambut dengan isak tangis bahagia dan haru oleh keluarga, anak-anak dan handai taulannya. Masih belum bersedia ditemui para wartawan, karena masih sangat letih, Upi kini berada di kediaman orang tuanya di kawasan Cipinang, Jakarta Timur.

Upi bertolak ke Gaza, sebagai pimpinan dan project officer tim Mer-C, bersama dengan ratusan relawan internasional yang berangkat dengan kafilah armada kebebasan. Bersama sebelas warga Indonesia lainnya, Upi berada di kapal Mavi Marmara, kapal terbesar dari keseluruhan 6 kapal yang berlayar ke Gaza dalam misi ini. Kapal inilah yang diserang oleh komando militer Israel pada Senin pagi 31 Mei yang lalu.

Serangan brutal Israel terhadap sipil yang sedang menjalankan misi kemanusiaan itu telah memakan korban syahid 9 orang dan ratusan luka-luka. Belum terhitung mereka yang masih diyatakan hilang, yang belum diketahui nasibnya. Sebagaimana yang diberitakan Sahabat Al-Aqsha, ada relawan terluka yang dilempar oleh pasukan Israel itu ke laut.

Sementara sekarang ini, menurut Kepala tim Kesehatan Mavi Marmara, Dr. Mevlit Yurtseven, kepada Sahabat Al-Aqsha; lima orang yang cedera parah akibat serangan tentara komando Israel atas kapal kemanusiaan Mavi Marmara itu masih dirawat di sebuah rumah sakit di Ankara, ibu kota Turki. Salah seorang dari kelimanya dipastikan masih dalam keadaan kritis dan koma (tidak sadarkan diri) sampai hari ini. Mereka yang cedera parah ini akibat terkena tembakan pasukan Israel di bagian kepala, dada, perut dan kaki.

Dua orang relawan Indonesia yakni Dzikrullah Wisnu Pramudya, salah seorang pendiri sahabatalaqsha.com, yang juga wartawan senior dan mantan pemimpin redaksi Majalah Suara Hidayatullah serta istri beliau, Santi Soekanto, mantan wartawati harian berbahasa Inggris, The Jakarta Post, yang bersama suaminya itu mendirikan sahabatalaqsha.com, berencana akan meneruskan perjuangannya menembus blokade Israel untuk mencapai Gaza dan mengantarkan bantuan rakyat Indonesia untuk saudara-saudaranya di sana.

Insya Allah Dzikrullah dan Santi, setelah mengantarkan bantuan ke Gaza, akan berkumpul dengan anak-anak yatim dan yatim piatu Palestina di Al Quds, di Tepi Barat, untuk menyerahkan bantuan kepada mereka. Rencananya suami istri itu akan berbuka puasa (iftar) pada Ramadhan yang akan datang bersama-sama dengan anak-anak yatim dan yatim piatu Palestina itu di Masjid Al-Aqsha, yang berdiri di kota Al-Quds atau Baitul Maqdis (menurut istilah Islam-nya), sedang masyarakat internasional lebih mengenal nama Yahudi-nya (bahasa Ibrani) yakni Yerusalem. ez/sahabatalaqsha

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina - Mendobrak Tembok Gaza - Menyapa Al-Aqsha & Palestina

« Gerakan Internasional Desak Ban Ki Moon Kawal Kapal-kapal Pendobrak Blokade
Israel Ancam Bunuh Para Relawan Kapal Kemanusian Julia dan Mariam, Yang Semuanya Adalah Perempuan »