Genosida di Gaza: Penjajah Zionis Samakan Hamas dengan Nazi, Kenangan Holocaust Dieksploitasi 

16 November 2023, 08:36.

PALESTINA (Daily Sabah) – Rangkaian peristiwa yang dipicu oleh serangan kejutan Hamas pada 7 Oktober mencapai titik kritis ketika penjajah zionis ‘Israel’ menyatakan perang terhadap Palestina.  

Dengan memanfaatkan “ayat-ayat agama dan nubuat”, serta mengeksploitasi rasa bersalah Eropa dalam sejarahnya, zionis berusaha memengaruhi opini internasional untuk memihak mereka, dalam melakukan serangan ke Palestina. 

Tragisnya, serangan-serangan biadab ini telah merenggut nyawa lebih dari 11.100 warga Palestina; termasuk lebih dari 8.000 anak-anak dan perempuan, serta menyebabkan sedikitnya 24.000 orang terluka.  

Di Tepi Barat dan Baitul Maqdis terjajah, serdadu zionis ‘Israel’ dan pemukim ilegal Yahudi juga bertanggung jawab atas kematian 155 warga Palestina selama 31 hari terakhir.  

Dengan dukungan negara-negara adidaya dan diperkuat oleh media Barat, dedengkot negara palsu ‘Israel’, Benjamin Netanyahu terus menggalang dukungan komunitas internasional dengan cara menyamakan Hamas dengan Nazi, mendesak dunia untuk bersatu mendukung upaya ‘Israel’ guna mengalahkan mereka.  

Penggambaran Hamas sebagai Nazi memiliki tujuan retoris: guna membuka jalan bagi pemusnahan warga Palestina tanpa pandang bulu.  

Penyamaan tersebut akan membenarkan tindakan apa pun yang diambil, termasuk menargetkan rumah sakit, sekolah, kamp pengungsian, bahkan membunuh anak-anak. Seolah pemusnahan seluruh masyarakat (baca: genosida) dapat diperbolehkan karena ada alasan yang dianggap “sah”.  

Namun, pendekatan yang diambil oleh dedengkot-dedengkot ‘Israel’ dan pendukung mereka di Barat, tidak masuk akal dan tidak memiliki bukti substansial.  

Faktanya, justru mereka sama sekali tidak mengambil pelajaran penting yang dapat diambil dari peristiwa Holocaust: kenangan akan genosida harus menjadi pelajaran universal terhadap segala penindasan dalam bentuk apa pun, di mana pun dan kapan pun itu terjadi.  

Ungkapan “never again” seharusnya berarti “jangan lagi terjadi kepada semua orang”, bukan hanya “jangan lagi terjadi kepada bangsa Yahudi” saja. 

Sayangnya, alih-alih mempertahankan nilai inti ini, kenangan akan Holocaust malah dieksploitasi untuk membenarkan kebrutalan penjajah ‘Israel’. 

Di Gaza, hal tersebut digunakan untuk memenjarakan, membuat lapar, dan merampas hak 2,3 juta warga Palestina–yang setengah dari mereka adalah anak-anak–sambil mengejek mereka dengan menyebut “binatang yang berjalan dengan dua kaki.”  

Sementara itu, negara-negara Barat menutup mata terhadap kekejaman ini, bahkan mengabaikan seruan untuk mendesak gencatan senjata, lebih-lebih operasi militer seperti yang mereka lakukan dengan cepat dan sigap di Afganistan dan Irak.  

Suatu hari nanti, peristiwa ini akan dikenang sebagai genosida yang memalukan dalam sejarah. Seperti yang sering terlihat di negara-negara Barat, permintaan maaf akan diberikan dan pengadilan internasional akan dibentuk untuk menyalahkan para pelaku.  

Permintaan maaf atas apa yang terjadi saat ini di Gaza mungkin akan terjadi dua abad dari sekarang. Mengikuti pola Barat yang sudah mapan, mereka mungkin juga akan menetapkan suatu hari untuk peringatan mereka.  

Saat meminta maaf, kemungkinan besar Barat akan menyatakan bahwa mereka sekarang “berjiwa damai dan berbudi luhur”, dan menyalahkan nenek moyang mereka yang haus kekuasaan atas peristiwa tak manusiawi itu. 

Sepanjang sejarah, negara-negara Barat mempunyai banyak catatan kekejaman, termasuk perbudakan, perdagangan manusia, pembersihan etnis, kolonialisme, penggunaan bom atom, dan hilangnya ribuan anak di Afganistan yang sangat memilukan.  

Setelah setiap kejahatan itu, mereka meminta maaf dan terus mengibarkan bendera perdamaian, menggambarkan diri mereka sebagai negara-negara yang paling beradab. Namun, darah orang tak bersalah selalu mereka alirkan tak henti-hentinya. (BURCU BASARAN – Daily Sabah)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Sedikitnya 200 Muhajirin Rohingya Terdampar di Pantai Kulee Pidie, Termasuk 60 Anak-anak 
Dalam Dua Hari, 341 Muhajirin Rohingya Terdampar di Pantai Pidie; Kini Ditempatkan di Kamp Mina Raya  »