Bocah Palestina: “Mengapa Kami Kurang Dianggap Sebagai Manusia? Apakah Kami Kurang Berharga?”
26 October 2023, 19:58.

Seorang anak Palestina yang berlumuran darah berdiri di atas reruntuhan setelah pengeboman oleh ‘Israel’ di Gaza, Palestina, 25 Oktober 2023. Foto: Anadolu Agency
(Daily Sabah) – Seorang gadis Palestina berusia 12 tahun, Nadine Abdul Latif, tidak percaya dia masih hidup setelah ‘Israel’ mengebom rumahnya dalam serangan udara di Kota Gaza. Pelapor Khusus PBB Francesca Albanese mengatakan bahwa 40% dari semua korban tewas akibat serangan ‘Israel’ adalah anak-anak.
Nadine kecil kini berlindung di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza setelah rumahnya hancur akibat serangan tersebut.
“Saya takut,” kata gadis Palestina itu kepada Anadolu Agency (AA) pada hari Rabu (25/10/2023).
Sepupu Nadine terluka dalam pengeboman ‘Israel’ itu.
“Kami secara ajaib selamat dari serangan itu, namun kami hidup dalam ketakutan,” katanya.
‘Israel’ telah melancarkan operasi pengeboman besar-besaran di Jalur Gaza menyusul aksi heroik lintas batas yang dilakukan Hamas ke wilayah Palestina yang kini disebut ‘Israel’ pada 7 Oktober.
Sebanyak 2,3 juta penduduk Gaza telah kehabisan makanan, air, obat-obatan dan bahan bakar. Konvoi bantuan yang diizinkan masuk ke Gaza hanya membawa sebagian kecil dari apa yang dibutuhkan.
“Kami ingin hidup seperti orang lain,” kata Nadine.
“Kami lelah, kami menginginkan hak-hak kami, kami ingin hidup seperti anak-anak lain di seluruh dunia,” kata anak tersebut. “Ini bukan kehidupan; tidak ada tempat yang aman, bahkan di gereja, di masjid, atau di rumah sakit pun tidak aman.”
40% korban tewas adalah anak-anak Palestina
Sementara itu, PBB melaporkan bahwa 40% dari mereka yang terbunuh di Gaza akibat pengeboman ‘Israel’ sejak 7 Oktober adalah anak-anak.
Pelapor Khusus PBB untuk Palestina Francesca Albanese memberikan informasi kepada pers tentang laporan yang ia sampaikan kepada Majelis Umum mengenai anak-anak Palestina di markas besar PBB di New York.
Albanese mengatakan: “Pengeboman terus-menerus terhadap Gaza oleh pasukan ‘Israel’ telah menyebabkan kematian 5.700 orang, dan 40% di antaranya adalah anak-anak. Apakah kita sadar akan apa yang terjadi? Ada 15.000 orang terluka parah.” Jumlah korban tewas saat ini di Gaza telah melampaui 6.500 orang pada Rabu malam.
Pelapor khusus PBB itu menyatakan bahwa 1,6 juta warga Palestina di Gaza telah mengungsi sejak 7 Oktober, ketika serangan brutal ‘Israel’ di Gaza berlanjut dan mereka tidak memiliki akses terhadap air, makanan, listrik, dan obat-obatan.
“Trauma dan kehancuran yang tidak dapat digambarkan. Neraka yang dialami rakyat Gaza saat ini adalah noda bagi kita semua, bagi semua negara anggota PBB, terutama mereka yang memiliki kekuatan untuk menghentikannya, namun tidak melakukannya,” kata Albanese.
Albanese mengatakan, akibat pengeboman yang dilakukan ‘Israel’ pada hari Selasa, rakyat Palestina mengalami “salah satu hari paling mematikan dalam sejarah mereka.”
“Seorang anak laki-laki dari Rafah mengatakan kepada saya pagi ini bahwa tadi malam adalah malam terburuk dalam hidupnya, ratusan orang tewas di daerahnya,” kata Albanese.
“Saya mengutuk kekerasan yang dipicu oleh kemarahan yang dilancarkan ‘Israel’ terhadap rakyat Gaza.” Albanese menegaskan bahwa menghukum semua warga Palestina di wilayah tersebut adalah tindakan yang “melanggar hukum”.
Anak-anak di bawah penjajahan
“Laporan saya berfokus pada dampak generasi pemukim ‘Israel’ terhadap anak-anak di wilayah Palestina terjajah, apa yang tersisa dari hak mereka untuk hidup dengan aman dan bermartabat,” kata pelapor khusus PBB itu.
Albanese menyatakan bahwa dari tahun 2008 hingga 7 Oktober, 1.534 anak-anak Palestina tewas dan 32.175 anak-anak terluka akibat serangan ‘Israel’.
Albanese juga mencatat bahwa “13.000 anak-anak Palestina telah ditangkap, diinterogasi dan ditahan secara brutal oleh serdadu ‘Israel’ sejak tahun 2000.”
Anak-anak Palestina bertanya kepadanya, “Mengapa kami kurang dianggap sebagai manusia? Apakah kami kurang berharga?”
“Baru-baru ini, seorang letnan ‘Israel’ mengatakan bahwa jumlah anak-anak Palestina yang secara tidak sengaja terbunuh dalam operasi yang bertujuan untuk membasmi teroris tidaklah signifikan. Kita juga harus mengingat pernyataan yang dibuatnya yang menggambarkan anak-anak Palestina dan orang tua mereka sebagai teroris dan mengklaim bahwa perisai manusia sangat umum di ‘Israel’,” tegas Albanese.
Kantor Media Pemerintah Gaza mengungkapkan pada hari Rabu (25/10/2023) bahwa sekitar 70% dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut telah meninggalkan rumah mereka akibat serangan udara ‘Israel’ yang terus berlangsung dan blokade di tengah kondisi kehidupan yang sangat sulit. (Daily Sabah)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
