‘Israel’ Kepung Rumah Sakit Al-Awda, Serdadu Ancam dengan Peluru dan Kelaparan

10 December 2023, 18:39.

Warga Palestina yang terluka akibat pengeboman ‘Israel’ di Jalur Gaza dibawa ke Rumah Sakit al-Awda di Deir al Balah pada 8 Desember 2023. Foto: AP

(Middle East Eye) – Setidaknya 250 dokter, pasien, dan anggota keluarga mereka berada di ambang kelaparan setelah penembak jitu ‘Israel’ mengepung Rumah Sakit al-Awda, menembak untuk membunuh siapa saja yang mencoba memasuki, meninggalkan rumah sakit, atau bahkan siapa pun yang berada terlalu dekat dengan jendela.

Seorang staf di dalam al-Awda telah memberikan kesaksian langsung kepada Middle East Eye tentang kondisi mengerikan di dalam rumah sakit, di mana orang-orang hanya mempunyai cukup makanan untuk bertahan beberapa hari, dan tidak punya tempat untuk melarikan diri.

“Kami berada di Rumah Sakit al-Awda di wilayah utara, dan telah dikepung selama empat hari. Tidak ada yang bisa bergerak, masuk atau keluar rumah sakit,” kata Mohammed, anggota staf, yang meminta untuk tidak disebutkan nama lengkapnya.

Para penembak jitu ‘Israel’ yang mengelilingi rumah sakit pada dasarnya telah menyandera warga Palestina di dalam rumah sakit sampai makanan dan air di rumah sakit habis. Tidak hanya memblokir semua pintu keluar dan masuk, tetapi juga menembaki siapa pun yang terlihat bergerak.

Selain penembak jitu, kata Mohammed, tank-tank ‘Israel’ berada dalam jarak 50 hingga 70 meter dari rumah sakit. Jika pengepungan terus berlanjut, rumah sakit akan kehabisan makanan hanya dalam hitungan hari, katanya.

“Makanan kami hanya untuk tiga hari. Air untuk dua hari. Bahan bakar untuk empat hari. Namun, hari ini genset mati karena tidak ada yang bisa bergerak untuk mengisi bahan bakar. Jadi, aliran air akan terhenti,” ujarnya.

Pada Sabtu (9/12/2023) pagi, gerombolan serdadu ‘Israel’ mulai menyerang tangki air rumah sakit, menurut Mohammed.

Dalam rekaman yang dikirim ke The Hill, dia mengatakan bahwa orang-orang yang dikepung “hanya makan satu kali sehari.”

Sekitar seminggu yang lalu, Rumah Sakit al-Awda adalah satu-satunya rumah sakit yang berfungsi dan menyediakan layanan medis bagi wanita hamil di Gaza utara. Mohammed menggambarkan situasinya suram, rumah sakit dipenuhi warga Palestina yang terluka serta ibu-ibu yang baru melahirkan dan bayi-bayi mereka.

Mohammed mengatakan ada dua wanita dengan bayi dan 38 orang terluka di antara 250 orang di rumah sakit.

Infrastruktur kesehatan di Gaza berada di ambang kehancuran karena penjajah ‘Israel’ melanjutkan operasi militernya di wilayah kantong yang terkepung itu.

Tlaleng Mofokeng, pelapor khusus PBB untuk hak atas kesehatan, mengatakan pada hari Kamis bahwa ‘Israel’ telah menyatakan “perang tanpa henti” terhadap sistem medis Gaza.

Sniper tembak siapa pun yang bergerak

Jika warga Palestina yang berada di dalam al-Awda tetap hidup, meskipun kekurangan makanan dan air, mereka masih harus menghadapi kematian akibat tembakan penembak jitu (sniper) ‘Israel’ yang ditempatkan di luar rumah sakit. Salah satu rekan Mohammed telah terbunuh oleh tembakan penembak jitu.

“Kemarin penembak jitu membunuh rekan kami ketika dia berdiri di dekat jendela,” kata Mohammed.

Ia menambahkan bahwa putra seorang rekannya juga tertembak, dokter berhasil menyelamatkannya. Namun, pada Jumat malam seorang petugas kebersihan tertembak melalui jendela dan terbunuh.

Pada hari pertama pengepungan, seorang penembak jitu ‘Israel’ menembak dan membunuh seorang wanita yang mencoba memasuki bangsal bersalin rumah sakit.

Jenazahnya tetap tergeletak di jalan di luar rumah sakit, dan tidak ada yang bisa mengambilnya karena mereka diancam akan ditembak mati.

Rumah Sakit Al-Awda telah diserang oleh ‘Israel’ lebih dari satu kali sejak pecahnya perang pada 7 Oktober.

Pada tanggal 21 November, Doctors Without Borders (MSF) melaporkan bahwa tiga dokter, termasuk dua staf MSF, terbunuh dalam serangan di rumah sakit. Meskipun organisasi tersebut tidak menyebutkan siapa yang bertanggung jawab atas pengeboman itu, pada hari yang sama Masyarakat Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan bahwa serangan ‘Israel’ menewaskan sedikitnya empat dokter di RS al-Awda.

Salah satu dokter MSF yang terbunuh, Mahmoud Abu Nujaila, menulis di papan tulis di dalam rumah sakit pada tanggal 20 Oktober: “Kami telah melakukan apa yang kami bisa. Ingatlah kami.”

Menurut data PBB, setidaknya telah terjadi 364 serangan terhadap layanan kesehatan di wilayah Palestina sejak 7 Oktober. Dalam serangan tersebut, sedikitnya 553 orang terbunuh dan 729 cedera. Lebih dari 50 fasilitas kesehatan dan hampir 200 ambulans juga dibom.

Hampir 17.500 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang, dan ribuan lainnya hilang dan diperkirakan meninggal dunia.

‘Israel’ telah mengepung beberapa rumah sakit di Gaza sejak perang dimulai, termasuk RS al-Syifa, kompleks medis terbesar di Gaza, dan RS Rantisi, keduanya di Kota Gaza di utara.

Pengepungan ini sering kali diikuti dengan serangan, yang menyebabkan banyak rumah sakit menjadi reruntuhan setelah serdadu ‘Israel’ mundur dari sana.

“Kami adalah rumah sakit LSM independen dan bekerja untuk melayani masyarakat. Saya tidak tahu mengapa kami menjadi sasaran,” kata Mohammed. (Middle East Eye)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Ribuan Serdadu ‘Israel’ Cedera dan Cacat Sejak 7 Oktober 2023
Keluarga Warga Palestina yang Ditelanjangi dan Ditahan Ungkap Detail Penangkapan yang Memalukan oleh Serdadu ‘Israel’ »