Forensic Architecture: Kemungkinan Besar Serdadu Zionis Bunuh Hind Rajab dengan Tank

22 June 2024, 19:39.

Ibu dari Hind Rajab yang berusia enam tahun mengatakan bahwa Hind terluka dan terjebak di dalam mobil bersama kerabatnya di Gaza Utara (X)

(Middle East Eye) –Sebuah kelompok peneliti yang berbasis di Inggris menerbitkan temuan dari investigasi forensik pada hari Jumat (21/6/2024), yang mengungkapkan bahwa Hind Rajab, seorang gadis Palestina berusia enam tahun yang ditemukan terbunuh bersama dengan anggota keluarganya di Gaza utara awal tahun ini, kemungkinan besar dibunuh oleh tembakan tank ‘Israel’.

Penyelidikan menemukan bahwa mobil di mana Rajab terbunuh telah terkena 355 peluru, dengan sebagian besar peluru masuk dari sisi kanan kendaraan. Investigasi ini dilakukan oleh Forensic Architecture, Al Jazeera’s Fault Lines dan LSM Earshot.

Forensic Architecture mengatakan bahwa senjata yang digunakan untuk serangan ini “menembakkan sekitar 750-900 peluru per menit,” dan bahwa ini lebih cepat dari senapan serbu tipe AK yang biasa digunakan oleh pejuang Palestina yang beroperasi di Gaza.

“Kecepatan tembakan ini serupa dengan persenjataan yang digunakan oleh serdadu ‘Israel’ seperti senapan serbu M4 atau senapan mesin FN MAG pada tank Merkava,” demikian hasil investigasi tersebut.

Penyelidikan tersebut–dengan menggunakan gabungan analisis kinetik, citra satelit dan rekaman yang bersumber dari lokasi kejadian–juga menemukan bahwa tank ‘Israel’ yang menembaki kendaraan yang ditumpangi Rajab pasti berada di posisi dalam jarak 13 hingga 23 meter ketika menewaskan Layan, sepupu Rajab yang berusia 15 tahun.

Jarak yang dekat itu berarti tank tersebut pasti dapat melihat ke dalam kendaraan, dan para penyelidik menyimpulkan: “Tidak masuk akal jika penembak tidak dapat melihat bahwa mobil tersebut berisi warga sipil, termasuk anak-anak.” 

“Dari posisi tank yang ditunjukkan oleh keselarasan terbesar antara lubang masuk dan keluar, kami menyimpulkan bahwa penembak dapat melihat dengan jelas mobil dan penumpangnya,” kata investigasi tersebut.

“Dengan kata lain, mereka pasti menyadari keberadaan dua anak tersebut.”

Investigasi ini membantah klaim ‘Israel’ yang menyangkal bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut dan mengatakan bahwa pasukan ‘Israel’ tidak berada di daerah itu pada saat kematian Rajab.

‘Aku takut gelap, jemput aku’

Rajab ditemukan terbunuh pada tanggal 10 Februari tahun ini di Gaza utara, setelah hampir dua minggu terjebak di dalam mobil bersama keluarganya ketika dikepung oleh pasukan militer ‘Israel’ dan menjadi sasaran tembakan ‘Israel’.

Yousef Zeino dan Ahmed al-Madhoun, dua petugas paramedis yang dikirim untuk menyelamatkan Rajab setelah dia menelepon meminta bantuan dari dalam kendaraan yang sedang ditembaki ‘Israel’, juga ditemukan terbunuh. 

Terakhir kali petugas penyelamat mendengar kabar dari Rajab adalah pada tanggal 29 Januari. Ibunya, Wissam Rajab, sebelumnya mengatakan kepada Middle East Eye bahwa keluarganya terpisah saat mereka mencoba mengungsi dari daerah yang berada di bawah serangan intens ‘Israel’ tersebut. Karena cuaca yang buruk, Wissam memasukkan putrinya ke dalam kendaraan bersama dengan kerabat jauhnya, sedangkan anggota keluarga lainnya melarikan diri dengan berjalan kaki.

Setelah mendengar suara tembakan di daerah itu, keluarga tersebut menelepon Bulan Sabit Merah untuk memberi tahu mereka bahwa mobil tersebut sedang ditembaki. Awalnya, Wissam mengira semua orang di dalam mobil itu terbunuh sampai dia mendapat telepon dari Layan Hamadeh, sepupu Hind yang berusia 15 tahun, yang mengatakan: “Hind dan aku terluka, dan semua keluargaku tewas. Aku tidak ingin mati. Tolong panggilkan ambulans untuk menyelamatkan kami. Aku takut. Tank-tank itu berjarak 500 meter dariku.”

Sambungan telepon terputus, dan Wissam mengira mereka berdua telah terbunuh. Namun, ketika dia menelepon lagi, Hind menjawab dan berkata: “Aku masih hidup, tetapi Layan telah mati syahid. Bu, aku takut, mereka semua sudah mati. Datang dan jemput aku.”

Awal tahun ini, Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina merilis rekaman audio dari panggilan telepon terakhirnya dengan Hind, di mana permohonan terakhirnya dapat terdengar di tengah-tengah deru tembakan.

“Aku takut gelap, jemput aku,” katanya.

Kematiannya menjadi simbol bagi para pengunjuk rasa pro-Palestina di seluruh dunia. Di Universitas Columbia di New York City, para demonstran mahasiswa mengambil alih dan menduduki sebuah gedung di kampus dan menamainya “Hind’s Hall (Aula Hind)” untuk menghormati Rajab.

Pada 6 Mei, rapper Amerika Macklemore merilis sebuah lagu berjudul “Hind’s Hall”, untuk mengenang Rajab dan mendukung perkemahan solidaritas Gaza yang didirikan di kampus-kampus universitas di seluruh Amerika Serikat. (Middle East Eye)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Menteri Keuangan Zionis Bersikeras Beri Sanksi Turkiye, Pengusaha ‘Israel’ Enggan Merugi
Kisah Mengerikan Muhajirin Rohingya di Pelarian »