Tokoh Perlawanan Palestina Diisolasi dan Disiksa di Penjara Penjajah Zionis
6 August 2025, 14:28.

Sumber: PIC
PALESTINA (PIC) – Tawanan Palestina, Abbas as-Sayyed, seorang tokoh perlawanan Brigade al-Qassam Hamas, dilaporkan telah dipukuli secara brutal oleh penjaga penjara ‘Israel’ selama pemindahannya ke sel isolasi di Penjara Megiddo.
Menurut sumber hak asasi manusia, Sayyed saat ini menghadapi penyiksaan dan isolasi, serta ditolak akses ke perawatan medis, komunikasi, dan pemantauan independen terhadap kondisinya.
Selama berbulan-bulan, Sayyed mengalami berbagai masalah kesehatan dan menghadapi pengabaian medis yang disengaja sejak dipindahkan ke sel isolasi di Penjara Ramon setelah peristiwa 7 Oktober 2023.
Dia dilaporkan menderita peradangan mata dan kulit yang parah karena ditahan dalam kondisi penahanan yang sangat lembap dan tidak higienis.
Sayyed juga mengalami kelaparan di penjara, dia menerima makanan yang tidak cukup dan berkualitas buruk. Akibatnya, berat badannya turun menjadi hanya 55 kilogram.
Sayyed telah beberapa kali diikat dan diserang oleh serdadu penjajah ‘Israel’ selama razia di selnya. Dia juga tidak boleh dikunjungi dokter atau pengacara.
Tawanan Palestina Meninggal di Penjara
Sebelumnya, Komisi Urusan Tawanan dan Mantan Tawanan bersama Lembaga Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengumumkan gugurnya Sayel Rajab Abu Nasr, tawanan berusia 60 tahun asal Gaza, di dalam penjara penjajah ‘Israel’.
Abu Nasr ditangkap pada November 2023 dan meninggal pada 21 Januari 2025; dalam kondisi sangat menyedihkan dan penuh kekerasan.
Lembaga tersebut menyatakan gugurnya Abu Nasr menambah panjang daftar kejahatan sistematis terhadap tawanan Gaza. Yakni meliputi penyiksaan, kelaparan, pengabaian medis, dan kekerasan seksual.
Kasus tersebut menambah jumlah tawanan yang gugur di dalam penjara penjajah ‘Israel’ sejak awal genosida menjadi 75 orang, termasuk 46 orang dari Gaza.
Pusat Pertahanan Tahanan Palestina, Ahad (3/8/2025), menyatakan bahwa penjajah zionis terus menahan 24 dokter dari wilayah Gaza dalam kondisi yang sangat keras dan tidak manusiawi.
Lembaga tersebut melaporkan bahwa para dokter yang ditahan telah mengalami perlakuan kasar dan penyiksaan yang sistematis.
Dua dokter, Adnan Al-Barsh dan Iyad Al-Rantisi, telah gugur akibat penyiksaan yang ekstrem. (PIC)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
