Ikhtiar Menguatkan Muslim Rohingya yang Kian Terhimpit #2 

22 September 2024, 20:27.

Seorang jurnalis lokal mengambil foto anak-anak Rohingya di kamp pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh, pada bulan Oktober 2019 [Allison Joyce/Getty Images]

Oleh Abu Ahmad (Aktivis Rohingya Youth Foundation)

SITUASI di Arakan secara umum tidak layak dan tidak aman dihuni oleh warga sipil, meskipun masih ada warga Rohingnya yang bertahan di sana. Kejahatan terus terjadi.

Sebelumnya, kondisi itu dipantau oleh media dunia. Sekarang, kondisi itu berlangsung tanpa pengawasan dan tanpa diketahui oleh media. Arakan Army seolah bebas melakukan apa yang mereka inginkan. 

Permasalahan lain pun terjadi di sana. Arakan Army datang ke desa yang dihuni oleh warga Rohingya, lalu memaksa anak-anak muda untuk bergabung dengan mereka.  

Pada saat yang sama, junta militer Myanmar, juga datang kepada warga Rohingya lalu mengajak mereka bergabung untuk melawan Arakan Army. 

Ada pula kelompok People Defense Force (PDF) atau Pasukan Pertahanan Rakyat, yang dibentuk oleh pemerintahan di pengasingan.  

Mereka juga meminta warga Rohingnya bergabung dengan kelompok mereka, untuk menghadapi junta militer. PDF “berjanji” akan memberikan hak-hak warga Rohingya. Dalam hal ini, warga Rohingya seolah menjadi “koktail” (hidangan) untuk semua orang.  

Pasalnya, semua pihak berupaya memanfaatkan dan mengeksploitasi warga Rohingya. Mereka menggencarkan pembunuhan dan penghilangan paksa, mengurangi jumlah warga Rohingya, mengusir mereka dari tanahnya, juga merampas rumah dan harta benda mereka. Ini strategi yang dilakukan di dalam Arakan.  

Di sisi lain, di Bangladesh, pengungsian sangatlah padat. Kita tidak melihat solusi untuk masa depan mereka. Jutaan orang hidup di area yang kecil dan serba kekurangan di sana. Mulai dari makanan, layanan kesehatan, bahkan penyakit tersebar di antara mereka. 

Dan kita memahami bagaimana tertinggalnya pendidikan anak-anak mereka, juga kondisi konflik antarkelompok bersenjata yang didalangi oleh “tangan yang tidak terlihat”; yang melakukan pembunuhan. Ini adalah situasi di kamp pengungsian. 

Tidak hanya itu, hujan/badai Monsun di Bangladesh berlangsung pada bulan Juni-Oktober. Ini adalah waktu puncaknya. Tanah longsor dan banjir melanda dan merusak penampungan berbahan dasar plastik tersebut.

Penampungan itu sebenarnya tidak layak disebut kamp. Kita bisa membandingkannya dengan kamp di Palestina, Suriah, atau di negara lainnya. Ini sebenarnya tidak layak disebut kamp. Ini hanyalah penampungan berbahan dasar plastik dan bambu. 

Sangat mudah kondisi cuaca, angin, atau badai mengakibatkan kerusakan. Ada ribuan bahkan jutaan orang berada dalam kondisi tersebut. Tentu saja lembaga kemanusiaan seperti MSF (Doctors Without Borders), PBB, dan lembaga lainnya membantu program kemanusiaan. Namun, itu tidaklah cukup. 

Mayoritas muhajirin Rohingya ingin kembali secara aman dan bermartabat ke negerinya. Proses repatriasi terus digaungkan, meskipun rezim/otoritas Bangladesh telah berganti. Tentunya kami berharap yang terbaik kepada pemerintah Bangladesh.  

Alhamdulillaah, saat ini di pemerintahan Bangladesh, sejumlah tokoh di posisi yang tinggi bersemangat mencari solusi dan berupaya memahami kondisi riil di kamp.  

Termasuk di antara mereka adalah mantan petugas keamanan yang telah mengekspresikan perhatian mereka setelah tragedi 2017 di sejumlah media. Mereka mengekspresikan perhatian dan memberikan sejumlah solusi pada pemerintahan saat itu. Namun, solusi tersebut belumlah diimplementasikan.  

Sekarang mereka berada di dalam pemerintahan. Saya berharap, In syaa Allah mereka akan melakukan tindakan yang tepat dan berupaya untuk menempatkan permasalahan dengan perspektif yang tepat. 

Di antara solusi-solusi tersebut, solusi pertama yang bisa dilakukan adalah mempercepat proses pengembalian para muhajirin Rohingya secara bermartabat ke tanah airnya. Itu adalah solusi bagi Rohingya, juga solusi bagi saudara tercinta kami di Bangladesh.  

Itu harapan kami kepada pemerintahan Bangladesh saat ini. (Bersambung)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Ikhtiar Menguatkan Muslim Rohingya yang Kian Terhimpit #1 
Sedang Bermain di Sekolah Penampungan, Anak Yatim dan Janda di Gaza Dihantam Roket Zionis »