Bukan ke Desa Asal, Rezim Myanmar Bersiap Pulangkan Warga Rohingnya ke 20 Desa Baru
11 November 2023, 21:26.

Foto: The Daily Star
MYANMAR (Asia News) – Upaya pemulangan (repatriasi) percontohan muhajirin Rohingya yang sudah lama dipersiapkan terancam kembali gagal usai Myanmar dilaporkan enggan mengembalikan para muhajirin ke desa asalnya, sebut Asia News Network (ANN), Jumat (10/11/2023).
Pada saat delegasi Myanmar datang ke kamp pengungsian Cox’s Bazar guna memberi pengarahan tentang proses repatriasi, prosedur kewarganegaraan, dan fasilitas lainnya, para muhajirin kembali menyampaikan tuntutan mereka untuk kembali ke rumah asalnya—bukan ke desa atau kamp yang baru didirikan untuk mereka—di Rakhine.
Namun, para delegasi tidak dapat membuat komitmen apa pun tentangnya. Mereka hanya bisa mengatakan bahwa mereka akan membicarakan masalah ini dengan otoritas yang lebih tinggi di Naypyidaw.
Sungguh mengecewakan—tetapi tidak mengejutkan—melihat jawaban mereka pada saat semua persiapan sudah dilakukan untuk memulai proses repatriasi dengan mengirimkan gelombang pertama muhajirin Rohingya—sekira 3.000 orang—ke Myanmar pada bulan Desember mendatang.
Selama beberapa bulan terakhir, tampak ada perkembangan yang progresif terkait repatriasi muhajirin Rohingya ke tanah airnya di Myanmar.
Cina berinisiatif untuk memediasi proses ini dengan Myanmar; setelah bertahun-tahun komunitas internasional tak kunjung mampu menyelesaikan krisis ini.
Setelah Utusan Khusus Cina untuk Myanmar, Deng Xijun memberi isyarat di awal bulan Agustus bahwa Myanmar akan memulangkan muhajirin Rohingya yang tinggal di Cox’s Bazar ke desa mereka sendiri di Maungdaw Utara dan tempat-tempat sekitarnya—bukan ke kamp atau “desa percontohan” yang telah direncanakan oleh pihak berwenang Myanmar sebelumnya—harapan yang telah lama disimpan akan kepulangan yang aman dan bermartabat kembali muncul.
Dilaporkan bahwa pada bulan September, Myanmar juga sudah mengizinkan relawan internasional, termasuk dari PBB, Cina, dan negara-negara ASEAN, untuk mengambil bagian dalam program kemanusiaan selama proses repatriasi.
Mereka juga menyetujui untuk mengizinkan perwakilan muhajirin Rohingya mengunjungi Myanmar terlebih dahulu sebagai langkah membangun kepercayaan.
Namun, kini dunia lagi-lagi mengetahui bahwa janji-janji Myanmar hanya manis di bibir saja. Rezim junta tersebut berencana memulangkan muhajirin Rohingya hanya ke 20 desa baru sebagai upaya percontohan.
Muhajirin Rohingya tentu tidak terima; mereka sendiri telah berulang kali menyatakan hal ini dengan jelas. Mereka juga menuntut kewarganegaraan dan hak memilih setelah mereka kembali.
Rezim Myanmar tidak bisa terus-menerus mengingkari janji mereka untuk memulangkan muhajirin Rohingya ke desa asal mereka. Jika tidak, maka upaya repatriasi akan kembali gagal. (Asia News)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
