Sandera yang Dibebaskan: ‘Israel’ Tidak Tahu Apa-apa tentang Terowongan di Gaza

9 September 2024, 21:24.

Sandera yang telah dibebaskan, Adina Moshe, berbicara tentang pengalamannya saat disandera, dalam sebuah wawancara yang ditayangkan pada tanggal 24 Januari 2024. Foto: Tangkapan layar Channel 12; digunakan oleh The Cradle sesuai dengan Klausul 27a Undang-Undang Hak Cipta

(The Cradle) – Adina Moshe, seorang wanita ‘Israel’ yang sebelumnya disandera oleh faksi-faksi perlawanan Palestina di Gaza, menyatakan militer ‘Israel’ tidak tahu apa-apa tentang jaringan terowongan bawah tanah Hamas, sebagaimana dilansir Channel 12 pada tanggal 8 September.

Moshe disandera oleh Hamas pada tanggal 7 Oktober dan dibebaskan pada tanggal 24 November sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata sementara yang dimediasi oleh Qatar dan Amerika Serikat (AS) antara Hamas dan ‘Israel’.

Moshe mengatakan setelah dibebaskan, dia diberi pengarahan oleh Shin Bet (‘Shabak’), dinas mata-mata internal ‘Israel’.

“Shin Bet meminta saya untuk menggambar peta terowongan di Gaza karena mereka tidak tahu apa-apa tentangnya,” kata Moshe seperti dikutip Channel 12 ‘Israel’.

Dalam pidatonya selama unjuk rasa yang menuntut gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pertukaran sandera dengan Hamas, Moshe mengindikasikan bahwa Shin Bet telah mengutus seorang teknisi untuk menemuinya guna meminta Moshe menjelaskan seperti apa terowongan, telepon, dan kabel Hamas, apa cabang-cabangnya, dan di mana lokasinya.

Hal ini memperjelas bagi Moshe bahwa “Shin Bet tidak tahu apa pun tentang terowongan tersebut,” katanya.

Moshe memberi tahu teknisi itu bahwa “terowongan di Jalur Gaza adalah labirin yang sangat besar yang membentang di bawah tanah di sepanjang Jalur Gaza, dan tekanan militer tidak akan membantu membawa kembali para sandera.”

Ia menekankan bahwa “Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berbohong, dan bahwa ia dan serdadu tidak tahu apa pun tentang terowongan Hamas di Jalur Gaza.”

Pada tanggal 7 Februari, setelah beberapa sandera ‘Israel’ di Gaza terbunuh oleh pasukan ‘Israel’ dan gas beracun dari serangan udara ‘Israel’ selama operasi di Gaza, mantan sandera tersebut mendesak Netanyahu untuk menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera-tawanan.

“Sekali lagi, saya meminta Anda, Tuan Netanyahu, semuanya ada di tangan Anda, Anda adalah orang yang dapat melakukannya, dan saya sangat takut jika Anda terus melanjutkan jalan ini… tidak akan ada lagi sandera yang akan dibebaskan,” katanya dalam sebuah konferensi pers.

Netanyahu telah berusaha menyabotase kemungkinan kesepakatan gencatan senjata, yang menyebabkan sejumlah warga ‘Israel’ menyalahkannya atas kematian banyak sandera yang ditahan di Gaza.

Yedioth Ahronoth memberitakan pada tanggal 2 September bahwa Netanyahu bertanggung jawab atas kematian enam serdadu ‘Israel’ yang terbunuh saat menjadi sandera Hamas karena ia menyabotase perjanjian gencatan senjata Gaza pada bulan Juli yang akan mengarah pada pembebasan mereka.

Surat kabar berbahasa Ibrani itu memberitakan bahwa menurut seorang pejabat keamanan senior ‘Israel’, ‘Israel’ mengajukan proposal untuk sebuah perjanjian pada bulan Mei yang akan mengembalikan sandera ‘Israel’ dan mengarah pada gencatan senjata.

Namun, setelah Hamas menyetujui sebagian besar persyaratannya, Netanyahu memutuskan untuk menarik diri dari kesepakatan tersebut. Untuk melakukannya, ia memerintahkan sebuah dokumen baru untuk disusun pada bulan Juli, yang mencakup “klarifikasi” terhadap proposal pertama ‘Israel’, termasuk bahwa pasukan ‘Israel’ terus menduduki perbatasan Mesir-Gaza.

Enam sandera ‘Israel’ lainnya kemudian terbunuh. Mayat mereka ditemukan dari sebuah terowongan di Rafah, Gaza selatan, pada tanggal 31 Agustus. (The Cradle)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Berapa Banyak Orang Yahudi yang Harus Mati Atas Nama Zionisme?
140+ Anak Palestina di Tepi Barat Terbunuh Sejak 7 Oktober 2023, DCIP: “Tak Ada Satu pun Pembunuh yang Diadili”  »