Ikhtiar Menguatkan Muslim Rohingya yang Kian Terhimpit #3
24 September 2024, 17:05.

Anak-anak muhajirin Rohingya memegang kertas bermuatan pesan protes saat mereka berunjuk rasa di Kamp Pengungsian Kutupalong, Cox’s Bazar, mengenang pelarian mereka dari Myanmar untuk menghindari pembantaian pada tahun 2017 [File: Rafiqur Rahman/Reuters]
Oleh Abu Ahmad (Aktivis Rohingya Youth Foundation)
Banyak pihak bertanya, bantuan dan dukungan apa yang benar-benar dibutuhkan oleh orang-orang Rohingya?
Sesungguhnya, ada solusi permanen yang melibatkan banyak pemangku kepentingan, komunitas internasional, dan negara yang harus terlibat. Itu yang kami cari dan harapkan.
Masalah utamanya adalah orang-orang Rohingya tidak memiliki identitas sekarang. Mereka menjadi manusia tanpa kewarganegaraan. Anda tahu hari ini adalah dunia modern. Untuk membiarkan manusia tanpa identitas, bagaimana Anda mendeskripsikannya?
Orang-orang Rohingya tidak memiliki apa-apa. Mereka berada dalam kondisi tidak memiliki kewarganegaraan dan tidak memiliki identitas. Ini adalah salah satu masalah terbesar orang Rohingya.
Itu menjadi kebutuhan pertama kami, dan kami meminta itu kepada semua pihak; mulai dari negara-negara Muslim hingga non-Muslim, yang terlibat dalam pemerintahan dunia ini.
Jika Anda benar-benar mencintai kemanusiaan, maka salah satu intervensi kemanusiaan yang kami sebagai Rohingya butuhkan adalah tolong kembalikan identitas kami, kewarganegaraan kami untuk kembali ke rumah kami; dan untuk menyatakan bahwa saya adalah seorang Rohingya, saya adalah warga negara Myanmar.
Ini akan menjadi harapan pertama kami. Sekaligus sebagai permohonan dan tuntutan.
Hal kedua, dalam konteks kontemporer, warga Rohingya yang berada di dalam wilayah Arakan sangat membutuhkan bantuan dalam segala aspek. Ya, kami sangat membutuhkannya.
Demikian pula dengan warga Rohingya yang berada di kamp pengungsian. Setiap hari anak-anak lahir, bayi baru datang, dan anak-anak lainnya tumbuh.
Anak-anak itu menyaksikan betapa menyedihkannya situasi yang dialami orang tua mereka. Pikiran mereka digempur. Mereka seolah tidak dapat berpikir sebagai manusia dalam kondisi normal.
Jadi, hal yang utama adalah kami sebagai Rohingya memohon kepada semua organisasi kemanusiaan, dan kepada Muslim maupun non-Muslim yang peduli tentang kami, tolong terus maju untuk membantu kami. Tolong perhatikan pendidikan orang-orang Rohingya di kamp pengungsian. Ini satu.
Hal kedua, sistem kesehatan di kamp pengungsian sangat memprihatinkan. Anda tahu, berapa banyak orang yang benar-benar bisa mengakses pusat dan layanan kesehatan? Jumlahnya sangat minim. Dalam situasi ketika infrastruktur sangat memprihatinkan, Anda bisa membayangkan penyakit apa yang bisa muncul dan menyebar.
Saya rasa, bagi seseorang yang pernah mengunjungi kamp pengungsian, mereka tahu penyakit apa yang bisa menyebar di antara situasi seperti ini. Toilet, dapur, dan ruang tamu berada di lokasi yang sangat berdekatan.
Jadi, apa yang kalian pikirkan tentang penyakit dan situasi yang bisa terjadi bagi orang-orang yang tinggal di rumah plastik ini? Kondisi kehidupan mereka sangat memprihatinkan dan serba kekurangan. Perlu perhatian dari orang-orang yang peduli kepada pengungsi dan aktivitas kepengungsian.
Ketiga, tentu saja, kekurangan bantuan kemanusiaan. Anda tahu, semua orang tahu bahwa PBB memotong anggaran bantuan kemanusiaan kepada orang Rohingya dengan alasan perang dan krisis di bagian dunia lainnya.
Mereka mengurangi hingga tersisa bantuan dengan nilai yang sangat minim. Sebenarnya, bantuan yang diberikan sebelumnya pun sudah tidak mencukupi.
Saya sampaikan secara terbuka, situasi di semua aspek sangat buruk dan memprihatinkan. Ini bukan seperti yang kalian lihat. Lebih memprihantinkan dari yang kalian lihat.
Pendidikan, kesehatan, dan makanan harus menjadi prioritas. Akan tetapi, tentu saja, prioritas utama adalah bagaimana membuat orang-orang ini kembali ke rumah mereka.
Dan bagaimana mencegah orang-orang yang tersisa (di Arakan) kembali bergabung dengan muhajirin di kamp pengungsian (di Bangladesh). Yakni dengan menciptakan zona damai atau zona aman bagi mereka yang bertahan di tanah air mereka sendiri.
Sangat penting mengupayakan orang-orang ini bisa kembali ke tanah mereka dengan aman, terhormat, dan bermartabat. Serta mengembalikan identitas mereka sebagai warga negara; sebagaimana yang mereka inginkan.
Mereka selalu kooperatif dalam upaya tersebut. Dan fakta sejarah menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang asli Arakan. Mereka sepenuhnya berhak atas hal tersebut, mengacu pada hukum dan deklarasi PBB. (*/selesai)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
