Perjuangan Panjang Yahya Sinwar: Gugur Kenakan Pakaian Tempur
18 October 2024, 20:06.

GAZA (Middle East Eye) – Radio militer penjajah “Israel” telah mengumumkan bahwa pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, telah gugur di Gaza. Jenazah Yahya Sinwar dilaporkan ditemukan di atas tanah di daerah Rafah.
Sinwar dilaporkan mengenakan pakaian tempur saat ia gugur. Bagi banyak orang, namanya menjadi identik dengan perlawanan Palestina terhadap pendudukan zionis “Israel”.
Sinwar dipandang sebagai arsitek serangan 7 Oktober 2023, dan dianggap sebagai musuh publik nomor satu negara palsu “Israel”.
Sinwar gugur dalam sebuah pertempuran militer; saat ia ditemani oleh beberapa penjaga. Sinwar masih mengarahkan operasi tempur di akhir hayatnya.
Ia tidak berada di bawah tanah; dengan dikelilingi oleh para sandera “Israel”, seperti yang sering dituduhkan sepihak oleh para juru bicara penjajah.
Sinwar ditunjuk sebagai pemimpin Hamas setelah Ismail Haniyah gugur pada bulan Juli 2024 di Teheran. Sebelum memimpin Hamas, Yahya Sinwar adalah pemimpin Hamas di wilayah Gaza.
Sinwar lahir di kamp pengungsi Khan Yunis di Gaza selatan pada tahun 1962. Orang tuanya dipindahkan secara paksa oleh “Israel” dari rumah mereka di Asqalan, selama Nakba 1948.
Sinwar adalah pendiri badan keamanan internal Hamas dan dipenjara oleh “Israel” selama 23 tahun; atas dugaan perannya dalam mengadili orang-orang Palestina yang diduga berkomplot dengan serdadu zionis “Israel”.
Selama dipenjara, Sinwar belajar bahasa Ibrani dan sering membaca koran-koran “Israel”, yang membantunya memahami seluk beluk negara palsu “Israel” dan politik dalam negeri.
Dia sering disebut sebagai “orang yang sangat disesali ‘Israel’ untuk dibebaskan”. Sinwar dibebaskan dalam kesepakatan pertukaran tawanan pada tahun 2011, dengan imbalan kopral “Israel” Gilad Shalit, yang disandera oleh Hamas.
Setelah dibebaskan, Sinwar dengan cepat naik ke jajaran kepemimpinan Hamas. Pada tahun 2012, ia terpilih menjadi Kepala Biro Politik Hamas dan ditugaskan untuk berkoordinasi dengan Brigade Al Qassam di Gaza.
Dia dikenal sebagai individu yang tegas, tangguh, dan teguh. Sebelum perang, ia sesekali muncul di depan umum dan berbicara di aksi demonstrasi maupun konferensi pers di Gaza.
Sinwar terlibat aktif, baik secara politik maupun militer, dalam perjuangan Hamas pada perang tujuh minggu dengan penjajah “Israel” pada tahun 2014.
Beberapa bulan setelah perang tersebut, AS menambahkan Sinwar ke dalam daftar “teroris global yang ditunjuk secara khusus”.
Pada 2017, Yahya Sinwar menjadi kepala Hamas di Gaza, sebuah amanah perjuangan yang ia emban hingga tahun ini.
Pada tahun 2021, ia memberikan wawancara terakhirnya dengan media Inggris Vice News, di mana ia mengatakan bahwa meskipun Palestina tidak menginginkan perang karena biayanya yang mahal, mereka tidak akan menyerah.
“Apa yang harus kita lakukan? Haruskah kita mengibarkan bendera putih? Itu tidak akan terjadi! Apakah dunia mengharapkan kita menjadi korban yang berperilaku baik saat kita dibunuh? Agar kami dibantai tanpa membuat keributan? Itu tidak mungkin.”
Membunuh Sinwar telah menjadi salah satu tujuan utama dalam perang dan operasi brutal “Israel” untuk “menghancurkan Hamas di Gaza” sejak 7 Oktober tahun lalu.
Penjajah “Israel” telah membunuh banyak pemimpin senior Hamas selama beberapa dekade, namun gerakan perlawanan terus berkobar dan kian meluas. Jadi, pertanyaan besarnya; “Apa yang telah dicapai zionis atas pembunuhan para pemimpin Hamas?” (Middle East Eye)
https://www.instagram.com/reel/DBO__GQo7cd/?igsh=MW1jeWMxam05NHNrdQ%3D%3D
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
