Masa Kanak-Kanak yang Direnggut di Gaza

8 April 2025, 22:25.

Siapa ribuan anak yang dibunuh oleh “Israel”?

Oleh Mohamed A. Hussein dan Mohammed Haddad, Dipublikasikan di Al Jazeera pada 26 Maret 2025

“Israel” membunuh seorang anak di Gaza setiap 45 menit.

Itu berarti rata-rata 30 anak dibunuh setiap hari selama 535 hari terakhir.

Sejak 7 Oktober 2023, “Israel” telah membunuh setidaknya 17.400  anak-anak, termasuk 15.600 yang telah teridentifikasi. Banyak lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan, sebagian besar diduga telah syahid.

Banyak anak yang selamat mengalami trauma akibat berbagai perang, dan mereka semua menjalani hidup di bawah bayang-bayang blokade “Israel” yang menindas, yang memengaruhi setiap aspek kehidupan mereka sejak lahir.

Apa yang tersisa dari anak-anak Gaza?

Sekitar setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza adalah anak-anak.

Selama 17 bulan terakhir, serangan “Israel” telah menghancurkan rumah-rumah mereka, meluluhlantakkan sekolah mereka, dan melumpuhkan fasilitas kesehatan mereka.

Untuk memberikan gambaran, jika ada 100 anak dalam satu ruangan:

-2 telah dibunuh

-2 hilang, diduga syahid

-3 terluka parah, banyak yang dalam kondisi kritis

-5 menjadi yatim piatu atau terpisah dari orang tua

-5 membutuhkan perawatan untuk kekurangan gizi akut.

Anak-anak lainnya yang tersisa membawa luka batin dari perang—trauma yang memengaruhi kesehatan mental, keamanan, dan masa depan mereka.

(Al Jazeera)

Siapa anak-anak yang dibunuh “Israel” ini?

Mereka adalah putra-putri Gaza, yang seharusnya menikmati masa kecil penuh keceriaan.

Di antara anak-anak yang terdokumentasi dibunuh:

-setidaknya 825 bayi, belum genap berumur satu tahun

-895 anak berusia satu tahun, dibunuh sebelum bisa belajar berjalan

-3.266 balita (2–5 tahun), kehilangan kesempatan bermain dan bertumbuh

-4.032 anak usia enam hingga 10 tahun, meninggalkan ruang kelas kosong dan seragam yang nyaris tak sempat dipakai

-3.646 anak usia 11 hingga 14 tahun, yang selamat dari tiga perang (2012, 2014, 2021), namun syahid di perang keempat

-2.949 anak usia 15 hingga 17 tahun, dibunuh saat mulai bermimpi tentang masa depan yang tak pernah tercapai—anak usia 17 tahun telah melalui empat perang (2008–2009, 2012, 2014, 2021), dan syahid di perang kelima

-8.899 adalah anak laki-laki dan 6.714 anak perempuan.

(Al Jazeera)

1.720 syahid sebelum belajar berjalan

(Al Jazeera)

(Al Jazeera)

Pada 18 Maret, pasukan “Israel” melancarkan 100 serangan serentak di seluruh Jalur Gaza, mengakhiri gencatan senjata dua bulan dengan Hamas.

Dalam 36 jam berikutnya, 436 orang dibunuh, termasuk sedikitnya 183 anak-anak, 94 perempuan, 34 lansia, dan 125 pria.

Salah satunya adalah Mohammed Abu Hilal, bayi satu tahun, yang syahid bersama ibunya yang sedang hamil tujuh bulan, Afnan, dalam serangan udara “Israel” ke kamp al-Mawasi—lokasi yang diklaim “Israel” sebagai “zona aman”. Ayahnya, Alaa, telah mengirim mereka ke sana dengan harapan mereka akan aman.

“Oh, anakku tersayang, pergilah ke surga, di sana kau akan menemukan semua mainanmu,” tangis sang ayah yang patah hati sambil memeluk jasad anaknya.

