Menteri Keuangan Zionis Bersikeras Beri Sanksi Turkiye, Pengusaha ‘Israel’ Enggan Merugi

21 June 2024, 08:51.

Menteri Keuangan ‘Israel’ Bezalel Smotrich (kiri) dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam foto tanggal 7 Januari 2024 (AFP)

(Middle East Eye) – Penjajah Zionis masih mendiskusikan cara-cara untuk memberlakukan bea masuk yang tinggi terhadap produk-produk Turkiye dan memberlakukan protokol perizinan terhadap impor produk-produk tersebut, kata tiga sumber yang mengetahui masalah ini kepada Middle East Eye, meskipun ada kecaman dari para pebisnis lokal.

Menteri Keuangan ‘Israel’ Bezalel Smotrich, seorang nasionalis sayap kanan, mengatakan pada hari Ahad bahwa kenaikan tarif impor dari Turkiye adalah “jawaban Zionis yang sesuai” untuk Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan yang menghentikan perdagangan bilateral pada bulan Mei hingga ‘Israel’ menyetujui gencatan senjata yang berkelanjutan di Gaza.

Smotrich mengatakan bahwa dia akan mengusulkan kepada kabinet pembatalan semua pengurangan tarif bea masuk yang berlaku untuk barang-barang yang diimpor dari Turkiye di bawah perjanjian perdagangan bebas tahun 1996, dan memberlakukan bea masuk tambahan sebesar 100 persen dari nilai produk Turkiye mana pun.

Smotrich mengusulkan agar langkah seperti itu harus tetap berlaku sampai masa jabatan Presiden Erdogan selesai.

Laporan-laporan media ‘Israel’ mengindikasikan bahwa diskusi juga sedang dilakukan untuk memaksa perusahaan-perusahaan yang tertarik untuk mengimpor barang-barang Turkiye untuk mendapatkan izin dari otoritas penjajah.

Namun, otoritas penjajah tidak membuat pengumuman resmi mengenai langkah-langkah tersebut setelah rapat kabinet pada hari Ahad.

Laporan-laporan yang muncul dari pertemuan tersebut menunjukkan bahwa Smotrich mengkritik pemerintah karena tidak secara tegas menghadapi Erdogan dengan mengatakan: “Hubungan kami dengan Turkiye seperti seorang pria yang menyuruh seorang gadis untuk pergi dan dia bersikeras untuk tetap tinggal.”

Analogi tersebut rupanya membuat gelisah Benjamin Netanyahu yang mengatakan bahwa seorang gadis juga bisa meminta pria tersebut untuk pergi.

Kepentingan publik di atas kehormatan nasional

“Belum ada keputusan resmi,” kata salah satu orang yang mengetahui tentang diskusi tersebut.

Sumber kedua mengatakan bahwa masalah ini sedang dibahas “dalam komite antarkementerian yang dipimpin oleh para direktur jenderal,” tetapi keputusan akhir belum dibuat.

Sumber ketiga mengatakan bahwa otoritas dan para birokrat terpecah dalam menanggapi sanksi Turkiye. Beberapa pihak menyerukan untuk tetap tenang sampai masa-masa sulit berlalu mengingat bahwa Ankara dan Tel Aviv adalah mitra dagang yang penting.

Volume perdagangan antara kedua negara mencapai $6,3 miliar pada tahun 2023, di mana 76 persen di antaranya adalah ekspor Turkiye, menurut Institut Statistik Turkiye. Turkiye biasa memasok ‘Israel’ dengan produk-produk murah.

Inisiatif penjajah Zionis untuk membebani bea masuk pada impor dari Turkiye telah dikritik keras oleh Israeli Union of Chambers of Commerce (Persatuan Kamar Dagang ‘Israel’).

“Kita tidak boleh terseret ke dalam perang dagang yang dimulai di Turkiye dan tidak diketahui ujungnya,” kata Shachar Turjeman, presiden Asosiasi Kamar Dagang ‘Israel’, kepada media ‘Israel’ pada akhir pekan lalu. 

“Saya menyerukan kepada pemerintah untuk fokus pada langkah-langkah yang akan mencegah peningkatan biaya hidup dan bukan malah memperburuknya.”

Turjeman meminta kementerian keuangan untuk mengikuti kepentingan publik daripada “kehormatan nasional” sebelum membuat keputusan yang dapat meningkatkan biaya hidup.

Asosiasi tersebut berargumen, dalam sebuah makalah yang diserahkan kepada otoritas, bahwa bea tambahan terhadap produk-produk Turkiye tersebut akan meningkatkan biaya barang bagi para importir di ‘Israel’ dan “secara langsung memengaruhi pasar-pasar alternatif, seperti Yunani, Italia dan Mesir.” (Middle East Eye)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Muslimah Uyghur Dipenjara Ulang karena Mengajarkan Al-Qur’an
Forensic Architecture: Kemungkinan Besar Serdadu Zionis Bunuh Hind Rajab dengan Tank »