Pemerintah India Kembali Usir Muhajirin Rohingya, Diturunkan Paksa di Sekitar Laut Andaman

19 May 2025, 20:06.

Foto: Anadolu Agency

MYANMAR (Anadolu Agency) – Seorang pakar HAM PBB, Kamis (15-5-2025), mengecam tindakan India yang diduga memaksa muhajirin Rohingya turun dari kapal angkatan laut ke perairan lepas pantai Myanmar, lalu mengumumkan penyelidikan. Dikatakannya, tindakan tersebut tidak bermoral dan tidak dapat diterima.

“Ide bahwa pengungsi Rohingya telah dibuang ke laut dari kapal angkatan laut sungguh keterlaluan. Saya mencari informasi dan kesaksian lebih lanjut mengenai perkembangan ini dan meminta pemerintah India untuk memberikan penjelasan lengkap tentang apa yang terjadi,” kata Tom Andrews, pelapor khusus PBB tentang situasi HAM di Myanmar.

Otoritas India minggu lalu dilaporkan menahan puluhan muhajirin Rohingya di Delhi. Banyak di antaranya memegang dokumen identifikasi sebagai pengungsi, menurut pernyataan tersebut.

Sekira 40 orang diduga ditutup matanya, diterbangkan ke Kepulauan Andaman dan Nicobar – wilayah India yang berbatasan dengan lepas pantai Myanmar – lalu dinaikkan ke kapal angkatan laut India.

Setelah kapal memasuki Laut Andaman, para muhajirin dilaporkan diberi jaket pelampung lalu dipaksa turun ke air untuk berenang ke sebuah pulau milik Myanmar, negara yang telah lama melakukan genosida terhadap etnis Muslim Rohingya.

Meskipun diyakini mereka selamat, kondisi dan keberadaan mereka saat ini masih belum diketahui, lanjut pernyataan itu.

“Saya sangat prihatin dengan apa yang tampak sebagai pengabaian terang-terangan terhadap kehidupan dan keselamatan mereka yang membutuhkan perlindungan internasional,” tegas Andrews.

“Tindakan kejam seperti itu akan menjadi penghinaan terhadap nurani manusia dan merupakan pelanggaran serius terhadap prinsip non-refoulement, prinsip dasar hukum internasional yang melarang negara mengembalikan individu ke wilayah tempat mereka menghadapi ancaman terhadap kehidupan atau kebebasan mereka.”

Sekelompok muhajirin lain yang terdiri dari sekira 100 warga Rohingya dilaporkan dipindahkan dari pusat penahanan di negara bagian Assam, India, ke daerah dekat perbatasan Bangladesh. 

“Pemerintah India harus segera dan dengan tegas menolak tindakan tidak adil terhadap pengungsi Rohingya, menghentikan semua deportasi ke Myanmar, dan memastikan mereka yang bertanggung jawab atas pelanggaran terang-terangan terhadap kewajiban internasional India ini dimintai pertanggungjawaban,” desak Andrews. 

Pada bulan Desember, ada sekira 22.500 muhajirin Rohingya yang terdaftar di India, menurut Refugees International.  

LSM tersebut menyatakan bahwa mereka adalah salah satu kelompok yang paling terabaikan dan teraniaya di antara populasi pengungsi di India karena retorika dan kebijakan Islamofobia pemerintahnya. (Anadolu Agency)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« “Kondisi yang Lebih Baik dan Investasi Infrastruktur Bakal Membuka Jalan Jutaan Muhajirin Suriah Balik Kampung” 
Rezim Komunis Jadikan Sekolah Berasrama sebagai Alat Genosida Budaya Muslim Uyghur »