Takut Diadili atas Kejahatan Perang, ‘Israel’ Larang Serdadu Beri Kesaksian tentang Insiden 7 Oktober

7 September 2024, 13:21.

Seorang serdadu ‘Israel’ berjalan melewati sebuah rumah yang hancur di Kibbutz Be’eri, dekat pagar pembatas dengan Gaza, pada 11 Oktober 2023. Foto: Menahem Kahana/Getty

(The Cradle) – ‘Israel’ mengizinkan para penyelidik Amerika Serikat (AS) untuk mengumpulkan kesaksian langsung dari para saksi yang mengalami peristiwa 7 Oktober, tetapi menolak untuk mengizinkan kesaksian dikumpulkan dari para serdadu ‘Israel’ karena takut mereka dapat diadili atas kejahatan perang, surat kabar Hapeles memberitakan pada 5 September.

Surat kabar berbahasa Ibrani Haredi itu memberitakan Lahav 433, sebuah organisasi payung pemberantasan kejahatan di dalam Kepolisian ‘Israel’, mengizinkan bukti dibawa ke AS sebagai bagian dari kerja sama antara Tel Aviv dan Washington untuk mengajukan dakwaan di pengadilan AS terhadap para pejabat senior Hamas.

Namun, jaksa dan kepala Lahav, Motti Levy, tidak menyampaikan kesaksian apa pun yang dikumpulkan dari sekitar 700 serdadu yang diwawancarai.

Kesaksian para serdadu dikumpulkan sebagai bagian dari investigasi nasional, tetapi karena takut bahwa materi dan kesaksian para serdadu akan digunakan untuk mengadili mereka di AS dan juga di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, kesaksian mereka tidak diberikan, tambah surat kabar itu.

Hamas menyerang pangkalan militer dan permukiman ilegal ‘Israel’ pada 7 Oktober. Sekitar 1.200 serdadu dan pemukim ilegal ‘Israel’ tewas dalam serangan itu. Beberapa dibunuh oleh Hamas, namun banyak yang dibunuh oleh pasukan ‘Israel’ menggunakan helikopter serang, drone, dan tank, sesuai dengan arahan Hannibal yang kontroversial.

Karena penggunaan senjata berat oleh militer ‘Israel’, banyak warga sipil dan serdadu ‘Israel’ terbakar sampai mati oleh militer mereka sendiri atau terkubur di bawah reruntuhan rumah mereka di permukiman ilegal.

Ada kemungkinan kesaksian para serdadu yang tidak dikirim ke AS berisi perincian tentang Arahan Hannibal.

Sebagai bagian dari penyelidikan, wakil penasihat hukum pemerintah, Gil Limon, melakukan perjalanan ke AS sekitar dua bulan lalu dan mengadakan pertemuan dengan kepala Lahav dan jaksa.

Pada hari Rabu, Kepolisian ‘Israel’ mengkritik jaksa karena tidak mengajukan tuntutan terhadap para pemimpin Hamas di ‘Israel’ seperti yang telah dilakukan AS, demikian dilaporkan lembaga penyiaran publik Kan. (The Cradle)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Selalu Kalah Saat Bertempur dengan Pejuang Palestina, Pasukan Zionis ‘Cari Mati’ dengan Kembali ke Al-Zaytoun Gaza
Mayoritas Warga ‘Israel’ Ingin Unggahan Media Sosial yang Bersimpati kepada Warga Palestina di Gaza Disensor »