Puluhan Negara Kecam ‘Israel’, namun Tetap Jalin Hubungan Perdagangan
29 July 2025, 10:47.

Ahlu Syam Gaza membawa karung-karung tepung yang dibawa konvoi bantuan kemanusiaan yang mencapai Kota Gaza dari jalur utara pada 26 Juli 2025. (Jehad Alshrafi/Foto AP)
GAZA (Al Jazeera | PIC) – Seiring pembantaian warga Gaza oleh penjajah ‘Israel’ yang terus berlanjut, baik melalui serangan udara maupun kelaparan buatan, para menteri luar negeri dari 28 negara telah menandatangani pernyataan yang menyerukan diakhirinya agresi ‘Israel’ di Gaza.
Negara-negara ini pada akhirnya berhasil mengeluarkan pernyataan Bersama, meski beberapa bulan telah berlalu semenjak PBB dan kelompok kemanusiaan lain memperingatkan akan bencana kelaparan ini. Namun, hanya ada sedikit tindakan nyata yang mereka lakukan.
Beberapa negara ini telah mengakui negara Palestina, termasuk Prancis yang pekan lalu membuat marah para dedengkot negara palsu ‘Israel’ dengan mengumumkan akan melakukan hal yang sama pada bulan September.
Banyak kritikus menunjukkan, meskipun negara-negara tersebut telah membuat pernyataan bersama, banyak dari mereka masih mendapatkan keuntungan dari perdagangan dengan ‘Israel’ dan belum menjatuhkan sanksi yang dapat menekan ‘Israel’ untuk mengakhiri genosidanya di Gaza.
Agresi biadab tersebut telah membantai sedikitnya 59.821 Ahlu Syam Gaza dan melukai 144.477 orang.
Berikut ini semua yang perlu kita ketahui tentang negara-negara yang mengutuk aksi militer ‘Israel’ sekaligus tetap mengambil keuntungan darinya:
Seberapa besar perdagangan yang dilakukan para penanda tangan pernyataan tersebut dengan ‘Israel’?
Belgia, Prancis, Irlandia, Italia, Jepang, Belanda, Polandia, Spanyol, Swiss, dan Inggris Raya semuanya memiliki lebih dari $1 miliar (lebih dari 15 triliun rupiah) dalam impor, ekspor, maupun keduanya dengan ‘Israel’, menurut data tahun 2023 dari Observatory of Economic Complexity.
Infografis: Data perdagangan antara ‘Israel’ dengan negara-negara penanda tangan pernyataan bersama untuk mendesak diakhirinya genosida di Gaza


Apa yang diperdagangkan negara-negara ini dengan ‘Israel’?
Di antara barang-barang teratas yang diperdagangkan adalah mobil dan kendaraan bermotor lainnya, integrated circuits (IC), vaksin, dan parfum.
Sekira $3,58 miliar (50 triliun rupiah lebih) berbentuk IC merupakan barang terbanyak yang diimpor Irlandia dari ‘Israel’.
Sementara itu, Italia mengekspor ke ‘Israel’ lebih banyak daripada negara lain yang menandatangani pernyataan tersebut. Ekspornya senilai $3,49 miliar (sekira 50 triliun rupiah) terutama barang-barang otomotif.
Apakah semua tekanan ini membuat ‘Israel’ mengubah tindakannya?
Perhatian dunia telah tertuju pada kelaparan buatan yang dipaksakan terhadap warga Gaza, yang bahkan mendorong pendukung setia ‘Israel’ sejak lama, seperti mantan calon presiden AS Hillary Clinton, untuk ikut membahas masalah ini.
Tekanan ini telah mendorong ‘Israel’ untuk mengumumkan “jeda militer demi kemanusiaan” dari pukul 10.00 hingga 20.00 waktu setempat untuk wilayah al-Mawasi, Deir el-Balah, dan Kota Gaza. Jeda tersebut dimulai pada hari Ahad (27/7/2025).
Meskipun telah diberlakukan jeda tersebut, pasukan ‘Israel’ tetap membantai setidaknya 43 warga Palestina pada Ahad pagi.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan pada hari tersebut bahwa mereka telah mencatat enam kematian lagi dalam 24 jam sebelumnya, akibat kelaparan dan kekurangan gizi, termasuk dua anak-anak.
Hal ini menjadikan jumlah total kematian akibat kelaparan menjadi 133, di mana 87 di antaranya merupakan anak-anak.
World Central Kitchen: Dunia Tak Punya Alasan untuk Diam
Pendiri World Central Kitchen, José Andrés, mengecam sikap dunia internasional terhadap kondisi dua juta orang di Gaza yang berada di ambang kelaparan massal.
Dalam pernyataan pers pada Ahad (27/7/2025), Andrés menambahkan, “Tidak ada alasan bagi dunia untuk diam. Mereka yang memiliki hati nurani harus bertindak sekarang menghentikan kelaparan di Gaza.”
Dia menekankan bahwa penjajah ‘Israel’ bertanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dasar bagi warga sipil di Gaza.
“Konvoi bantuan kami mengalami penjarahan sebelum ‘Israel’ memblokir bantuan kemanusiaan pada Maret lalu,” ungkapnya.
Andrés mendesak pembukaan koridor kemanusiaan bagi semua organisasi bantuan yang beroperasi di Gaza.
Sementara itu, situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk. Semua pos pelintasan ditutup sepenuhnya selama lebih dari 140 hari, meskipun ada kesepakatan sebelumnya tentang gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang tidak diimplementasikan oleh penjajah ‘Israel’.
‘Israel’—dengan dukungan AS—terus melancarkan genosida terhadap penduduk Gaza melalui pembunuhan massal, kelaparan sistematis, penghancuran infrastruktur, dan pengusiran paksa jutaan penduduk sipil.
Selain itu, ‘Israel’ terang-terangan menentang seruan internasional dan putusan Mahkamah Internasional yang menuntut penghentian perang. (Al Jazeera | PIC)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
