‘Israel’ Gunakan Kelaparan Sebagai ‘Senjata Perang’ di Gaza

26 October 2023, 21:45.

Warga Palestina berkumpul untuk mendapatkan jatah makanan yang didistribusikan oleh sukarelawan di sekolah yang dikelola PBB di Rafah, Jalur Gaza selatan. Foto: Mahmoud al-Masri/Reuters

(Al Jazeera) – Organisasi nirlaba asal Inggris, Oxfam, telah memperbarui seruannya agar barang-barang penting dapat memasuki Jalur Gaza yang terkepung, dan menyatakan kelaparan digunakan sebagai “senjata perang” setelah ‘Israel’ memutus pasokan makanan, air, listrik dan bahan bakar ke wilayah tersebut.

‘Israel’ memberlakukan “pengepungan total” di Gaza setelah pejuang Hamas melancarkan serangan dari Gaza ke ‘Israel’ selatan pada tanggal 7 Oktober.

Selain pengepungan, ‘Israel’ juga terus membombardir wilayah tersebut, menewaskan lebih dari 6.600 orang, menurut otoritas di Gaza.

PBB telah memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan dan meminta ‘Israel’ mengizinkan lebih banyak truk bantuan masuk ke Gaza. Kurang dari 70 truk bantuan telah memasuki Gaza sejak perang dimulai.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (25/10/2023), Oxfam mengatakan hanya “dua persen makanan yang akan dikirimkan telah memasuki Gaza sejak pengepungan total”.

Untuk mengatasi krisis pangan yang mendesak, Oxfam mengatakan dibutuhkan sekitar 104 truk sehari untuk mengirimkan makanan ke Gaza.

Sally Abi Khalil, direktur regional Oxfam untuk Timur Tengah, mengatakan, “Situasinya sangat mengerikan–di manakah letak kemanusiaan? Jutaan warga sipil dihukum secara kolektif di depan mata dunia, dan tidak ada pembenaran untuk menggunakan kelaparan sebagai senjata perang. Para pemimpin dunia tidak bisa terus berdiam diri dan menonton saja, mereka mempunyai kewajiban untuk bertindak, jadi bertindaklah sekarang.”

“Setiap hari, situasinya semakin buruk. Anak-anak mengalami trauma parah akibat pengeboman yang terus-menerus; air minum mereka tercemar atau dijatah, dan dalam waktu dekat keluarga-keluarga mungkin tidak dapat memberi mereka makan juga. Berapa banyak lagi penderitaan yang harus ditanggung warga Gaza?” tambah Khalil.

Seorang anak laki-laki membawa sepanci makanan. Warga Palestina yang meninggalkan rumah mereka di tengah serangan ‘Israel’ berlindung di tenda kamp di sebuah pusat yang dikelola PBB, di Khan Younis, selatan Jalur Gaza. Foto: Ibraheem Abu Mustafa/Reuters

Merujuk pada hukum kemanusiaan internasional, yang melarang kelaparan sebagai metode peperangan, Oxfam mengatakan “menjadi sangat jelas bahwa situasi kemanusiaan yang terjadi di Gaza sesuai dengan larangan yang dikutuk dalam resolusi tersebut”.

Oxfam juga menyerukan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) dan negara-negara anggotanya untuk mencegah situasi memburuk, dan menuntut gencatan senjata segera sehingga semua kebutuhan makanan, bahan bakar, air, dan pasokan medis dapat dipenuhi. (Al Jazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Bocah Palestina: “Mengapa Kami Kurang Dianggap Sebagai Manusia? Apakah Kami Kurang Berharga?”
Topan Hamoon Menerjang Pesisir Tenggara Bangladesh, 273 Ribu Warga Rohingya Terpaksa Mengungsi  »