Terus Ditekan, Perusahaan Pelayaran Denmark Bakal Putuskan Hubungan dengan Korporasi Terafiliasi Penjajah Zionis 

25 June 2025, 10:24.

Foto: via Wikimedia Commons

DENMARK (Al Jazeera | Peoples Dispatch) – Raksasa pelayaran, Maersk, akan memutuskan hubungan dengan perusahaan-perusahaan yang terkait dengan permukiman ilegal ‘Israel’ di Tepi Barat terjajah, jelas perusahaan asal Denmark itu. 

Keputusan tersebut menyusul tekanan selama berbulan-bulan oleh para aktivis terhadap Maersk terkait keterlibatan mereka dengan genosida dan penjajahan ‘Israel’ atas Palestina. 

Operasi perusaahan global ini termasuk ke dalam pengawasan yang menjadi bagian dari kampanye internasional yang dipimpin oleh Palestinian Youth Movement (PYM).

Tak hanya terlibat dalam pengiriman senjata-senjata militer AS kepada ‘Israel’, tetapi PYM juga menemukan Maersk ikut mengangkut kargo dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan permukiman ilegal zionis.

Maersk menyatakan di situs webnya pada Juni 2025, “Setelah peninjauan terkini atas transportasi yang terkait dengan Tepi Barat, kami semakin memperkuat prosedur penyaringan kami terkait dengan permukiman ilegal ‘Israel’, termasuk menyelaraskan proses penyaringan kami dengan basis data OHCHR mengenai perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam aktivitas di permukiman ilegal tersebut.”

Basis data Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) sendiri memang mencakup bisnis-bisnis yang terlibat dalam berbagai aktivitas yang terkait dengan permukiman ilegal zionis.

Penjajah ‘Israel’ telah membangun lebih dari 100 permukiman ilegal di seluruh Tepi Barat terjajah, yang menampung sekira 500.000 pemukim ilegal zionis.

Permukiman-permukiman ini, yang telah dinyatakan ilegal menurut hukum internasional, berkisar dari permukiman kecil hingga permukiman yang lebih besar dengan infrastruktur modern.

“(Hal) ini mengirimkan pesan yang jelas kepada industri pelayaran global: kepatuhan terhadap hukum internasional dan hak asasi manusia dasar bukanlah pilihan. Berbisnis dengan permukiman ilegal ‘Israel’ tidak boleh lagi dibiarkan, dan dunia sedang mengamati siapa yang akan menyusul berikutnya,” jelas Aisha Nizar dari PYM.

Namun, dia menyerukan tindakan lebih lanjut, dengan alasan bahwa Maersk masih mengangkut barang-barang untuk militer ‘Israel’, termasuk komponen pesawat tempur F-35-nya.

“Maersk terus mendapat untung dari genosida terhadap rakyat kami—(mereka) secara teratur mengirimkan komponen F-35 yang digunakan untuk mengebom dan membantai warga Palestina,” ungkap Nizar.

“Kami akan terus membangun tekanan dan memobilisasi kekuatan rakyat hingga Maersk memutuskan semua hubungan dengan genosida serta mengakhiri pengangkutan senjata maupun komponennya ke ‘Israel’.” 

Tahun lalu, Spanyol juga telah melarang kapal Maersk yang mengangkut barang-barang militer ke ‘Israel’ untuk menggunakan pelabuhannya. Sementara itu, pada bulan Februari, para aktivis berhasil menutup kantor Maersk di Copenhagen dengan melakukan aksi demo bersama hampir 1.000 orang. (Al Jazeera | Peoples Dispatch)

Update Kabar Al-Aqsha dan Palestina via Twitter @sahabatalaqsha
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.


Posting ini berada dalam kategori : Kabar Al-Aqsha & Palestina

« Pemerintah Bangladesh Sulit Terima Gelombang Kedatangan Baru, Muhajirin Rohingya Kian Terhimpit
MSF: “Pola Konsisten Agresi Genosida di Gaza Kian Terlihat” »