Koridor Morag Rampung, Penjajah Zionis Langsung Usir Warga Gaza Selatan
24 April 2025, 23:05.

Foto: Eyad Baba/AFP
(Al Jazeera) — Setelah mengumumkan pembentukan “Koridor Morag” pada 2 April, penjajah Zionis akhirnya menyatakan pembangunan Koridor Morag telah selesai pada Sabtu, 12 April 2025. Morag, sebuah koridor yang memisahkan Kota Rafah dari wilayah Gaza lainnya, seiring ancaman penjajah yang akan memperluas operasinya ke “sebagian besar wilayah Gaza”.
Pada hari yang sama, juru bicara “Israel” dalam bahasa Arab mengeluarkan perintah pengungsian paksa baru terhadap warga di sebagian lingkungan di Khan Yunis, memperingatkan akan adanya serangan yang akan segera terjadi “dengan kekuatan besar” sebagai tanggapan atas dugaan roket-roket pejuang Gaza yang ditembakkan ke wilayah Palestina terjajah dari daerah ini.
Perintah pengusiran paksa tersebut mencakup wilayah Qizan an-Najjar, Qizan Abu Rashwan, al-Salam, al-Manara, al-Qurain, Maen, al-Batn al-Sameen, Jurt al-Lot, al-Fakhari, dan daerah selatan Bani Suheila. Warga dipaksa untuk meninggalkan rumah-rumah mereka dan pergi ke arah al-Mawasi yang terletak di pesisir pantai Gaza.
Pengumuman tersebut muncul di tengah rentetan serangan drone dan tembakan artileri penjajah Zionis ke Khan Yunis yang telah membunuh sedikitnya dua warga Gaza.
Menteri Perang “Israel”, Israel Katz, mengatakan Koridor Morag secara efektif mengubah Rafah menjadi “zona keamanan Israel” dan menambahkan Koridor Netzarim—yang membagi Jalur Gaza menjadi dua—juga akan diperluas.
Katz menyatakan warga Palestina yang ingin pergi dari Gaza akan difasilitasi melalui “‘perjalanan yang dilindungi”—menyinggung rencana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk memindahkan warga Palestina dari Gaza. Katz menambahkan ia menawarkan kepada warga Gaza sebuah “kesempatan terakhir untuk mengusir Hamas, membebaskan semua sandera, dan menghentikan perang,” atau operasi “Israel” akan meluas ke “sebagian besar wilayah Gaza.”
Hamas mengeluarkan pernyataan bahwa Benjamin Netanyahu sengaja memperpanjang genosida, meskipun ada seruan berulang kali dari para pemukim haram Zionis untuk menghentikan serangan. “Ketentuannya jelas: pembebasan tawanan bersamaan dengan penghentian genosida. Dunia menerimanya, namun Netanyahu menolaknya.”
“Darah anak-anak Gaza dan tawanan Israel di Jalur Gaza adalah korban dari ambisi Netanyahu untuk tetap berkuasa dan menghindari tuntutan hukum.”
Sekitar 2,1 juta warga Palestina kini terjepit di sepertiga wilayah Gaza tanpa adanya suplai penting yang masuk—termasuk bantuan kemanusiaan. Tidak ada truk yang membawa bantuan, makanan, gas, atau bahan bakar memasuki Jalur Gaza sejak penjajah Zionis memberlakukan kembali blokade bulan lalu.
Robert Geist Pinfold, seorang dosen dan ahli keamanan internasional di King’s College London mengatakan kepada Al Jazeera, meskipun “Israel” menyatakan pembentukan Koridor Morag murni operasional dan dimaksudkan untuk membatasi Hamas, namun hal ini tampaknya merupakan bagian dari strategi jangka panjang Zionis untuk mengendalikan Gaza. “Israel selalu berusaha untuk mengendalikan Jalur Gaza, terutama untuk mengawasi yang masuk dan keluar dari wilayah tersebut, termasuk mengendalikan ‘keamanannya’,” katanya.
“Koridor-koridor [Morag, Netzarim, dan Philadelphia] ini dinamai sesuai dengan nama-nama permukiman Zionis yang dahulu ada di Jalur Gaza. Permukiman-permukiman tersebut tidak muncul begitu saja, namun sengaja ditempatkan di wilayah tersebut dengan tujuan khusus: untuk membagi-bagi wilayah di Gaza dan memberikan penjajah Zionis kesempatan untuk menekan wilayah tersebut kapan pun mereka inginkan,” jelas Pinfold.(Al Jazeera)

Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.