Mayoritas Warga ‘Israel’ Ingin Unggahan Media Sosial yang Bersimpati kepada Warga Palestina di Gaza Disensor

7 September 2024, 14:24.

Gerombolan aktivis sayap kanan ‘Israel’ menyerang jurnalis Palestina Saif Kwasmi pada 5 Juni 2024 di Baitul Maqdis. Foto: Hazem Badr/AFP

(Middle East Eye) – Sebuah jajak pendapat terbaru yang dirilis oleh Pew Research Center menemukan bahwa mayoritas warga ‘Israel’, 59 persen, mendukung penyensoran unggahan media sosial yang menunjukkan simpati kepada warga sipil Palestina di Gaza di tengah genosida ‘Israel’ di daerah kantong yang terkepung itu.

Mayoritas yang lebih besar lagi, 72 persen, warga ‘Israel’ mengatakan unggahan yang menyertakan video atau gambar kekerasan dalam perang harus disensor.

‘Israel’ telah melancarkan perang genosida di Gaza sejak 7 Oktober 2023, ketika Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya melancarkan serangan ke ‘Israel’ selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 240 orang lainnya ke Gaza.

‘Israel’ meresponsnya dengan perang skala penuh, dan selama beberapa bulan berikutnya, militernya menghancurkan Jalur Gaza, membunuh lebih dari 40.000 warga Palestina dan menghancurkan lingkungan permukiman, universitas, sekolah, rumah sakit, dan masjid.

Segera setelah serangan 7 Oktober dan respons ‘Israel’, banyak gembong Zionis menyerukan agar penduduk Palestina di Gaza, termasuk warga sipilnya, dihukum.

Pada bulan Oktober, seorang veteran militer ‘Israel’ yang terlibat dalam pembantaian anak-anak Palestina tahun 1948 menyerukan kepada warga ‘Israel’ untuk “menghapus kenangan tentang… keluarga, ibu, dan anak-anak”.

Sekarang, 11 bulan perang genosida, sebuah klip dari podcast ‘Israel’ berbahasa Inggris yang populer telah menjadi viral. Klip tersebut memperlihatkan pembawa acara Naor Meningher dan Eytan Weinstein mendiskusikan gagasan untuk menghapus semua warga Palestina di Tepi Barat terjajah dan Gaza.

Dalam sebuah episode Two Nice Jewish Boys, yang ditayangkan tiga minggu lalu, pembawa acara Weinstein berkata: “Jika Anda memberi saya sebuah tombol untuk menghapus Gaza, setiap makhluk hidup di Gaza tidak akan hidup lagi besok. Saya akan menekannya dalam sedetik.”

Ia mengklaim bahwa “sebagian besar orang ‘Israel’” akan melakukan hal yang sama.

“Maafkan kami jika kami tidak peduli jika semua orang di sana mati. Begitulah perasaan kami. Begitulah perasaan orang ‘Israel’,” kata Weinstein.

Jajak pendapat Pew sebelumnya yang dilakukan pada bulan Mei menunjukkan mayoritas warga ‘Israel’ percaya bahwa militer negara palsu itu mengambil respons yang tepat atau tidak bertindak keterlaluan. Empat puluh persen juga mengatakan bahwa Gaza harus diserahkan kepada ‘Israel’ untuk dikuasai.

Memang ada beberapa unjuk rasa antiperang besar yang diselenggarakan di Palestina yang kini disebut ‘Israel’, tetapi mayoritas warga mendukung upaya perang negara palsu itu.

Jajak pendapat Pew terbaru menemukan, setengah dari warga ‘Israel’ percaya bahwa unggahan media sosial yang mengkritik pemerintah negara palsu itu harus dilarang.

Puluhan warga Palestina di ‘Israel’ telah ditangkap karena unggahan media sosial yang terkait dengan perang genosida. (Middle East Eye)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Takut Diadili atas Kejahatan Perang, ‘Israel’ Larang Serdadu Beri Kesaksian tentang Insiden 7 Oktober
Penjajah Zionis Bunuh Aktivis Pro-Palestina Berkebangsaan Turkiye-AS, Hamas Mengecam Keras  »