Tsunami Kemanusiaan: Agresi Genosida Terus Berlangsung, Tak Ada Tempat yang Aman
21 August 2025, 19:49.

Foto: PIC
GAZA (PIC | Al Jazeera) – Adnan Abu Hasna, penasihat media untuk Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Rabu (20/8/2025), memperingatkan bahwa Gaza menghadapi tsunami kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai akibat genosida zionis ‘Israel’ yang terus berlangsung.
Abu Hasna mengatakan bahwa ‘Israel’ mempertahankan kendali atas hampir 86 persen wilayah Gaza, baik melalui kehadiran militer langsung maupun perintah evakuasi paksa yang membuat wilayah yang luas tidak dapat dihuni.
Ia menekankan bahwa hal ini membuat ‘Israel’ bertanggung jawab penuh di hadapan komunitas internasional atas kehidupan lebih dari dua juta orang, termasuk penyediaan layanan penting, seperti layanan kesehatan, pendidikan, air, listrik, telekomunikasi, bahkan pengumpulan sampah.
Abu Hasna menyatakan kelaparan yang melanda Gaza merupakan “kelaparan buatan manusia” atau kelaparan paksa.
Tindakan zionis memaksa warga Palestina mengungsi atau pindah ke selatan dikatakannya merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum humaniter internasional, Konvensi Jenewa, dan Piagam PBB.
Ia juga mencatat bahwa ‘Israel’ sedang berupaya membubarkan UNRWA sebagai bagian dari strategi yang lebih luas yang bertujuan untuk melemahkan isu pengungsi Palestina. Meski menjadi sasaran, UNRWA akan melanjutkan misinya.
Ribuan staf terus berupaya memberikan dukungan psikologis, tempat tinggal, distribusi air, dan pengelolaan limbah; di tengah kondisi yang memprihatinkan.
“Hal yang kami lakukan sekarang bukanlah tentang meningkatkan kualitas hidup,” tegas Abu Hasna, “ini tentang menjaga agar orang-orang tetap hidup di tanah air mereka.”
Pihaknya mendesak gencatan senjata segera dan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
Gaza, rumah bagi lebih dari dua juta penduduk, digempur genosida sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023; dengan kondisi kesehatan dan pangan yang menurun drastis, terutama di wilayah utara.
Organisasi-organisasi internasional terus memperingatkan akan krisis kesehatan dan gizi yang semakin dalam.
UNRWA baru-baru ini melaporkan bahwa tingkat kekurangan gizi anak di Gaza meningkat dua kali lipat antara bulan Maret dan Juni tahun ini akibat pengepungan yang sedang berlangsung dan kekurangan pasokan dasar.
Tak Ada Tempat yang Aman
Sedikitnya 18.885 anak termasuk di antara lebih dari 62.000 warga Gaza yang syahid dibantai penjajah ‘Israel’ sejak dimulainya agresi genosida di wilayah kantong Palestina hampir dua tahun lalu itu, menurut Kantor Media Pemerintah di Gaza.
Data jumlah korban ini muncul ketika Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, mengatakan pada hari Selasa (19/8/2025) bahwa tidak ada tempat yang aman bagi anak-anak di Gaza, kelaparan merajalela akibat blokade biadab ‘Israel’ terhadap bantuan dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan.
Sekolah-sekolah yang dikelola PBB telah menjadi tempat penampungan bagi ratusan ribu Ahlu Syam Gaza di tengah pengeboman penjajah zionis ‘Israel’ yang tak pernah berhenti dan telah meratakan rumah-rumah warga.
Warga Gaza telah mencari perlindungan di bawah bendera PBB, tetapi tempat penampungan tersebut tetap disasar sehingga menjadi tempat kematian; termasuk bagi anak-anak yang jumlahnya sudah sangat banyak.
“Tidak ada tempat yang aman bagi anak-anak di Gaza. Lakukan gencatan senjata sekarang juga,” desak badan PBB tersebut.
UNRWA mencatat bahwa dalam lima bulan terakhir agresi, sejak negara palsu ‘Israel’ secara sepihak membatalkan kesepakatan gencatan senjata dan melanjutkan serangan biadabnya, rata-rata lebih dari 540 anak telah dibunuh setiap bulan. (PIC | Al Jazeera)
Berikan Infaq terbaik Anda. Klik di sini.
