Petugas Medis Dibantai di Rafah, Bulan Sabit Merah Desak Penyelidikan Independen
9 April 2025, 21:46.

Anggota Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) membawa jenazah rekan paramedis mereka yang dibunuh oleh serdadu ‘Israel’ di Rafah, Jalur Gaza selatan (Hatem Khaled/Reuters)
GAZA (Al Jazeera) – Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) mendesak dilakukannya penyelidikan internasional independen atas pembantaian yang disengaja terhadap 15 petugas medis dan relawan kemanusiaan dalam sebuah serangan oleh pasukan ‘Israel’ di Gaza.
Senin (7/4/2025), PRCS menyatakan serangan tanggal 23 Maret di Rafah merupakan kejahatan perang yang sesungguhnya. Kejahatan itu mencerminkan pola berbahaya berupa pelanggaran berulang terhadap hukum humaniter internasional.
Presiden PRCS, Younis al-Khatib mengatakan sebuah komisi independen diperlukan untuk menetapkan fakta dan meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang bertanggung jawab.
Pasukan ‘Israel’ menembaki tim paramedis yang sedang mengendarai ambulans untuk menolong Ahlu Syam Gaza yang terluka di lokasi serangan ‘Israel’ sebelumnya.
Sebuah video yang baru-baru ini ditemukan dari ponsel salah satu petugas medis menunjukkan saat-saat terakhir mereka.
Para petugas medis mengenakan seragam dan berada di dalam kendaraan penyelamat yang dapat dikenali dengan jelas sebelum mereka ditembak oleh pasukan ‘Israel’ di lingkungan Tal al-Sultan, Rafah.
Menurut PRCS, konvoi tersebut mendapat tembakan gencar selama sekitar lima menit. Dikatakan bahwa komunikasi antara tim dengan pusat memastikan bahwa tembakan terus berlangsung selama tidak kurang dari dua jam. Tembakan terus-menerus terdengar hingga kontak benar-benar putus dengan salah satu petugas medis.
Hal ini juga telah dikonfirmasi oleh seorang korban selamat, yang mengatakan ambulans mendapat tembakan langsung tanpa peringatan, menurut al-Khatib.
Korban selamat tersebut juga mengatakan ia digunakan oleh serdadu penjajah ‘Israel’ sebagai “perisai manusia” sebelum berhasil menyelamatkan diri.
“Tidak cukup lagi hanya berbicara tentang menghormati hukum internasional maupun Konvensi Jenewa,” tegas al-Khatib dari el-Bireh di Tepi Barat terjajah.
“Sekarang masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB dituntut untuk menerapkan hukuman yang diperlukan terhadap semua pihak yang bertanggung jawab.” (Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.