Rezim Komunis Jadikan Sekolah Berasrama sebagai Alat Genosida Budaya Muslim Uyghur

19 May 2025, 20:07.

Sumber: Aninews

TURKISTAN TIMUR (Aninews) – Centre for Uyghur Studies (CUS) baru saja menerbitkan laporan yang mengungkap bahwa salah satu hal yang paling mengkhawatirkan, namun sering terlupakan dari genosida Cina terhadap etnis Uyghur adalah: sistem sekolah berasrama di Turkistan Timur yang didukung oleh negara komunis tersebut.

Laporan berjudul “Breaking the Roots: China’s Use of Boarding Schools as a Tool of Genocide Against Uyghur Muslims” itu membedah bagaimana sistem sekolah berasrama menjadi alat genosida budaya terhadap Muslim Uyghur dan perannya dalam asimilasi paksa etnis minoritas tersebut ke bangsa Han Cina.

Disebutkan dalam laporan itu bahwa institusi itu tidak digunakan untuk memberikan pendidikan. Namun, dijadikan perangkat guna mengasimilasi paksa warga Uyghur, menghilangkan identitas, budaya, dan sejarah etnisnya, sejak masih anak-anak.

Sudah ratusan tahun warga Uyghur memiliki dan mempertahankan identitas serta budaya bangsanya. Namun, oleh Partai Komunis Cina yang menguasai pemerintahan, jati diri etnis Muslim minoritas itu dihilangkan melalui migrasi massal warga Han Cina, jaringan kamp konsentrasi yang masif, lalu sekarang penerapan sistem sekolah asrama di Turkistan Timur, menurut penelitian CUS.

Dijelaskan bahwa melalui sekolah-sekolah asrama itu, anak-anak Uyghur diculik dan dipisahkan dari keluarganya untuk ditempatkan sepenuhnya di bawah pengawasan kepanjangan tangan rezim komunis Cina.

CUS menggarisbawahi mengenai indoktrinasi di sekolah-sekolah asrama Cina tersebut, yakni penggunaan bahasa Uyghur dilarang, ikatan dengan keluarga dianggap tabu, dan kepatuhan terhadap negara harus dinomorsatukan.

Cerita dari para saksi mata mengungkap hal ini, mereka mengalami langsung dampak dari indoktrinasi tersebut, dan menjelaskan bagaimana efeknya terhadap generasi masa depan Uyghur.

Para orang tua Uyghur seringkali tidak bisa menghubungi lagi maupun mendapat informasi mengenai anak-anak mereka, terlebih bagi orang tua yang dimasukkan paksa ke kamp konsentrasi Cina. Anak-anak Uyghur benar-benar dipisahkan dari bahasa, asal muasal, dan agamanya, tegas CUS. 

Para ahli dan peneliti di hukum internasional telah mengakui bahwa kondisi ini adalah contoh nyata genosida budaya, yakni upaya nyata untuk menghapuskan identitas sebuah etnis minoritas yang dimulai dengan menargetkan kelompok paling muda dan rentan dari komunitas tersebut. 

Melalui laporan CUS, sang direktur eksekutif, Abdulhakim Idris menegaskan, “Yang terjadi kepada anak-anak Uyghur di institusi yang disebut ‘sekolah berasrama’ ini bukanlah pendidikan; melainkan asimilasi paksa, penjajahan budaya dan psikologis.” 

“Memisahkan anak-anak dengan keluarganya, bahasanya, dan identitasnya, rezim komunis Cina sedang melakukan kejahatan serius yang memenuhi kriteria genosida. Komunitas internasional tidak boleh bersikap pasif terus-menerus di hadapan penjajahan sistematis terhadap masa depan sebuah bangsa.” (Aninews)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Pemerintah India Kembali Usir Muhajirin Rohingya, Diturunkan Paksa di Sekitar Laut Andaman
Penjajah Zionis Tangkap Kembali Warga Baitul Maqdis yang Dibebaskan saat Pertukaran Tawanan »