Penjajah Terus Tutup Pelintasan, WFP Peringatkan Potensi Kematian Massal Akibat Kelaparan

1 May 2025, 11:42.

Foto: PIC

GAZA (PIC | Al Jazeera) – Program Pangan Dunia PBB (WFP) memperingatkan situasi kemanusiaan di Gaza telah mencapai titik kritis.

Kepada saluran satelit Al Jazeera mereka menyebut telah kehabisan stok makanan dan sekarang tidak dapat membagikan makanan kepada warga.

Juru bicara WFP Abeer Etefa, Rabu (30-4-2025), mengatakan sekira 700.000 orang biasanya menerima makanan setiap hari. Namun, kegagalan untuk membawa lebih banyak bantuan ke Gaza telah menghentikan program bantuan makanan.

Etefa menambahkan banyak truk yang membawa bantuan kini telantar di sekitar pelintasan Gaza tanpa bisa masuk.

“Kita mungkin akan melihat kematian akibat kekurangan gizi karena pelintasan tetap ditutup,” ia memperingatkan.

Selama gencatan senjata awal tahun ini, WFP berhasil mengirimkan antara 30.000 hingga 40.000 ton bantuan. Namun, aliran bantuan tersebut telah terhenti, membuat warga Gaza menghadapi risiko kelaparan berskala besar.

Dalam konteks yang sama, Médecins Sans Frontières (Dokter Tanpa Tapal Batas) telah menggambarkan situasi di Gaza sebagai bencana di semua tingkatan karena blokade ‘Israel’ yang mencegah masuknya pasokan kemanusiaan dan medis.

Direktur darurat organisasi tersebut, Claire Nicolet, mengatakan keputusan Mahkamah Internasional untuk memulai proses konsultasi mengenai kewajiban penjajah ‘Israel’ untuk mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza akan membutuhkan waktu yang tidak dapat dipenuhi oleh warga Gaza.

Nicolet mengatakan penjajah ‘Israel’ menggunakan bantuan sebagai senjata perang dan alat hukuman kolektif.

Ia menambahkan sejak 2 Maret, blokade total ‘Israel’ terhadap masuknya bantuan dan pasokan kemanusiaan telah menimbulkan konsekuensi mematikan bagi warga sipil dan melumpuhkan kemampuan pekerja medis.

Stok Bahan Pangan Habis

Sebelumnya, WFP mengatakan stok bahan pangannya di Gaza sudah benar-benar habis karena blokade bantuan oleh penjajah ‘Israel’ masih berlanjut hingga pekan ke delapannya.

Jumat (25-4-2025), WFP mengonfirmasikan mereka telah memberikan stok makanan terakhir yang tersisa di Gaza ke dapur-dapur lokal, yang diperkirakan akan kehabisan makanan sepenuhnya dalam beberapa hari.

“Ratusan ribu orang di Gaza bertahan hidup dengan bantuan kemanusiaan, membuat mereka makin terjepit jika jalur penyelamat ini gagal,” ucap perwakilan WFP untuk Palestina, Antoine Renard.

“Kami (LSM-LSM lokal) semuanya sudah benar-benar kekurangan,” katanya, “kami terkuras habis.”

Sejak 2 Maret, penjajah ‘Israel’ sepenuhnya memblokir semua pasokan bantuan, termasuk makanan, obat-obatan, dan bahan bakar untuk memasuki Gaza, melawan perintah Mahkamah Internasional tahun 2024 guna memfasilitasi masuknya bantuan kemanusiaan.

Persediaan makanan yang ditimbun selama hampir dua bulan gencatan senjata awal tahun ini sebagian besar telah habis. Sementara itu, harga untuk sedikit bahan makanan yang tersisa di pasar terbuka telah melonjak hingga 1.400 persen, menurut WFP.

Melaporkan dari Kota Gaza, Hani Mahmoud dari Al Jazeera mengatakan kelaparan dan kekurangan gizi tersebar luas di tengah warga Gaza.

“Orang-orang kelaparan,” lapornya, “bukan hanya lembaga-lembaga, tetapi juga setiap keluarga telah kehabisan persediaan.”

Sulit untuk membayangkan bagaimana ratusan ribu keluarga yang bergantung pada makanan harian yang disediakan oleh lembaga kemanusiaan akan bertahan hidup, tambahnya.

Tidak Dapat Ditoleransi

Kantor Media Pemerintah Gaza telah memperingatkan persediaan makanan yang menipis dapat mendorong ribuan keluarga Ahlu Syam Gaza ke dalam jurang kelaparan.

Dilaporkan bahwa 52 orang, 50 di antaranya anak-anak, telah syahid karena kelaparan dan kekurangan gizi. Sementara itu, lebih dari satu juta anak terus-menerus menghadapi kelaparan setiap harinya.

Meskipun terjadi krisis kemanusiaan, penjajah ‘Israel’ tidak menunjukkan tanda-tanda akan mencabut blokadenya.  

Penjajah zionis berulang kali menuduh Hamas mengeksploitasi bantuan–klaim yang dibantah kelompok perjuangan itu–dan berpendapat bahwa mereka harus menahan semua pasokan untuk mencegah para pejuang mendapatkannya.

Namun, bahkan beberapa sekutu terdekat negara palsu ‘Israel’ telah secara terbuka mengecam strategi tersebut.  

Rabu (23-4-2025), Jerman, Prancis, dan Inggris secara kolektif menyebut tindakan itu “tidak dapat ditoleransi” dan memperingatkan hal itu meningkatkan risiko kelaparan, penyakit epidemi, dan kematian. (PIC | Al Jazeera)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Penyelidikan Bergulir, Jenazah Tawanan Palestina dari Nablus Mosab Audaily Segera Diautopsi
Penjajah Terus Blokir Bahan Pangan Masuk Gaza, Warga Berjuang Keras Siapkan Makanan untuk Keluarga »