Tutupi Kejahatan Besarnya, Penjajah Terus Membunuh dan Meneror Jurnalis
13 August 2025, 16:51.
GAZA (Al Jazeera) – Ahmad Al-Najjar, dari kota Khan Yunis di Gaza selatan, mendoakan dan memberikan penghormatan kepada lima jurnalis Al Jazeera yang gugur akibat serangan ‘Israel’ di Kota Gaza.
Ia menggambarkannya sebagai tragedi paling mengejutkan yang dialami komunitas jurnalis di wilayah kantong tersebut.
“Ini masih mengejutkan. Hentakannya belum mereda,” ujarnya. “Sejujurnya, untuk pertama kalinya, dalam 22 bulan, komunitas jurnalis Gaza belum pernah terguncang seperti ini sebelumnya. (Meski) kami telah menyaksikan (begitu banyak tragedi) selama 22 bulan terakhir.”
“Namun, untuk pertama kalinya, yang ini berbeda. Ini sangat mengejutkan dengan cara yang tak pernah kami bayangkan sebelumnya. Berbulan-bulan ancaman, intimidasi, serta teror terus-menerus dilakukan terhadapnya (Anas al-Sharif). Penjajah zionis dengan jelas mengatakan bahwa ‘kami’ akan mengejar kalian,” ungkap Al-Najjar.
Serangan penjajah ‘Israel’ itu secara sengaja menargetkan koresponden Al Jazeera Anas al-Sharif, empat rekannya, dan seorang jurnalis lepas.
Sekira 270 jurnalis, rata-rata 13 jurnalis setiap bulan, telah gugur dibunuh serdadu ‘Israel’ sejak genosida dimulai pada Oktober 2023.
Sementara itu, jurnalis ‘Israel’, Yuval Abraham, menuduh intelijen militer negara palsu zionis sengaja menciptakan unit khusus untuk membantu membenarkan serangan di Gaza, termasuk pembunuhan para jurnalis.
“Setelah 7 Oktober, sebuah tim bernama ‘Sel Legitimasi’ dibentuk di AMAN,” kata Abraham dalam sebuah unggahan di X.
“Personel intelijen mencari informasi untuk memberikan ‘legitimasi’ atas tindakan tentara mereka di Gaza, menuduh sepihak peluncuran roket Hamas gagal, penggunaan perisai manusia, dan eksploitasi penduduk sipil.”
“Misi utamanya … adalah menemukan jurnalis Gaza yang dapat digambarkan dan dituduh sepihak di media sebagai agen Hamas yang menyamar,” tambah Abraham, salah satu sutradara film dokumenter peraih Oscar, No Other Land.
Ia mengatakan tujuannya adalah untuk “menutupi pembunuhan semua jurnalis lainnya” dengan menebar keraguan.
“Saya pikir ‘Israel’ membunuh Anas al-Sharif hanya karena dia seorang jurnalis,” tegas Abraham, “dan karena alasan yang sama, media internasional dilarang memasuki Gaza: agar kejahatan tidak terlalu terlihat,” jelas Abraham. (Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