Mohammed adalah salah satu dari 895 anak usia satu tahun—dan satu dari 935 anak bernama Mohammed—yang syahid akibat serangan “Israel”.

3.266 kehilangan keceriaan bermain

(Al Jazeera)

(Al Jazeera)

Reem, tiga tahun, ketika dibunuh bersama kakaknya Tarek, lima tahun, dalam serangan udara “Israel” di rumah keluarga mereka di kamp pengungsi Nuseirat pada November 2023.

Setelah kematiannya, video kakeknya, Khaled Nabhan, yang menggendong jasadnya sambil berkata, “Jiwa dari jiwaku” menjadi viral, menggambarkan penderitaan yang dialami warga Gaza.

Khaled selalu mengenang cucunya yang setiap hari menyambutnya dengan pelukan.

Pada 16 Desember 2024, Khaled, yang aktif membantu sesama, juga dibunuh dalam serangan “Israel”.

4.032 meninggalkan ruang kelas kosong

(Al Jazeera)

(Al Jazeera)

Hind Rajab, lima tahun, adalah anak yang ceria dan penuh rasa ingin tahu.

Pada 29 Januari 2024, Hind menjadi satu-satunya yang selamat dalam mobil yang dipenuhi jasad keluarganya setelah ditembak tank “Israel” saat mencoba menyelamatkan diri di Tal al-Hawa.

Pada detik-detik terakhir, Hind menelepon Palang Merah Palestina (PRCS) sambil menangis minta tolong:

“Aku sangat takut, tolong datang. Tolong kirim seseorang!” Selama tiga jam tangisannya yang penuh ketakutan menggema ke seluruh dunia, namun “Israel” menghalangi penyelamatannya.

Jasadnya ditemukan 12 hari kemudian bersama keluarganya dan tim medis yang mencoba menyelamatkannya.

Yayasan Hind Rajab terus mengenang dan mencari keadilan untuknya dan korban lainnya.

3.646 dibunuh sebelum tumbuh dewasa

(Al Jazeera)

(Al Jazeera)

Pada 19 Oktober 2023, serangan udara “Israel” menghantam gereja tertua di Gaza, Saint Porphyrius, menewaskan sedikitnya 18 orang.

Di antara korban adalah saudara kandung: Suhail Ramez al-Souri (14), Julie Ramez al-Souri (12), dan Majd Ramez al-Souri (10).

Ayah mereka mengenang bagaimana tempat perlindungan terakhir mereka, rumah Tuhan, menjadi lokasi kematian anak-anaknya.

“Saya pikir gereja adalah tempat aman,” kata ayah mereka sambil menangis.

“Mereka membunuh malaikat-malaikatku tanpa peringatan.”

2.949 mimpi yang tak pernah tercapai

(Al Jazeera)

(Al Jazeera)

Mahmoud, 15 tahun, ingin menjadi jurnalis seperti ayahnya.

Ia bersama saudarinya, Khuloud, merekam dampak kekerasan di Gaza lewat video.

“Di Gaza, tidak ada tempat yang aman… Ini adalah perang paling kejam yang pernah kami alami,” ujar mereka.

Pada malam 25 Oktober 2023, Mahmoud dibunuh bersama ibunya, adiknya (7 tahun), keponakannya (1,5 tahun), dan 21 orang lainnya dalam serangan di kamp Nuseirat—lokasi yang diklaim “aman” oleh “Israel”.

Kisah anak-anak, seperti Mohammed, Reem, Hind, al-Souri bersaudara, dan Mahmoud mencerminkan ribuan masa kecil yang direnggut di Gaza, meninggalkan kenangan kepolosan dan masa depan yang tak akan datang. (Al Jazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Sejarah Singkat Pembersihan Etnis Palestina oleh “Israel” Sejak 1968–1993
Kementerian Kesehatan: Sejak 18 Maret, 1.449 Warga Gaza Gugur dan 3.647 Warga Terluka »