Kian Bertambah Badan Usaha yang Putuskan Hubungan dengan Perusahaan Terafiliasi Penjajah Zionis
30 June 2025, 21:37.

Kantor pusat ThyssenKrupp di Essen, Jerman, 22 November 2023. (Jana Rodenbusch/Reuters)
NORWEGIA (Al Jazeera) – Pengelola dana pensiun terbesar di Norwegia, KLP, telah menyatakan mereka tidak akan lagi berbisnis dengan dua perusahaan yang menjual peralatan kepada militer negara palsu ‘Israel’; yang kemungkinan digunakan dalam agresi genosidanya di Gaza.
Kedua perusahaan tersebut adalah Oshkosh Corporation, sebuah perusahaan Amerika Serikat yang sebagian besar berfokus pada truk dan kendaraan militer, serta ThyssenKrupp, sebuah perusahaan industri Jerman yang membuat berbagai pilihan produk, mulai dari lift dan mesin industri hingga kapal perang.
“Pada bulan Juni 2024, KLP mengetahui laporan dari PBB bahwa beberapa perusahaan yang disebutkan namanya memasok senjata atau peralatan kepada (militer ‘Israel’) dan bahwa senjata-senjata ini digunakan di Gaza,” ungkap Kiran Aziz, kepala investasi yang bertanggung jawab di KLP Kapitalforvaltning.
“Kesimpulan kami adalah perusahaan Oshkosh dan ThyssenKrupp melanggar pedoman investasi kami,” lanjut pernyataan tersebut.
“Oleh karena itu, kami memutuskan untuk mengeluarkan mereka dari lingkup investasi kami.”
Menurut pengelola dana pensiun tersebut, mereka memiliki investasi senilai $1,8 juta di Oshkosh dan hampir $1 juta di ThyssenKrupp hingga Juni 2025.
Kendaraan dan Kapal Perang
KLP mengatakan mereka telah menghubungi kedua perusahaan tersebut sebelum membuat keputusan ini. Oshkosh mengonfirmasikan mereka pernah menjual, dan masih terus menjual, peralatan yang digunakan oleh (serdadu ‘Israel’) di Gaza,” sebagian besar berupa kendaraan maupun suku cadangnya.
Sementara itu, ThyssenKrupp mengatakan kepada KLP bahwa perusahaan tersebut memiliki hubungan jangka panjang dengan (militer negara palsu ‘Israel’) dan telah mengirimkan empat kapal perang jenis Sa’ar 6 pada periode November 2020 hingga Mei 2021.
Perusahaan Jerman tersebut bahkan mengatakan mereka berencana untuk mengirimkan kapal selam ke Angkatan Laut negara palsu itu pada akhir tahun ini.
KLP turut menyatakan baik Oshkosh maupun ThyssenKrupp tak mampu memberikan dokumen yang diperlukan guna menyatakan mereka tidak terlibat dalam pelanggaran hukum kemanusiaan.
Divestasi yang Berulang
Ini bukan pertama kalinya pengelola dana pensiun tersebut melakukan divestasi dari perusahaan-perusahaan yang terkait dengan kemungkinan pelanggaran hak asasi manusia.
Pada tahun 2021, KLP melakukan divestasi dari 16 perusahaan, termasuk raksasa telekomunikasi Motorola, yang disimpulkannya terlibat dengan permukiman ilegal ‘Israel’ di Tepi Barat terjajah.
Pada tahun yang sama, KLP juga mengatakan pihaknya menarik investasi dari grup pelabuhan dan logistik India, Adani Ports karena hubungannya dengan junta militer Myanmar.
Musim panas lalu, KLP juga menarik investasinya dari perusahaan AS, Caterpillar. Aziz dari KLP menulis bahwa buldoser Caterpillar menerima pesanan oleh militer dan perusahaan lokal ‘Israel’, yang selanjutnya digunakan di wilayah Palestina terjajah.
“Penggunaan buldoser bersenjata secara terus-menerus di wilayah Palestina terjajah ini telah menyebabkan serangkaian peringatan hak asasi manusia dari badan-badan PBB maupun organisasi nonpemerintah selama dua dekade terakhir, tentang keterlibatan perusahaan dalam penghancuran rumah dan infrastruktur Palestina,” tulisnya.
Langkah terbaru ini didasarkan pada serangkaian keputusan serupa di antara beberapa pengelola investasi besar di Eropa yang telah memutuskan hubungan dengan perusahaan-perusahaan ‘Israel’ karena keterlibatan mereka dalam agresi genosida di Gaza atau karena hubungan dengan permukiman ilegal ‘Israel’ di Tepi Barat terjajah.
Pada bulan Mei, pengelola dana kekayaan negara Norwegia mengatakan mereka akan menarik investasi dari Paz Retail and Energy milik ‘Israel’ karena keterlibatan perusahaan tersebut dalam memasok infrastruktur dan bahan bakar ke permukiman ilegal ‘Israel’.
Hal ini terjadi setelah keputusan sebelumnya pada bulan Desember tahun lalu untuk menjual semua saham yang dimilikinya di perusahaan ‘Israel’ lainnya, Bezeq, atas layanan yang diberikannya kepada permukiman ilegal zionis.
Pada bulan Februari 2024, pengelola dana pensiun terbesar di Denmark menarik investasinya dari beberapa bank dan perusahaan ‘Israel’ karena khawatir investasinya dapat digunakan untuk mendanai permukiman ilegal di Tepi Barat.
Enam bulan kemudian, pengelola dana pensiun terbesar di Inggris, Universities Superannuation Scheme (USS), mengatakan juga akan menjual semua investasinya yang terkait dengan ‘Israel’ akibat agresi genosidanya di Gaza.
Dana tersebut, yang berjumlah sekitar $79 miliar (hampir 1.300 triliun rupiah), didivestasikan setelah mendapat tekanan dari para anggotanya. (Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
