Kejahatan Penjajah Kian Gencar: Serdadu Zionis Bunuh Puluhan Warga Jenin, Tulkarem, dan Tubas 

8 September 2024, 18:51.

Foto: UNRWA

PALESTINA (UN) – Pasukan penjajah ‘Israel’ telah membunuh 36 warga Baitul Maqdis, termasuk delapan anak-anak, dalam 10 hari operasi militer di Tepi Barat utara, di saat kekerasan oleh pemukim ilegal Yahudi turut meningkat. 

Demikian disampaikan Kantor Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR), Jumat (6/9/2024). 

OHCHR mengatakan bahwa sejak 27–28 Agustus, operasi dalam skala yang belum pernah terjadi selama dua dekade terakhir memperlihatkan serdadu penjajah ‘Israel’ menyerang dengan serangan udara, tembakan artileri, peluru tajam, hingga buldoser di kamp-kamp pengungsian dan kota-kota di Tepi Barat bagian utara. 

Rentetan serangan itu menewaskan 36 warga Palestina, termasuk delapan anak-anak di Provinsi Jenin, Tulkarem, dan Tubas. 

Empat belas dari mereka yang syahid terbunuh oleh serangan udara, empat oleh artileri darat, tujuh belas orang ditembak dan dibunuh dengan peluru tajam.

Sedangkan satu orang lainnya (lansia berusia 58 tahun) ditemukan tewas, dengan tanda-tanda pemukulan dan dalam keadaan diborgol, setelah ditangkap dari rumahnya. 

Berdasarkan Informasi yang dikumpulkan sejauh ini, OHCHR menyatakan bahwa adanya penggunaan kekuatan yang tidak perlu, tidak proporsional, dan melanggar hukum oleh militer penjajah ‘Israel’. 

Termasuk dengan melakukan serangan udara untuk membunuh secara sewenang-wenang warga Palestina yang “dicari” oleh ‘Israel’, serta perampasan nyawa warga Palestina yang tidak bersenjata; termasuk anak-anak dan lansia secara sewenang-wenang.  

Dalam kejahatan terbarunya tanggal 3 September di Jenin, penjajah ‘Israel’ membunuh seorang gadis Palestina berusia 16 tahun ketika dia berada di rumahnya di Kafr Dan, dengan cara menembak kepalanya.  

Serdadu zionis laknatullah juga mengarahkan tembakan ke paramedis dan jurnalis yang mencoba mendekati rumah gadis tersebut, yang melukai tiga jurnalis. 

Menurut para saksi mata, pada tanggal 4 September, di kamp Al Fara?, Tubas, penjajah ‘Israel’ menembak seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang tidak bersenjata. 

Pertama di bagian kaki, kemudian dari jarak dekat di bagian leher, lalu membawanya pergi dengan meletakkannya di bagian depan sebuah buldoser militer.  

Bocah itu ditemukan empat jam kemudian oleh paramedis; dalam keadaan syahid, telanjang, dan tubuh yang terkoyak-koyak. 

Pada tanggal 6 September, setelah sembilan hari pengepungan dan serangan terus-menerus, ‘Israel’ mulai menarik diri dari Jenin serta Tulkarem, meskipun diduga kuat mereka akan kembali untuk operasi militer lebih lanjut. 

Dalam insiden terpisah, pada tanggal itu penjajah zionis laknatullah membunuh seorang aktivis Amerika berusia 26 tahun di Beita, Nablus, dengan menembak tepat di kepalanya ketika dia berpartisipasi dalam protes damai anti-permukiman ilegal. 

Selain pembunuhan-pembunuhan di luar hukum ini, penjajah ‘Israel’ menghancurkan – melalui serangan udara, artileri, dan penggunaan buldoser – rumah, toko, jalan, serta infrastruktur air, limbah, serta listrik. 

Tindakan tersebut menyebabkan ribuan penduduk Palestina selama berhari-hari tak bisa mengakses layanan dan pasokan penting, termasuk makanan, saat terjebak di rumah mereka karena jam malam diberlakukan. Hal ini merupakan kejahatan kolektif terhadap penduduk Palestina, yang merupakan kejahatan perang. 

Di Jenin saja, di mana operasi ‘Israel’ di kamp tersebut berlangsung tanpa henti selama sembilan hari berturut-turut, para pejabat Palestina memperkirakan bahwa 20 km jaringan air, limbah, listrik, dan komunikasi yang sangat vital, dibuldoser dan 70% jalan hancur. 

Lebih dari 1.000 keluarga Palestina di kamp pengungsian Jenin dan wilayah timur kota tersebut terpaksa meninggalkan rumah mereka. 

Baik karena dirampas penjajah ‘Israel’ selama operasi, maupun karena intensitas kekerasan dan ketidakmampuan mereka dalam mengakses kebutuhan penting. Mereka kini berlindung di desa-desa tetangga. 

OHCHR melanjutkan, penghancuran dan pemindahan paksa warga juga dilaporkan terjadi di Tulkarem dan kamp-kamp pengungsian sekitarnya.

Hingga saat ini, data tentang dampak penyerangan belum tersedia karena tidak dapat diaksesnya jalan raya serta pembatasan lain yang menghalangi pergerakan petugas medis, pertahanan sipil, maupun petugas kemanusiaan. (UN)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Penjajah Bunuh 110 Warga Palestina Dalam 4 Hari, Sisa Bahan Peledak Membahayakan Anak-anak Gaza 
Saksi Mata Ungkap Kronologi Pembunuhan Aktivis Aysenur Ezgi oleh Serdadu Penjajah Zionis »